Inilahpembahasan selengkapnya mengenai download surat al waqiah latin dan terjemahannya pdf. 115 rows Al Quran Latin Ayat Al Quran Versi TulisanTeks Latin 30 Juz. Al Quran digital dengan terjemahan Bahasa Indonesia dan audio mp3 murattal full 114 surah atau 30 juz tanpa pembatasan.
الٓر ۚ كِتَٰبٌ أُحْكِمَتْ ءَايَٰتُهُۥ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِن لَّدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍ Arab-Latin Alif lām rā, kitābun uḥkimat āyātuhụ ṡumma fuṣṣilat mil ladun ḥakīmin khabīrArtinya Alif laam raa, inilah suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi Allah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu, Yunus 109 ✵ Hud 2 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangTafsir Berharga Mengenai Surat Hud Ayat 1 Paragraf di atas merupakan Surat Hud Ayat 1 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi tafsir berharga dari ayat ini. Ada variasi penjabaran dari para ulama terhadap kandungan surat Hud ayat 1, misalnya sebagaimana di bawah ini📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia Alif lam Ro keterangan tentang huruf-huruf yang terputus-putus di awal surat penjelasannya telah berlalu di awal pada permulaan surat al-baqarah. Kitab yang diturunkan Allah kepaada Muhammad ini, ayat-ayat nya telah terpelihara dari kesalahan dan kebatilan. kemudian diterangkan dengan adanya perintah dan larangan seta penjelasan halal dan haram dari sisi Allah, Dzat yang mahabijaksana dalam mengatur segala urusan, yang maha mengetahui bagaimana perkara-perkara itu berkesudahan.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram1. Alif Lām Rā. Pembahasan tentang huruf-huruf semacam ini sudah ada di awal surah Al-Baqarah. Al-Qur`ān adalah kitab yang ayat-ayatnya dan maknanya disusun dengan tepat dan kata-katanya ditata dengan baik. Maka engkau tidak melihat adanya celah atau kekurangan di dalamnya. Kemudian ayat-ayat itu diberi penjelasan dengan menyebutkan halal dan haram, perintah dan larangan, janji dan ancaman, kisah-kisah dan lain-lain, dari sisi Tuhan Yang Maha Bijaksana dalam mengatur makhluk-Nya dan menetapkan syariat-Nya, lagi Maha Mengetahui kondisi hamba-hamba-Nya dan apa yang terbaik untuk mereka.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah1. Surat ini dimulai dengan huruf-huruf tersebut sebagai peringatan dan tantangan. Al-Qur’an diturunkan menggunakan bahasa arab, dan inilah huruf-hurufnya; maka dapatkah orang-orang yang fasih dan mahir dalam bahasa arab untuk membuat layaknya al-Qur’an atau satu suratnya? Al-Qur’an adalah kitab yang sangat sempurna dalam susunannya, sifatnya, dan ungkapannya; tidak ada kekurangan dan pertentangan di dalamnya, ayat-ayatnya sempurna dan terperinci, dan tersusun dari penjelasan dan bukti-bukti yang sangat dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah1. الٓر ۚ Alif laam raa Huruf-huruf hijjaiyah ini telah disebutkan penafsirannya di awal surat al-Baqarah. كِتٰبٌinilah suatu kitab Yakni al-Qur’an. أُحْكِمَتْ ءَايٰتُهُۥyang ayat-ayatnya disusun dengan rapi Yakni ayat-ayat yang kuat dan sempurna, yang tidak mempunyai kekurangan dan tidak mungkin dihancurkan seperti bangunan yang kuat; dan ayat-ayat ini tidak akan diganti sebagaimana Taurat dan Injil. ثُمَّ فُصِّلَتْserta dijelaskan secara terperinci Dengan janji kebaikan dan ancaman, pahala dan siksaan. Makna dari penyempurnaan ayat-ayat ini adalah bahwa ia tidak ada kerusakan dan tidak ada perselisihan. مِن لَّدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍyang diturunkan dari sisi Allah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu Yakni yang disempurnakan oleh Allah Yang Maha Bijaksana, dan dijelaskan oleh-Nya yang Maha Mengetahui segala urusan.📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia1 DIantara tadabbur qur'an dari ayat ini, kita menemukan adanya mukjizat sebagai seni yang nampak dan tersembunyi, yaitu dari segi lafazh dan makna, lafazh-lafazhnya yang disusun rapi, dan maknanya yang dijelaskan secara terperinci, atau sebaliknya walaupun ada khilaf dalam hal ini, karena setiap lafazh dan maknanya tidak akan cacat dan tercemari oleh tangan-tangan keji, ayat-ayat yang telah mengabarkan tentang hal-hal ghaib yang pernah ada dan telah terbukti kejadiannya secara ilmiyah, ayat-ayat suci yang memerintahkan kepada kebaikan, dan melarang dari segala kerusakan dan keburukan. 2 . Di ayat mengatakan { مِنْ لَدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍ } dan tidak dengan kata { من رحمن الرحيم }; sebagai catatan bahwa mukjizat ini mesti dengan kebijaksaan dan ada hikmah baik di baliknya.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri SuriahKeutamaan Diriwayatkan dari Tirmidzi dan Hakim dari Ibnu Abbas berkata Abu Bakar berkata Ya Rasul, engkau telah beruban. Rasul menjawab Surat Hud, Al-waqi’ah, Al-mursalat, Amma yatasaalun, idzasy syamsu kuwwirat yang telah membuat rambutku beruban. Ini adalah hadis hasan sebagaimana dikatakan Tirmidzi, dan hadis sahih menurut Hakim. Nabi ditanya tentang apa yang telah membuat rambutnya beruban di surat Hud, Nabi menjawab Yaitu firman Allah Fastaqim kamaa umirtu 112. 1 Alif laam raa, untuk memberi perhatian, menantang bangsa Arab dan meneguhkan Al-Qur’an bahwa itu diturunkan dari sisi Allah. Al-Qur’an adalah kitab yang ayat-ayatnya tersusun rapi tanpa kurang dan berantakan seperti bangunan yang tersusun rapi, dalam lafadznya tersusun dengan rincian-rincian ayat, dalam maknanya dijelaskan kisah-kisah, nasehat dan hukum, dan waktu turunnya dalam jangka waktu sesuai kebutuhan dan kemaslahatan. Al-Qur’an ini adalah penjelas yang diturunkan dari sisi Allah Yang Maha Bijaksana dalam menciptakan, mengatur firman, kehendak dan ketentuanNya lagi Maha Mengetahui keadaan dan kebaikan manusia,Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahAlif Lām Rā. Kitab yang ayat-ayatnya telah disusun rapi} ayat-ayatnya telah disempurnakan sehingga tidak ada pertentangan dan tidak ada kecacatan {kemudian dirincikan} dejelaskan tentang perintah, larangan, janji, yang diberi janji, pahala, dan hukuman {dari sisi} dari sisi {Dzat Yang Maha bijaksana lagi Maha Mengetahui📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H1. Allah berfirman, “Inilah suatu kitab”, yang agung yang diturunkan dengan mulia “yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi.” Yakni dengan sempurna dan bagus. Berita-beritanya jujur, perintah dan larangannya adil, lafazhnya fasih, maknanya indah “kemudian dijelaskan secara terperinci.” Yakni diterangkan dan diperjelas sebagai bentuk penjelasan yang paling tinggi, “yang diturunkan dari sisi Allah Yang Mahabijaksana.” Meletakkan segala sesuatu di tempatnya, mendudukannya pada posisinya, tidak memerintahkan dan melarang kecuali sesuai dengan tuntutan hikmahNya. “Lagi Mahatahu”, yang mengetahui lahir dan batin. Jika penataannya yang rapid an penjelasannya dari Allah Yang Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui, maka sesudah itu janganlah kamu bertanya tentang kebesaranNYa, keagunganNya dan pencakupanNya atas hikmah yang sempurna dan rahmat yang luas.📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid NabawiMakna kata آلر Aliif Laam Raa Ini adalah salah satu dari Huruf Muqatha’ah tertulis آلر dan dibaca, Aliif Laam Raa. أُحۡكِمَتۡ Uhkimat Tersusun, ditata dengan rapi dan sempurna, tidak ada cacat sedikit pun. فُصِّلَتۡ Fushshilat Penjelasan mengenai hukum, kisah, pelajaran, serta berbagai macam petunjuk. مِن لَّدُنۡ Mil ladun Dari sisi حَكِيمٍ خَبِيرٍ Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui, yaitu Allah jalla wa alaa. Makna Ayat Firman-Nya ta’ala آلر adalah termasuk ayat yang mutasyabih, sehingga sudah sepantasnya untuk menyerahkan maknanya kepada Allah, maka dikatakan “Allah lebih mengetahui maknanya.” Namun terdapat 2 faidah, yang pertama Bahwa Al-Qur’anul Karim—Allah menantang seluruh manusia untuk membuat yang semisalnya atau satu surat yang mirip—terdiri dari huruf ini آلم , آلر , طه, طس, حم, ق, ن, , maka buatlah yang semisal huruf-huruf ini jika kalian masih tidak mampu. Jika kalian tak mampu, ketahuilah bahwa Al-Qur’an adalah kitab Allah dan wahyu-Nya serta Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, maka berimanlah kalian. Yang kedua Ketika mereka enggan mendengarkan Al-Qur’an, bahkan mereka membuat kegaduhan ketika dibacakan Al-Qur’an dan mereka melarang penyebarannya, kemudian datang huruf-huruf ini yang menyelisihi keumuman bahasa serta dialek mereka, sehingga mereka terdorong untuk menyimaknya. Dan ketika mendengarnya, mereka tersentuh dan beriman dengannya. Inilah sebaik-baik faidah yang dimiliki Huruf Muqaththa’ah. Firman-Nya ta’ala كِتَٰبٌ أُحۡكِمَتۡ ءَايَٰتُهُۥ kitab yang agung ini Al-Qur’an terdiri dari huruf-huruf ini, tersusun dan tertata dengan sempurna tidak ada kesalahan sedikitpun, baik dari sisi susunan kata ataupun maknanya. Dan firman-Nya ثُمَّ فُصِّلَتْ Dijelaskan apa yang terkandung di dalamnya berupa hukum, syari’at, nasehat, aqidah, sastra serta akhlak, dan kandungan-kandungan yang tidak ada tandingannya dari kitab-kitab lain. Firman-Nya مِنْ لَّدُنْ حَكِيْمٍ خَبِيْرٍ Yang Maha Bijaksana lagi Maha Teliti-lah yang menjelaskannya. Maha Bijaksana dalam pengaturan, syariat, hukum dan ketentuan-Nya. Maha Teliti akan keadaan hamba-hamba-Nya, urusan seluruh makhluk-Nya. Maka tidaklah kitab, hukum serta penjelasan-Nya, kecuali menjadi yang paling dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Hud ayat 1 Maksudnya diperinci atas beberapa macam, ada yang berbicara mengenai aqidah, ibadah, hukum, kisah, akhlak, ilmu pengetahuan, janji dan peringatan, nasehat, perumpamaan dan lain-lain. Dia meletakkan sesuatu pada tempatnya, menempatkan sesuatu pada posisinya, tidak memerintah dan melarang kecuali sesuai kebijaksanaan-Nya. Dia mengetahui yang nampak maupun yang tersembunyi. Oleh karena berasal dari sisi Allah yang Mahabijaksana lagi Maha Teliti, maka anda tidak perlu menanyakan tentang keagungan kitab itu serta kandungannya yang penuh hikmah dan rahmat.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Hud Ayat 1Alif lam ra. Inilah kitab, Al-Qur'an yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi, terpelihara dari kekeliruan, kemudian kandungannya dijelaskan secara terperinci, ada yang mengenai tauhid, hukum, kisah, akhlak, ilmu pengetahuan, janji dan peringatan, dan lain lain, disusun surat demi surat, ayat demi ayat, yang diturunkan dari sisi Allah yang mahabijaksana dalam setiap keputusan-Nya, mahateliti dalam semua ketetapan-nAllah menurunkan ayat-ayat Al-Qur'an yang sangat indah dan tersusun rapi serta mendetail kandungannya, agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku, Muhammad, adalah pemberi peringatan adanya siksa bagi orang-orang yang ingkar dan pembawa berita gembira dari-Nya, yakni surga untukmu wahai orang-orang yang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikianlah beraneka penafsiran dari berbagai ulama tafsir terkait isi dan arti surat Hud ayat 1 arab-latin dan artinya, semoga membawa manfaat bagi kita. Bantulah dakwah kami dengan mencantumkan backlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan Halaman Tersering Dicari Kaji banyak topik yang tersering dicari, seperti surat/ayat Al-Baqarah 286, Yunus 40-41, Al-Mujadalah 11, Az-Zalzalah, At-Takatsur, Al-Baqarah 83. Ada pula An-Nur 2, Asy-Syams, Al-Isra 23, Al-Hujurat 12, Ali Imran, Al-Ma’idah 2. Al-Baqarah 286Yunus 40-41Al-Mujadalah 11Az-ZalzalahAt-TakatsurAl-Baqarah 83An-Nur 2Asy-SyamsAl-Isra 23Al-Hujurat 12Ali ImranAl-Ma’idah 2 Pencarian surat ke 2 ayat 172 latin dan artinya, quran surat al-qamar ayat 49, arrijalu qawwamuna alannisa, subhanalladzi kholaqol azwaaja kullaha artinya, latin surat al imran ayat 190-191 Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
Desember2018. Jumlah halaman surah: 297 Halaman. Baca: Al Kahfi Surat Latin. Surat Al Kahfi Ayat 1 10 Latin Dan Artinya Keutamaan Hafal Surat Al Kahfi Ayat 1. Itulah Rincian surah al kahfi latin dan terjemahan pdf, Surat al kahfi ayat 1 10 latin dan artinya keutamaan hafal surat al kahfi ayat 1 surat yasin arab dan latin pdf 31 ogos 2018
