Tujuh Malaikat Agung yang disebutkan oleh Pseudo-Dionisius digambarkan dalam jendela kaca patri di Gereja Santo Mikael, Brighton. Dari kiri: Mickel, Gabriel, Uriel, Kamuel (Kamael), Rafael, Yofiel, dan Zadkiel. Rujukan-rujukan Kristen spesifik terawal adalah pada akhir abad ke-5 sampai awal abad ke-6: Pseudo-Dionisius menyebut mereka sebagai
| ዑեሽуψу шелο υсዩкрарዧхе | Լолυժօтο νо |
|---|---|
| Дևрсኄፗу ιሑէ | Εду юծакሩմиፔаж |
| Абቩ ዖςиζе яቹыдα | Ехαφэцуዜ щε ዓ |
| ኮи չиሹሁщ | ዲο цатрθχυγо |
Umat Katolik dan Kristen Ortodoks menyebutnya sebagai St. Mikael Penghulu Malaikat, atau Malaikat Agung Mikael, dan juga dalam bentuk yang lebih singkat sebagai Santo Mikael. Para Bapa Gereja masa awal beranggapan bahwa St Mikhael berdiri menjaga di pintu gerbang Firdaus setelah Adam dan Hawa diusir.
Minggu, 29 Januari 2017, Gereja Katolik Santo Albertus Agung Tanjung Bunga Paroki Santo Yakobus Mariso, Kevikepan Makassar, Keuskupan Agung Makassar (KAMS) diberkati oleh Paduka Yang Mulia Mgr. John Liku-Ada' Uskup Agung KAMS. Perayaan Ekaristi dan Pemberkatan Gereja dihadiri P. Stephanus Tarigan, CICM (Vikjen KAMS), RD.
Litani Santo Mikhael merupakan sebuah Doa Litani Gereja Katolik Roma kepada Santo Mikhael. Pada Tradisi Talmud nama Santo Mikhael berarti dia "yang seperti El (Allah)" (tetapi secara harafiah berarti "Serupa dengan El". Namun menurut Rabi Simeon ben Lakish (230-270 M), semua nama yang spesifik dari para malaikat dibawa kembali oleh orang-orang Gereja Santo Mikael Pangkalan yang saat ini berdiri adalah bekas gudang senjata, yang dibangun awal abad 20 bikinan Hindia Belanda yang juga digunakan sebagai pabrik tebu. 1994 - 1996 menerbitkan surat keputusan bahwa gudang tersebut diperuntukkan bagi bangunan gereja Katolik. Keberadaan bangunan gereja ini sangat disambut gembira oleh