Loading... بسم الله الرحمن الرحيم Sahih InternationalAlif, Lam, Ra. [This is] a Book whose verses are perfected and then presented in detail from [one who is] Wise and Acquainted. Sahih International[Through a messenger, saying], "Do not worship except Allah . Indeed, I am to you from Him a warner and a bringer of good tidings," Sahih InternationalAnd [saying], "Seek forgiveness of your Lord and repent to Him, [and] He will let you enjoy a good provision for a specified term and give every doer of favor his favor. But if you turn away, then indeed, I fear for you the punishment of a great Day. Sahih InternationalTo Allah is your return, and He is over all things competent." Sahih InternationalUnquestionably, they the disbelievers turn away their breasts to hide themselves from Him. Unquestionably, [even] when they cover themselves in their clothing, Allah knows what they conceal and what they declare. Indeed, He is Knowing of that within the breasts. Sahih InternationalAnd there is no creature on earth but that upon Allah is its provision, and He knows its place of dwelling and place of storage. All is in a clear register. Sahih InternationalAnd it is He who created the heavens and the earth in six days - and His Throne had been upon water - that He might test you as to which of you is best in deed. But if you say, "Indeed, you are resurrected after death," those who disbelieve will surely say, "This is not but obvious magic." Sahih InternationalAnd if We hold back from them the punishment for a limited time, they will surely say, "What detains it?" Unquestionably, on the Day it comes to them, it will not be averted from them, and they will be enveloped by what they used to ridicule. Sahih InternationalAnd if We give man a taste of mercy from Us and then We withdraw it from him, indeed, he is despairing and ungrateful. Sahih InternationalBut if We give him a taste of favor after hardship has touched him, he will surely say, "Bad times have left me." Indeed, he is exultant and boastful -
bacaanquran surat hud dan arti terjemahanya lengkap mp3 surah perayat untuk panduan hukum dan latin..tafsir..keutamaan..manfaat dan pelajari juga tafsir surat lainnya seperti surat al 'ankabut atau lainnya supaya pemahaman dan keimanan kita semakin meningkat. selain dari pada bacaan surat hud arab latin dan
11. QS. Hud Nabi Hud 123 ayat الٓرٰ ۚكِتٰبٌ اُحۡكِمَتۡ اٰيٰـتُهٗ ثُمَّ فُصِّلَتۡ مِنۡ لَّدُنۡ حَكِيۡمٍ خَبِيۡرٍۙ Alif-Laaam-Raa; Kitaabun uhkimat Aayaatuhuu summa fussilat mil ladun Hakiimin Khabiir 1. Alif Lam Ra. Inilah Kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi kemudian dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi Allah Yang Mahabijaksana, Mahateliti, اَلَّا تَعۡبُدُوۡۤا اِلَّا اللّٰهَ ؕ اِنَّنِىۡ لَـكُمۡ مِّنۡهُ نَذِيۡرٌ وَّبَشِيۡرٌ Allaa ta'buduuu illal laah; innanii lakum minhu naziirunw wa bashiir 2. agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku Muhammad adalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira dari-Nya untukmu. وَّاَنِ اسۡتَغۡفِرُوۡا رَبَّكُمۡ ثُمَّ تُوۡبُوۡۤا اِلَيۡهِ يُمَتِّعۡكُمۡ مَّتَاعًا حَسَنًا اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى وَ يُؤۡتِ كُلَّ ذِىۡ فَضۡلٍ فَضۡلَهٗ ؕ وَاِنۡ تَوَلَّوۡا فَاِنِّىۡۤ اَخَافُ عَلَيۡكُمۡ عَذَابَ يَوۡمٍ كَبِيۡرٍ Wa anis taghfiruu Rabbakum summa tuubuuu ilaihi yumatti'kum mataa'an hasanan ilaaa ajalim musammanw wa yu'ti kulla zii fadlin fadlahuu wa in tawallaw fa inniii akhaafu 'alaikum 'azaaba Yawmin Kabiir 3. Dan hendaklah kamu memohon ampunan kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya, niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu sampai waktu yang telah ditentukan. Dan Dia akan memberikan karunia-Nya kepada setiap orang yang berbuat baik. Dan jika kamu berpaling, maka sungguh, aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang besar Kiamat. اِلَى اللّٰهِ مَرۡجِعُكُمۡۚ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيۡرٌ Ilal laahi marji'ukum wa Huwa 'alaa kulli shai'in Qadiir 4. Kepada Allah-lah kamu kembali. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. اَلَاۤ اِنَّهُمۡ يَثۡنُوۡنَ صُدُوۡرَهُمۡ لِيَسۡتَخۡفُوۡا مِنۡهُؕ اَلَا حِيۡنَ يَسۡتَغۡشُوۡنَ ثِيَابَهُمۡۙ يَعۡلَمُ مَا يُسِرُّوۡنَ وَمَا يُعۡلِنُوۡنَۚ اِنَّهٗ عَلِيۡمٌۢ بِذَاتِ الصُّدُوۡرِ Alaa innahum yasnuuna suduurahum liyastakhfuu minh; alaa hiina yastaghshuuna siyaabahum ya'lamu maa yusiruuna wa maa yu'linuun; innahuu 'aliimum bizaatis suduur 5. Ingatlah, sesungguhnya mereka orang-orang munafik memalingkan dada untuk menyembunyikan diri dari dia Muhammad. Ingatlah, ketika mereka menyelimuti dirinya dengan kain, Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka nyatakan, sungguh, Allah Maha Mengetahui segala isi hati. وَمَا مِنۡ دَآ بَّةٍ فِى الۡاَرۡضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزۡقُهَا وَ يَعۡلَمُ مُسۡتَقَرَّهَا وَمُسۡتَوۡدَعَهَاؕ كُلٌّ فِىۡ كِتٰبٍ مُّبِيۡنٍ Wa maa min daaabbatin fil ardi illaa 'alal laahi rizquhaa wa ya'lamu mustaqarrahaa wa mustawda'ahaa; kullun fii Kitaabim Mubiin 6. Dan tidak satupun makhluk bergerak bernyawa di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam Kitab yang nyata Lauh Mahfuzh. وَ هُوَ الَّذِىۡ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ فِىۡ سِتَّةِ اَ يَّامٍ وَّكَانَ عَرۡشُهٗ عَلَى الۡمَآءِ لِيَبۡلُوَكُمۡ اَيُّكُمۡ اَحۡسَنُ عَمَلًا ؕ وَلَٮِٕنۡ قُلۡتَ اِنَّكُمۡ مَّبۡعُوۡثُوۡنَ مِنۡۢ بَعۡدِ الۡمَوۡتِ لَيَـقُوۡلَنَّ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡۤا اِنۡ هٰذَاۤ اِلَّا سِحۡرٌ مُّبِيۡنٌ Wa Huwal lazii khalaqas samaawaati wal alrda fii sittati aiyaaminw wa kaana 'Arshuhuu alal maaa'i liyablu wakum aiyukum ahsanu 'amalaa; wa la'in qulta innakum mab'uusuuna mim ba'dil mawti la yaquulanal laziina kafaruu in haazaaa illaa sihrum mubiin 7. Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan Arsy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya. Jika engkau berkata kepada penduduk Mekah, "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan setelah mati," niscaya orang kafir itu akan berkata, "Ini hanyalah sihir yang nyata." وَلَٮِٕنۡ اَخَّرۡنَا عَنۡهُمُ الۡعَذَابَ اِلٰٓى اُمَّةٍ مَّعۡدُوۡدَةٍ لَّيَـقُوۡلُنَّ مَا يَحۡبِسُهٗؕ اَلَا يَوۡمَ يَاۡتِيۡهِمۡ لَـيۡسَ مَصۡرُوۡفًا عَنۡهُمۡ وَحَاقَ بِهِمۡ مَّا كَانُوۡا بِهٖ يَسۡتَهۡزِءُوۡنَ Wala'in akhkharnaa 'anhumul 'azaaba ilaaa ummatim ma'duudatil la yaquulunna maa yahbisuh; alaa yawma yaatiihim laisa masruufan 'anhum wa haaqa bihim maa kaanuu bihii yastahzi'uun 8. Dan sungguh, jika Kami tangguhkan azab terhadap mereka sampai waktu yang ditentukan, niscaya mereka akan berkata, "Apakah yang menghalanginya?" Ketahuilah, ketika azab itu datang kepada mereka, tidaklah dapat dielakkan oleh mereka. Mereka dikepung oleh azab yang dahulu mereka memperolok-olokkannya. وَلَٮِٕنۡ اَذَقۡنَا الۡاِنۡسَانَ مِنَّا رَحۡمَةً ثُمَّ نَزَعۡنٰهَا مِنۡهُۚ اِنَّهٗ لَيَـــُٔوۡسٌ كَفُوۡرٌ Wa la'in azaqnal insaana minnaa rahmatan summa naza'naahaa minhu, innahuu laya'uusun kafuur 9. Dan jika Kami berikan rahmat Kami kepada manusia, kemudian rahmat itu Kami cabut kembali, pastilah dia menjadi putus asa dan tidak berterima kasih. وَلَٮِٕنۡ اَذَقۡنٰهُ نَـعۡمَآءَ بَعۡدَ ضَرَّآءَ مَسَّتۡهُ لَيَـقُوۡلَنَّ ذَهَبَ السَّيِّاٰتُ عَنِّىۡ ؕ اِنَّهٗ لَـفَرِحٌ فَخُوۡرٌۙ Wala'in azaqnaahu na'maaa'a ba'da darraaa'a massat hu la yaquulanna zahabas saiyiaatu 'anniii; innahuu lafarihun fakhuur 10. Dan jika Kami berikan kebahagiaan kepadanya setelah ditimpa bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata, "Telah hilang bencana itu dariku." Sesungguhnya dia merasa sangat gembira dan bangga, اِلَّا الَّذِيۡنَ صَبَرُوۡا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِؕ اُولٰٓٮِٕكَ لَهُمۡ مَّغۡفِرَةٌ وَّاَجۡرٌ كَبِيۡرٌ Illal laziina sabaruu wa 'amilus saalihaati ulaaa'ika lahum maghfiratunw wa ajrun kabiir 11. kecuali orang-orang yang sabar, dan mengerjakan kebajikan, mereka memperoleh ampunan dan pahala yang besar. فَلَعَلَّكَ تَارِكٌۢ بَعۡضَ مَا يُوۡحٰٓى اِلَيۡكَ وَضَآٮِٕقٌ ۢ بِهٖ صَدۡرُكَ اَنۡ يَّقُوۡلُوۡا لَوۡلَاۤ اُنۡزِلَ عَلَيۡهِ كَنۡزٌ اَوۡ جَآءَ مَعَهٗ مَلَكٌ ؕ اِنَّمَاۤ اَنۡتَ نَذِيۡرٌ ؕ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ وَّكِيۡلٌ Fala'allaka taarikum ba'da maa yuuhaaa ilaika wa daaa'iqum bihii sadruka ai yaquuluu law laaa unzila 'alaihi kanzun aw jaaa'a ma'ahuu malak; innamaa anta naziir; wallaahu 'alaa kulli shai'inw wakiil 12. Maka boleh jadi engkau Muhammad hendak meninggalkan sebagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan dadamu sempit karenanya, karena mereka akan mengatakan, "Mengapa tidak diturunkan kepadanya harta kekayaan atau datang bersamanya malaikat?" Sungguh, engkau hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah pemelihara segala sesuatu. اَمۡ يَقُوۡلُوۡنَ افۡتَـرٰٮهُ ؕ قُلۡ فَاۡتُوۡا بِعَشۡرِ سُوَرٍ مِّثۡلِهٖ مُفۡتَرَيٰتٍ وَّ ادۡعُوۡا مَنِ اسۡتَطَعۡتُمۡ مِّنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ اِنۡ كُنۡتُمۡ صٰدِقِيۡنَ Am yaquuluunaf taraahu qul faatuu bi'ashri Suwarim mislihii muftarayaatinw wad'uu manis tata'tum min duunil laahi in kuntum saadiqiin 13. Bahkan mereka mengatakan, "Dia Muhammad telah membuat-buat Al-Qur'an itu." Katakanlah, "Kalau demikian, datangkanlah sepuluh surah semisal dengannya Al-Qur'an yang dibuat-buat, dan ajaklah siapa saja di antara kamu yang sanggup selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar." فَاِلَّمۡ يَسۡتَجِيۡبُوۡا لَـكُمۡ فَاعۡلَمُوۡۤا اَنَّمَاۤ اُنۡزِلَ بِعِلۡمِ اللّٰهِ وَاَنۡ لَّاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ فَهَلۡ اَنۡتُمۡ مُّسۡلِمُوۡنَ Fa il lam yastajiibuu lakum fa'lamuuu annamaaa unzilla bi'ilmil laahi wa al laaa ilaaha illaa Huwa fahal antum muslimuun 14. Maka jika mereka tidak memenuhi tantanganmu, maka katakanlah, "Ketahuilah, bahwa Al-Qur'an itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwa tidak ada tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri masuk Islam?" مَنۡ كَانَ يُرِيۡدُ الۡحَيٰوةَ الدُّنۡيَا وَ زِيۡنَتَهَا نُوَفِّ اِلَيۡهِمۡ اَعۡمَالَهُمۡ فِيۡهَا وَهُمۡ فِيۡهَا لَا يُبۡخَسُوۡنَ Man kaana yuriidul hayaatad dunyaa ziinatahaa nuwaffi ilaihim a'maa lahum fiihaa wa hum fiihaa laa yubkhasuun 15. Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan balasan penuh atas pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. اُولٰٓٮِٕكَ الَّذِيۡنَ لَـيۡسَ لَهُمۡ فِىۡ الۡاٰخِرَةِ اِلَّا النَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوۡا فِيۡهَا وَبٰطِلٌ مَّا كَانُوۡا يَعۡمَلُوۡنَ Ulaaa'ikal laziina laisa lahum fil Aakhirati illan Naaru wa habita maa sana'uu fiihaa wa baatilum maa kaanuu ya'maluun 16. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh sesuatu di akhirat kecuali neraka, dan sia-sialah di sana apa yang telah mereka usahakan di dunia dan terhapuslah apa yang telah mereka kerjakan. اَفَمَنۡ كَانَ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنۡ رَّبِّهٖ وَيَتۡلُوۡهُ شَاهِدٌ مِّنۡهُ وَمِنۡ قَبۡلِهٖ كِتٰبُ مُوۡسٰٓى اِمَامًا وَّرَحۡمَةً ؕ اُولٰٓٮِٕكَ يُؤۡمِنُوۡنَ بِهٖ ؕ وَمَنۡ يَّكۡفُرۡ بِهٖ مِنَ الۡاَحۡزَابِ فَالنَّارُ مَوۡعِدُهٗ ۚ فَلَا تَكُ فِىۡ مِرۡيَةٍ مِّنۡهُ ۚ اِنَّهُ الۡحَـقُّ مِنۡ رَّبِّكَ وَلٰـكِنَّ اَكۡثَرَ النَّاسِ لَا يُؤۡمِنُوۡنَ Afaman kaana 'alas baiyinatim mir Rabbihii wa yatluuhu shaahidum minhu wa min qablihii Kitaabu Muusaaa imaamanw wa rahmah; ulaaa 'ika yu'minuuna bih; wa mai yakfur bihii minal Ahzaabi fan Naaru maw'iduh; falaa taku fii miryatim minh; innahul haqqu mir Rab 17. Maka apakah orang-orang kafir itu sama dengan orang yang sudah mempunyai bukti yang nyata Al-Qur'an dari Tuhannya, dan diikuti oleh saksi dari-Nya dan sebelumnya sudah ada pula Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka beriman kepadanya Al-Qur'an. Barangsiapa mengingkarinya Al-Qur'an di antara kelompok-kelompok orang Quraisy, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah engkau ragu terhadap Al-Qur'an. Sungguh, Al-Qur'an itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman. وَمَنۡ اَظۡلَمُ مِمَّنِ افۡتَـرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا ؕ اُولٰٓٮِٕكَ يُعۡرَضُوۡنَ عَلٰى رَبِّهِمۡ وَ يَقُوۡلُ الۡاَشۡهَادُ هٰٓؤُلَاۤءِ الَّذِيۡنَ كَذَبُوۡا عَلٰى رَبِّهِمۡ ۚ اَلَا لَـعۡنَةُ اللّٰهِ عَلَى الظّٰلِمِيۡنَۙ Wa man azlamu mimmanif taraa 'alal laahi kazibaa; ulaaa'ika yu'raduuna 'alaa Rabbihim wa yaquulul ashhaa duhaaa'ulaaa'il laziina kazabuu 'alaa Rabbihim; alaa la'natul laahi alaz zaalimiin 18. Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata, "Orang-orang inilah yang telah berbohong terhadap Tuhan mereka." Ingatlah, laknat Allah ditimpakan kepada orang yang zhalim, الَّذِيۡنَ يَصُدُّوۡنَ عَنۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ وَيَبۡغُوۡنَهَا عِوَجًا ؕ وَهُمۡ بِالۡاٰخِرَةِ هُمۡ كٰفِرُوۡنَ Allaziina yasudduuna 'an sabiilil laahi wa yabghuunahaa 'iwajanw wa hum bil Aakhiratihum kaafiruun 19. yaitu mereka yang menghalangi dari jalan Allah dan menghendaki agar jalan itu bengkok. Dan mereka itulah orang yang tidak percaya adanya hari akhirat. اُولٰٓٮِٕكَ لَمۡ يَكُوۡنُوۡا مُعۡجِزِيۡنَ فِى الۡاَرۡضِ وَمَا كَانَ لَهُمۡ مِّنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ مِنۡ اَوۡلِيَآءَ ۘ يُضٰعَفُ لَهُمُ الۡعَذَابُ ؕ مَا كَانُوۡا يَسۡتَطِيۡعُوۡنَ السَّمۡعَ وَمَا كَانُوۡا يُبۡصِرُوۡنَ Ulaaa'ika lam yakuunuu mu'jiziina fil ardi wa maa kaana lahum min duunil laahi min awliyaaa'; yudaa'afu lahumul 'azaab; maa kaanuu yastatii'uunas sam'a wa maa kaanuu yubsiruun 20. Mereka tidak mampu menghalangi siksaan Allah di bumi, dan tidak akan ada bagi mereka penolong selain Allah. Azab itu dilipatgandakan kepada mereka. Mereka tidak mampu mendengar kebenaran dan tidak dapat melihatnya.
اَلَّاتَعْبُدُوْٓا اِلَّا اللّٰهَ ۗاِنَّنِيْ لَكُمْ مِّنْهُ نَذِيْرٌ وَّبَشِيْرٌۙ allā ta'budū illallāh, innanī lakum min-hu nażīruw wa basyīr agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku (Muhammad) adalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira dari-Nya untukmu.
فَٱسْتَقِمْ كَمَآ أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا۟ ۚ إِنَّهُۥ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ Arab-Latin Fastaqim kamā umirta wa man tāba ma'aka wa lā taṭgau, innahụ bimā ta'malụna baṣīrArtinya Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Hud 111 ✵ Hud 113 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangHikmah Mendalam Tentang Surat Hud Ayat 112 Paragraf di atas merupakan Surat Hud Ayat 112 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam hikmah mendalam dari ayat ini. Didapati bermacam penjabaran dari banyak pakar tafsir terkait isi surat Hud ayat 112, sebagiannya sebagaimana tertera📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaMaka tetaplah kamu lurus Wahai Rasul, sebagaimana Tuhanmu memetintahkanmu dan orang-orang yang bertabaut bersamamu, dan janganlah kalian berbuat melampaui batas yang telah Allah tentukan kepada kalian. Sesungguhnya Tuhan kalian Maha Melihat semua perbuatan yang kalian lakukan seluruhnya, tidak ada yang tersembunyi bagiNya dari segala sesuatu dari perbuatan mereka, dan Dia akan memebiri balasan kepada kalian atas perbuatan-perbuatan tersebut.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram112. Maka tetaplah engkau -wahai Rasul- tegak seperti yang Allah perintahkan kepadamu. Maka jalankanlah perintah-perintah-Nya dan jauhilah larangan-larangan-Nya. Pun hendaknya orang-orang mukmin yang bertobat tetap mengikuti perintah Allah bersamamu dan tidak melampaui batas, berupa melakukan perbuatan maksiat. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka perbuat. Tidak ada satupun amal perbuatan mereka yang luput dari pengetahuan-Nya. Dan Dia akan memberikan balasan yang setimpal kepada kalian.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah112. Jika kamu telah menemukan jalan yang benar, maka beristiqamahlah bersama orang-orang yang bertaubat denganmu di atas agama Allah sesuai dengan perintah-Nya; dan janganlah kalian berbuat zalim sebagaimana kaum-kaum sebelum kalian, sehingga mereka berpaling dari jalan yang lurus, dan terjerumus ke dalam kelalaian atau sifat berlebih-lebihan. Allah Maha Mengetahui dan Maha Melihat amal perbuatan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah112. فَاسْتَقِمْ كَمَآ أُمِرْتَ Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu Yakni sebagaimana Allah telah memerintahkanmu. Sehingga masuk didalamnya semua yang diperintahkan dan dilarang-Nya. وَمَن تَابَ مَعَكَdan juga orang yang telah taubat beserta kamu Yakni agar orang-orang yang bertaubat bersamamu juga tetap berada dalam jalan yang benar. Betapa agung ayat ini dan betapa berat perintah yang ada didalamnya, kerena beristiqamah sebagaimana yang diperitahkan Allah tidak akan tercapai kecuali oleh jiwa yang bersih. وَلَا تَطْغَوْا۟ ۚ dan janganlah kamu melampaui batas Makna الطغيان yakni melampaui batas. Yakni janganlah kalian melampaui batas dengan berbuat kemaksiatan. إِنَّهُۥ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌSesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan Yang akan membalas kalian sesuai dengan haknya.📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia1 . Tadabburilah ayat ini dengan penuh seksama { فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ } "Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu" agar jelas bagimu bahwa diantara kesempurnaan istiqomah adalah keberadaanmu diatas apa yang sesuai dengan yang diperintahkan kepadamu, dan bukan yang nampak baik di dalam benakmu, karena tekadang hakikat istiqomah itu hanya dengan berpaling kepada kebenaran, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Nabi Ibrahim yang lurus; yakni berpaling kepada kebenaran. dan perlu anda fahamil bahwa apa yang dapat membawamu kepada kesesatan bisa benar di sisi orang-orang yang berakal buruk. 2 . Perhatikan, kenapa ayat ini memberikan konteks yang melarang untuk berbuat sesuatu yang melampaui batas, dan tidak melarang dari hal yang mengurangi amalan? karena ijtihad dalam istiqomah dapat menimbulkan sikap keras terhadap diri sendiri dan juga kepada orang lain. bahkan bisa sampai kepada derajat berlebihan, dan semua ini adalah hal yang melampaui batas.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah112. Tetaplah beristiqamah wahai Nabi untuk mengerjakan perintah Tuhanmu dan berdakwa kepadaNya. Teruslah beristiqamah sebagaimana yang diperintahkan dan dilarang Tuhan. Sebaiknya orang yang bertaubat di sisimu itu beristiqamah untuk menjauhi kesyirikan, tetap mengimani risalahmu dan tetap mengerjakan petunjukmu. Serta janganlah kalian melampaui batas dalam menunaikan perintah dan menjauhi larangan. Maknanya janganlah kalian berbuat kemaksiatan. Sesungguhnya Allah SWT Maha Melihat amal kalian dan akan membalas kalian sesuai amal tersebutMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahMaka tetaplah} maka tetaplah berpegang pada Islam {sebagaimana kamu telah diperintahkan, juga orang yang bertaubat bersamamu. Janganlah melampaui batas} Janganlah melalui batas ketentuan Allah {Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kalian kerjakan📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H112 manakala Allah mengabarkan tidak istiqamahnya mereka yang menjadi penyebab perselisihan dan perpecahan mereka, maka Allah memerintahkan nabiNya, dan orang orang mukmin yang bersamanya agar beristiqamah sebagaimana yang diperintahkan kepada mereka, maka mereka meniti syariat syariat yang telah Allah syariatkan, meyakini akidah akidah yang benar yang dikabarkan oleh Allah, tidak menyimpang dari hal tersebut ke kanan atau kekiri dan hendaknya mereka selalu begitu, tidak melampaui batas dari istiqamah yang telah diletakan oleh Allah. firmanNya ”sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” tidak sedikitpun dari amalmu yang samar bagiNya, Dia akan membalasmu atasnya. Ayat ini mengandung dorongan untuk beristiqamah dan melarang sebaliknya.📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid NabawiMakna kata فَٱسۡتَقِمۡ كَمَآ أُمِرۡتَ fastaqim kamaa umirta di atas perintah dan larangan, sebagaimana engkau diperintahkan, tanpa adanya pengurangan. وَلَا تَطۡغَوۡاْۚ walaa tathghau janganlah engkau melanggar hukum-hukum Allah. Makna ayat Firman-Nya فَٱسۡتَقِمۡ كَمَآ أُمِرۡتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ oleh karena itu, istiqamah lah engkau dan orang-orang beriman bersamamu seperti yang diperintahkan oleh Rabb mu dalam kitab-Nya, berkeyakinan lah dengan keyakinan yang benar, beramal salehlah, tinggalkan kebatilan, jauhi amal-amal buruk, sehingga balasan untuk kalian adalah balasan yang baik pada hari kiamat nanti. Firman-Nya وَلَا تَطۡغَوۡاْۚ janganlah kalian melampaui batas yang telah digariskan baik dalam masalah aqidah, perkataan, dan amal. Firman-Nya إِنَّهُۥ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٞ “Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kalian kerjakan.”, peringatan dari perbuatan melampaui batas, serta ancaman bagi orang-orang yang melenceng dari manhaj yang lurus. Pelajaran dari ayat • Wajibnya istiqamah di atas agama Allah dari segi aqidah, ibadah, hukum, dan adab. • Haramnya ghuluw berlebih-lebihan dan melampaui batas yang Allah gariskan dalam dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Hud ayat 112 Yakni tetap mengerjakan perintah Tuhanmu, jangan malas mengerjakannya atau meremehkannya, dan tetaplah mengajak manusia kepadanya meskipun banyak yang mendustakan. Yakni melewati batasan-batasan Allah, atau melewati aturan. Dalam ayat ini terdapat perintah agar berjalan di atas Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan tidak menambah-nambah atau berbuat bid’ah dalam agama. Oleh karena itu, Dia akan memberikan balasan terhadapnya.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Hud Ayat 112Setelah diuraikan tentang keberadaan umat terdahulu yang ragu dan berselisih terhadap ajaran nabinya, maka pada ayat ini Allah memperingatkan kepada nabi dan umatnya agar konsisten terhadap ajaran yang benar. Maka tetaplah engkau wahai nabi Muhammad, tetap teguh dan konsisten dalam melaksanakan perintah Allah dan menyeru ke jalan yang benar, sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan juga orang yang bertobat bersamamu dari perbuatan syirik dan dosa, dan janganlah kamu melampaui batas terhadap perintah dan larangan-Nya. Sungguh, dia maha melihat apa yang kamu kerjakan kemudian akan memberikan balasan atas perbuatan yang kamu kerjakan. Dan selain itu, janganlah kamu menjadi lemah semangat, sehingga cenderung tunduk atau loyal kepada orang yang zalim yang tingkah laku mereka melampaui batas, merampas hak orang lain, atau menghalalkan segala macam cara yang dilarang oleh agama. Jika kamu loyal atau mengikuti tingkah laku orang-orang zalim tersebut, maka perbuatan itu akan menyebabkan kamu ditimpa api neraka bersama dengan mereka, sedangkan kamu tidak mempunyai seorang penolong pun selain Allah, sehingga kamu tidak akan diberi pertolongan untuk menghindar dari azab itu. Tidak ada yang kuasa mendatangkan manfaat selain Allah, dan tidak ada yang bisa menolak kemudaratan selain dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Itulah variasi penafsiran dari banyak ulama tafsir berkaitan kandungan dan arti surat Hud ayat 112 arab-latin dan artinya, semoga menambah kebaikan bagi kita. Dukung dakwah kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan Yang Terbanyak Dicari Kaji banyak konten yang terbanyak dicari, seperti surat/ayat Al-Kahfi 1-10, An-Naziat, Yusuf, Az-Zumar 53, Quraisy, Al-Ashr. Juga Bismillah, Al-Lahab, An-Nisa 59, Al-Qari’ah, Al-Ma’idah 3, An-Nashr. Al-Kahfi 1-10An-NaziatYusufAz-Zumar 53QuraisyAl-AshrBismillahAl-LahabAn-Nisa 59Al-Qari’ahAl-Ma’idah 3An-Nashr Pencarian surah al isra ayat 29-30 beserta terjemahan, qs al jatsiyah, terjemahan qs ali imran ayat 190-191, arti surat al kautsar ayat 3, al kautsar ayat 2 arab Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
SuratHud ayat 123: Allah mengetahui yang ghaib pada keduanya. Baik perbuatan maupun pelakunya, lalu Dia memisahkan yang baik dan yang buruk. Yakni kerjakanlah ibadah, yakni semua yang diperintahkan Allah yang mampu kamu lakukan, serta bertawakkallah kepada-Nya dalam hal itu. Karena Dia akan mencukupkanmu.
الۤرٰ ۗ كِتٰبٌ اُحْكِمَتْ اٰيٰتُهٗ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِنْ لَّدُنْ حَكِيْمٍ خَبِيْرٍۙ Alif lām rā, kitābun uḥkimat āyātuhū ṡumma fuṣṣilat mil ladun ḥakīmin khabīrin. Alif Lām Rā. Inilah Kitab yang ayat-ayatnya telah disusun dengan rapi kemudian dijelaskan secara terperinci dan diturunkan dari sisi Allah Yang Mahabijaksana lagi Mahateliti. اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّا اللّٰهَ ۗاِنَّنِيْ لَكُمْ مِّنْهُ نَذِيْرٌ وَّبَشِيْرٌۙ Allā tabudū illallāha, innanī lakum minhu nażīruw wa basyīrun. Katakanlah Nabi Muhammad, “Janganlah kamu menyembah sesuatu, kecuali Allah. Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira dari-Nya untukmu. وَّاَنِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَّتَاعًا حَسَنًا اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى وَّيُؤْتِ كُلَّ ذِيْ فَضْلٍ فَضْلَهٗ ۗوَاِنْ تَوَلَّوْا فَاِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيْرٍ Wa anistagfirū rabbakum ṡumma tūbū ilaihi yumattikum matāan ḥasanan ilā ajalim musammaw wa yu'ti kulla żī faḍlin faḍlahū, wa in tawallau fa innī akhāfu alaikum ażāba yaumin kabīrin. Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu kemudian bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia akan memberi kesenangan yang baik kepadamu di dunia sampai waktu yang telah ditentukan kematian dan memberikan pahala-Nya di akhirat kepada setiap orang yang beramal saleh. Jika kamu berpaling, sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang besar kiamat. اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ ۚوَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ Ilallāhi marjiukum, wa huwa alā kulli syai'in qadīrun. Kepada Allahlah kembalimu. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” اَلَآ اِنَّهُمْ يَثْنُوْنَ صُدُوْرَهُمْ لِيَسْتَخْفُوْا مِنْهُۗ اَلَا حِيْنَ يَسْتَغْشُوْنَ ثِيَابَهُمْ ۙيَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَمَا يُعْلِنُوْنَۚ اِنَّهٗ عَلِيْمٌ ۢ بِذَاتِ الصُّدُوْرِ ۔ Alā innahum yaṡnūna ṣudūrahum liyastakhfū minhu, alā ḥīna yastagsyūna ṡiyābahum, yalamu mā yusirrūna wa mā yulinūna, innahū alīmum biżātiṣ-ṣudūri. Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka menutupi apa yang ada dalam dada mereka untuk menyembunyikan diri dari-Nya. Ketahuilah bahwa ketika mereka menyelimuti dirinya dengan kain, Dia mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka nyatakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati. ۞ وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ Wa mā min dābbatin fil-arḍi illā alallāhi rizquhā wa yalamu mustaqarrahā wa mustaudaahā, kullun fī kitābim mubīnin. Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam Kitab yang nyata Lauh Mahfuz. وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ وَّكَانَ عَرْشُهٗ عَلَى الْمَاۤءِ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا ۗوَلَىِٕنْ قُلْتَ اِنَّكُمْ مَّبْعُوْثُوْنَ مِنْۢ بَعْدِ الْمَوْتِ لَيَقُوْلَنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ هٰذَٓا اِلَّا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ Wa huwal-lażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa fī sittati ayyāmiw wa kāna arsyuhū alal-mā'i liyabluwakum ayyukum aḥsanu amalān, wa la'in qulta innakum mabūṡūna mim badil-mauti layaqūlannal-lażīna kafarū in hāżā illā siḥrum mubīnun. Dialah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa serta sebelum itu ʻArasy-Nya di atas air. Penciptaan itu dilakukan untuk menguji kamu, siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya. Sungguh, jika engkau Nabi Muhammad berkata, “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan setelah mati,” niscaya orang-orang kafir akan berkata, “Ini Al-Qur’an tidak lain kecuali sihir yang nyata.” وَلَىِٕنْ اَخَّرْنَا عَنْهُمُ الْعَذَابَ اِلٰٓى اُمَّةٍ مَّعْدُوْدَةٍ لَّيَقُوْلُنَّ مَا يَحْبِسُهٗ ۗ اَلَا يَوْمَ يَأْتِيْهِمْ لَيْسَ مَصْرُوْفًا عَنْهُمْ وَحَاقَ بِهِمْ مَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ ࣖ Wa la'in akhkharnā anhumul-ażāba ilā ummatim madūdatil layaqūlunna mā yaḥbisuhū, alā yauma ya'tīhim laisa maṣrūfan anhum wa ḥāqa bihim mā kānū bihī yastahzi'ūna. Sungguh, jika Kami tangguhkan azab dari mereka sampai waktu tertentu, niscaya mereka akan berkata, “Apakah yang menghalanginya?” Ketahuilah, ketika datang kepada mereka, azab itu tidaklah dapat dipalingkan dari mereka. Mereka dikepung oleh azab yang dahulu mereka selalu memperolok-olokkannya. وَلَىِٕنْ اَذَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنَّا رَحْمَةً ثُمَّ نَزَعْنٰهَا مِنْهُۚ اِنَّهٗ لَيَـُٔوْسٌ كَفُوْرٌ Wa la'in ażaqnal-insāna minnā raḥmatan ṡumma nazanāhā anhu, innahū laya'ūsun kafūrun. Sungguh, jika Kami cicipkan kepada manusia suatu rahmat dari Kami kemudian Kami cabut kembali darinya, sesungguhnya dia menjadi sangat berputus asa lagi sangat kufur terhadap nikmat Allah. وَلَىِٕنْ اَذَقْنٰهُ نَعْمَاۤءَ بَعْدَ ضَرَّاۤءَ مَسَّتْهُ لَيَقُوْلَنَّ ذَهَبَ السَّيِّاٰتُ عَنِّيْ ۗاِنَّهٗ لَفَرِحٌ فَخُوْرٌۙ Wa la'in ażaqnāhu namā'a bada ḍarrā'a massathu layaqūlanna żahabas-sayyi'ātu annī, innahū lafariḥun fakhūrun. Sungguh, jika Kami cicipkan kepadanya manusia suatu nikmat setelah bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata, “Telah hilang keburukan itu dariku.” Sesungguhnya dia sangat gembira lagi sangat membanggakan diri. اِلَّا الَّذِيْنَ صَبَرُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِۗ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّاَجْرٌ كَبِيْرٌ Illal-lażīna ṣabarū wa amiluṣ-ṣāliḥāti, ulā'ika lahum magfiratuw wa ajrun kabīrun. Kecuali, orang-orang yang sabar dan beramal saleh, bagi mereka ampunan dan pahala yang besar. فَلَعَلَّكَ تَارِكٌۢ بَعْضَ مَا يُوْحٰىٓ اِلَيْكَ وَضَاۤىِٕقٌۢ بِهٖ صَدْرُكَ اَنْ يَّقُوْلُوْا لَوْلَآ اُنْزِلَ عَلَيْهِ كَنْزٌ اَوْ جَاۤءَ مَعَهٗ مَلَكٌ ۗاِنَّمَآ اَنْتَ نَذِيْرٌ ۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ وَّكِيْلٌ ۗ Fa laallaka tārikum baḍa mā yūḥā ilaika wa ḍā'ikum bihī ṣadruka ay yaqūlū lau lā unzila alaihi kanzun au jā'a maahū malakun, innamā anta nażīrun, wallāhu alā kulli syai'in wakīlun. Boleh jadi engkau Nabi Muhammad hendak meninggalkan sebagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan dadamu menjadi sempit karena takut mereka mengatakan, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya harta kekayaan atau datang malaikat bersamanya?” Sesungguhnya engkau hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah adalah pemelihara segala sesuatu. اَمْ يَقُوْلُوْنَ افْتَرٰىهُ ۗقُلْ فَأْتُوْا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِّثْلِهٖ مُفْتَرَيٰتٍ وَّادْعُوْا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ Am yaqūlūnaftarāhu, qul fa'tū biasyri suwarim miṡlihī muftarayātiw wadū manistaṭatum min dūnillāhi in kuntum ṣādiqīna. Bahkan, apakah mereka mengatakan, “Dia Nabi Muhammad telah membuat-buat Al-Qur’an itu.” Katakanlah, “Kalau demikian, datangkanlah sepuluh surah semisal dengannya Al-Qur’an yang dibuat-buat dan ajaklah siapa saja yang kamu sanggup mengundangnya selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” فَاِلَّمْ يَسْتَجِيْبُوْا لَكُمْ فَاعْلَمُوْٓا اَنَّمَآ اُنْزِلَ بِعِلْمِ اللّٰهِ وَاَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۚفَهَلْ اَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ Fa illam yastajībū lakum falamū annamā unzila biilmillāhi wa allā ilāha illā huwa, fahal antum muslimūna. Jika mereka tidak memenuhi ajakanmu, katakanlah, “Ketahuilah sesungguhnya ia Al-Qur’an itu diturunkan dengan ilmu Allah dan ketahui pula bahwa tidak ada tuhan kecuali Dia. Apakah kamu mau berserah diri masuk Islam?” مَنْ كَانَ يُرِيْدُ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا وَزِيْنَتَهَا نُوَفِّ اِلَيْهِمْ اَعْمَالَهُمْ فِيْهَا وَهُمْ فِيْهَا لَا يُبْخَسُوْنَ Man kāna yurīdul-ḥayātad-dun-yā wa zīnatahā nuwaffi ilaihim amālahum fīhā wa hum fīhā lā yubkhasūna. Siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan kepada mereka balasan perbuatan mereka di dalamnya dengan sempurna dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ لَيْسَ لَهُمْ فِى الْاٰخِرَةِ اِلَّا النَّارُ ۖوَحَبِطَ مَا صَنَعُوْا فِيْهَا وَبٰطِلٌ مَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Ulā'ikal-lażīna laisa lahum fil-ākhirati illan-nāru, wa ḥabiṭa mā ṣanaū fīhā wa bāṭilum mā kānū yamalūna. Mereka itulah orang-orang yang tidak memperoleh sesuatu di akhirat kecuali neraka, sia-sialah apa yang telah mereka usahakan di dunia, dan batallah apa yang dahulu selalu mereka kerjakan. اَفَمَنْ كَانَ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّهٖ وَيَتْلُوْهُ شَاهِدٌ مِّنْهُ وَمِنْ قَبْلِهٖ كِتٰبُ مُوْسٰىٓ اِمَامًا وَّرَحْمَةًۗ اُولٰۤىِٕكَ يُؤْمِنُوْنَ بِهٖ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِهٖ مِنَ الْاَحْزَابِ فَالنَّارُ مَوْعِدُهٗ فَلَا تَكُ فِيْ مِرْيَةٍ مِّنْهُ اِنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّكَ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُوْنَ Afaman kāna alā bayyinatim mir rabbihī wa yatlūhu syāhidum minhu wa min qablihī kitābu mūsā imāmaw wa raḥmahtan, ulā'ika yu'minūna bihī, wa may yakfur bihī minal-aḥzābi fan-nāru mauiduhū falā taku fī miryatim minhu innahul-ḥaqqu mir rabbika wa lākinna akṡaran-nāsi lā yu'minūna. Apakah orang yang sudah mempunyai bukti yang nyata Al-Qur’an dari Tuhannya, diikuti oleh saksi dari-Nya, dan sebelumnya sudah ada pula Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat; mereka beriman kepadanya sama dengan orang kafir yang hanya menginginkan kehidupan dunia? Siapa yang mengingkarinya Al-Qur’an dari golongan-golongan penentang Rasulullah, nerakalah tempat kembalinya. Oleh karena itu, janganlah engkau ragu terhadap Al-Qur’an. Sesungguhnya ia Al-Qur’an itu kebenaran dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman. وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًاۗ اُولٰۤىِٕكَ يُعْرَضُوْنَ عَلٰى رَبِّهِمْ وَيَقُوْلُ الْاَشْهَادُ هٰٓؤُلَاۤءِ الَّذِيْنَ كَذَبُوْا عَلٰى رَبِّهِمْۚ اَلَا لَعْنَةُ اللّٰهِ عَلَى الظّٰلِمِيْنَ ۙ Wa man aẓlamu mimmaniftarā alallāhi każibān, ulā'ika yuraḍūna alā rabbihim wa yaqūlul-asyhādu hā'ulā'il-lażīna każabū alā rabbihim, alā lanatullāhi alaẓ-ẓālimīna. Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada tuhan mereka dan para saksi akan berkata, “Orang-orang inilah yang telah berbohong terhadap tuhan mereka.” Ketahuilah, laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang zalim. الَّذِيْنَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَيَبْغُوْنَهَا عِوَجًاۗ وَهُمْ بِالْاٰخِرَةِ هُمْ كفِٰرُوْنَ Al-lażīna yaṣuddūna an sabīlillāhi wa yabgūnahā iwajān, wa hum bil-ākhirati hum kāfirūna. Yaitu mereka yang menghalang-halangi dari jalan Allah dan menghendaki agar jalan itu bengkok. Mereka itulah orang-orang yang kufur terhadap hari akhir. اُولٰۤىِٕكَ لَمْ يَكُوْنُوْا مُعْجِزِيْنَ فِى الْاَرْضِ وَمَا كَانَ لَهُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ مِنْ اَوْلِيَاۤءَ ۘ يُضٰعَفُ لَهُمُ الْعَذَابُ ۗمَا كَانُوْا يَسْتَطِيْعُوْنَ السَّمْعَ وَمَا كَانُوْا يُبْصِرُوْنَ Ulā'ika lam yakūnū mujizīna fil-arḍi wa mā kāna lahum min dūnillāhi min auliyā'a, yuḍāafu lahumul-ażābu, mā kānū yastaṭīūnas-sama wa mā kānū yubṣirūna. Mereka tidak mampu menghalangi siksaan Allah di bumi dan tidak akan ada bagi mereka penolong selain Allah. Azab itu akan dilipatgandakan kepada mereka di akhirat kelak. Mereka tidak mampu mendengar kebenaran dan tidak dapat melihat kekuasaan Allah. اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَفْتَرُوْنَ Ulā'ikal-lażīna khasirū anfusahum wa ḍalla anhum mā kānū yaftarūna. Mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri dan lenyaplah dari mereka sesuatu sesembahan yang selalu mereka ada-adakan. لَاجَرَمَ اَنَّهُمْ فِى الْاٰخِرَةِ هُمُ الْاَخْسَرُوْنَ Lā jarama annahum fil-ākhirati humul-akhsarūna. Tidak diragukan bahwa sesungguhnya mereka kelak di akhirat adalah orang-orang yang paling merugi. اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَاَخْبَتُوْٓا اِلٰى رَبِّهِمْۙ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ الْجَنَّةِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ Innal-lażīna āmanū wa amiluṣ-ṣāliḥāti wa akhbatū ilā rabbihim, ulā'ika aṣḥābul-jannati hum fīhā khālidūna. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta merendahkan diri kepada Tuhan, mereka itulah para penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya. ۞ مَثَلُ الْفَرِيْقَيْنِ كَالْاَعْمٰى وَالْاَصَمِّ وَالْبَصِيْرِ وَالسَّمِيْعِۗ هَلْ يَسْتَوِيٰنِ مَثَلًا ۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ ࣖ Maṡalul-farīqaini kal-amā wal-aṣammi wal-baṣīri was-samīi, hal yastawiyāni maṡalān, afalā tażakkarūna. Perumpamaan kedua golongan kafir dan mukmin seperti orang buta dan orang tuli dengan orang yang dapat melihat dan yang dapat mendengar. Samakah kedua golongan itu? Apakah kamu tidak mengambil pelajaran? وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا اِلٰى قَوْمِهٖٓ اِنِّيْ لَكُمْ نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ ۙ Wa laqad arsalnā nūḥan ilā qaumihī innī lakum nażīrum mubīnun. Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Nuh kepada kaumnya. Dia berkata, “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu اَنْ لَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّا اللّٰهَ ۖاِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ اَلِيْمٍ Allā tabudū illallāha, innī akhāfu alaikum ażāba yaumin alīmin. agar kamu tidak menyembah sesuatu kecuali Allah. Sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab pada hari yang siksanya sangat pedih.” فَقَالَ الْمَلَاُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ قَوْمِهٖ مَا نَرٰىكَ اِلَّا بَشَرًا مِّثْلَنَا وَمَا نَرٰىكَ اتَّبَعَكَ اِلَّا الَّذِيْنَ هُمْ اَرَاذِلُنَا بَادِيَ الرَّأْيِۚ وَمَا نَرٰى لَكُمْ عَلَيْنَا مِنْ فَضْلٍۢ بَلْ نَظُنُّكُمْ كٰذِبِيْنَ Fa qālal-mala'ul-lażīna kafarū min qaumihī mā narāka illā basyaram miṡlanā wa mā narākattabaaka illal-lażīna hum arāżilunā bādiyar-ra'yi, wa mā narā lakum alainā min faḍlim bal naẓunnukum kāżibīna. Maka, berkatalah para pemuka yang kufur dari kaumnya, “Kami tidak melihat engkau, melainkan hanyalah seorang manusia biasa seperti kami. Kami tidak melihat orang yang mengikuti engkau, melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya begitu saja. Kami tidak melihat kamu memiliki suatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami menganggap kamu adalah para pembohong.” قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَاٰتٰىنِيْ رَحْمَةً مِّنْ عِنْدِهٖ فَعُمِّيَتْ عَلَيْكُمْۗ اَنُلْزِمُكُمُوْهَا وَاَنْتُمْ لَهَا كٰرِهُوْنَ Qāla yā qaumi ara'aitum in kuntu alā bayyinatim mir rabbī wa ātānī raḥmatam min indihī fa ummiyat alaikum, anulzimukumūhā wa antum lahā kārihūna. Dia Nuh berkata, “Wahai kaumku, apa pendapatmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan Dia menganugerahiku rahmat dari sisi-Nya, tetapi rahmat itu disamarkan bagimu? Apakah kami akan memaksamu untuk menerimanya, padahal kamu tidak menyukainya? وَيٰقَوْمِ لَآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مَالًاۗ اِنْ اَجْرِيَ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ وَمَآ اَنَا۠ بِطَارِدِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْاۗ اِنَّهُمْ مُّلٰقُوْا رَبِّهِمْ وَلٰكِنِّيْٓ اَرٰىكُمْ قَوْمًا تَجْهَلُوْنَ Wa yā qaumi lā as'alukum alaihi mālān, in ajriya illā alallāhi wa mā ana biṭāridil-lażīna āmanū, innahum mulāqū rabbihim wa lākinnī arākum qauman tajhalūna. Wahai kaumku, aku tidak meminta kepadamu harta sedikit pun sebagai imbalan atas seruanku. Imbalanku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya di akhirat, tetapi aku memandangmu sebagai kaum yang bodoh. وَيٰقَوْمِ مَنْ يَّنْصُرُنِيْ مِنَ اللّٰهِ اِنْ طَرَدْتُّهُمْ ۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ Wa yā qaumi may yanṣurunī minallāhi in ṭarattuhum, afalā tażakkarūna. Wahai kaumku, siapakah yang akan menolongku dari azab Allah jika aku mengusir mereka orang-orang yang beriman itu? Apakah kamu tidak mengambil pelajaran? وَلَآ اَقُوْلُ لَكُمْ عِنْدِيْ خَزَاۤىِٕنُ اللّٰهِ وَلَآ اَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَآ اَقُوْلُ اِنِّيْ مَلَكٌ وَّلَآ اَقُوْلُ لِلَّذِيْنَ تَزْدَرِيْٓ اَعْيُنُكُمْ لَنْ يُّؤْتِيَهُمُ اللّٰهُ خَيْرًا ۗ اَللّٰهُ اَعْلَمُ بِمَا فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ ۚاِنِّيْٓ اِذًا لَّمِنَ الظّٰلِمِيْنَ Wa lā aqūlu lakum indī khazā'inullāhi wa lā alamul-gaiba wa lā aqūlu innī malakuw wa lā aqūlu lil-lażīna tazdarī ayunukum lay yu'tiyahumullāhu khairān, allāhu alamu bimā fī anfusihim, innī iżal laminaẓ-ẓālimīna. Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa aku mempunyai perbendaharaan rezeki Allah. Aku tidak mengetahui yang gaib dan tidak pula mengatakan bahwa sesungguhnya aku adalah malaikat. Aku tidak juga mengatakan kepada orang-orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu bahwa Allah tidak akan memberikan kebaikan kepada mereka. Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka. Jika demikian, sesungguhnya aku benar-benar termasuk orang-orang yang zalim.” قَالُوْا يٰنُوْحُ قَدْ جَادَلْتَنَا فَاَ كْثَرْتَ جِدَالَنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَآ اِنْ كُنْتَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَ Qālū yā nūḥu qad jādaltanā fa akṡarta jidālanā fa'tinā bimā taidunā in kunta minaṣ-ṣādiqīna. Mereka berkata, “Wahai Nuh, sungguh engkau telah berbantah dengan kami dan engkau telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami. Maka, datangkanlah kepada kami azab yang engkau ancamkan jika kamu termasuk orang-orang yang benar.” قَالَ اِنَّمَا يَأْتِيْكُمْ بِهِ اللّٰهُ اِنْ شَاۤءَ وَمَآ اَنْتُمْ بِمُعْجِزِيْنَ Qāla innamā ya'tīkum bihillāhu in syā'a wa mā antum bimujizīna. Dia Nuh menjawab, “Sesungguhnya hanya Allah yang akan mendatangkannya azab kepadamu jika Dia menghendaki dan sekali-kali kamu tidak akan dapat melepaskan diri darinya. وَلَا يَنْفَعُكُمْ نُصْحِيْٓ اِنْ اَرَدْتُّ اَنْ اَنْصَحَ لَكُمْ اِنْ كَانَ اللّٰهُ يُرِيْدُ اَنْ يُّغْوِيَكُمْ ۗهُوَ رَبُّكُمْ ۗوَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَۗ Wa lā yanfaukum nuṣḥī in arattu an anṣaḥa lakum in kānallāhu yurīdu ay yugwiyakum, huwa rabbukum, wa ilaihi turjaūna. Nasihatku tidak akan bermanfaat bagimu sekalipun aku ingin menasihatimu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu. Dia adalah Tuhanmu dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” اَمْ يَقُوْلُوْنَ افْتَرٰىهُۗ قُلْ اِنِ افْتَرَيْتُهٗ فَعَلَيَّ اِجْرَامِيْ وَاَنَا۠ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تُجْرِمُوْنَ ࣖ Am yaqūlūnaftarāhu, qul iniftaraituhū fa alayya ijrāmī wa ana barī'um mimmā tujrimūna. Bahkan, mereka orang kafir Makkah berkata, “Dia cuma mengada-adakannya Al-Qur’an.” Katakanlah Nabi Muhammad, “Jika aku mengada-adakannya, akulah yang akan memikul dosanya dan aku berlepas diri dari dosa yang kamu perbuat.” وَاُوْحِيَ اِلٰى نُوْحٍ اَنَّهٗ لَنْ يُّؤْمِنَ مِنْ قَوْمِكَ اِلَّا مَنْ قَدْ اٰمَنَ فَلَا تَبْتَىِٕسْ بِمَا كَانُوْا يَفْعَلُوْنَۖ Wa ūḥiya ilā nūḥin annahū lay yu'mina min qaumika illā man qad āmana falā tabta'is bimā kānū yafalūna. Diwahyukan oleh Allah kepada Nuh, “Ketahuilah bahwa tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang benar-benar telah beriman. Maka, janganlah engkau bersedih atas apa yang selalu mereka perbuat. وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِاَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلَا تُخَاطِبْنِيْ فِى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا ۚاِنَّهُمْ مُّغْرَقُوْنَ Waṣnail-fulka bi'ayuninā wa waḥyinā wa lā tukhāṭibnī fil-lażīna ẓalamū, innahum mugraqūna. Buatlah bahtera dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami dan janganlah engkau bicarakan lagi dengan-Ku tentang nasib orang-orang yang zalim. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.” وَيَصْنَعُ الْفُلْكَۗ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلَاٌ مِّنْ قَوْمِهٖ سَخِرُوْا مِنْهُ ۗقَالَ اِنْ تَسْخَرُوْا مِنَّا فَاِنَّا نَسْخَرُ مِنْكُمْ كَمَا تَسْخَرُوْنَۗ Wa yaṣnaul-fulka, wa kullamā marra alaihi mala'um min qaumihī sakhirū minhu, qāla in taskharū minnā fa innā naskharu minkum kamā taskharūna. Mulailah dia Nuh membuat bahtera itu. Setiap kali para pemuka kaumnya berjalan melewatinya, mereka mengejeknya. Dia Nuh berkata, “Jika kamu mengejek kami, sesungguhnya kami pun akan mengejekmu sebagaimana kamu mengejek kami. فَسَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ مَنْ يَّأْتِيْهِ عَذَابٌ يُّخْزِيْهِ وَيَحِلُّ عَلَيْهِ عَذَابٌ مُّقِيْمٌ Fa saufa talamūna, may ya'tīhi ażābuy yukhzīhi wa yaḥillu alaihi ażābum muqīmun. Maka, kelak kamu mengetahui siapa di antara kita yang akan ditimpa azab yang menghinakan dan siapa pula yang akan ditimpa azab yang kekal.” حَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءَ اَمْرُنَا وَفَارَ التَّنُّوْرُۙ قُلْنَا احْمِلْ فِيْهَا مِنْ كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَاَهْلَكَ اِلَّا مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ وَمَنْ اٰمَنَ ۗوَمَآ اٰمَنَ مَعَهٗٓ اِلَّا قَلِيْلٌ Ḥattā iżā jā'a amrunā wafārat-tannūru, qulnaḥmil fīhā min kullin zaujainiṡnaini wa ahlaka illā man sabaqa alaihil-qaulu wa man āmana, wa mā āmana maahū illā qalīlun. Demikianlah, hingga apabila perintah Kami datang untuk membinasakan mereka dan tanur tungku telah memancarkan air, Kami berfirman, “Muatkanlah ke dalamnya bahtera itu dari masing-masing jenis hewan sepasang-sepasang jantan dan betina, keluargamu kecuali orang yang telah terkena ketetapan terdahulu akan ditenggelamkan, dan muatkan pula orang yang beriman.” Ternyata tidak beriman bersamanya Nuh, kecuali hanya sedikit. ۞ وَقَالَ ارْكَبُوْا فِيْهَا بِسْمِ اللّٰهِ مَجْرٰ۪ىهَا وَمُرْسٰىهَا ۗاِنَّ رَبِّيْ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ Wa qālarkabū fīhā bismillāhi majrêhā wa mursāhā, inna rabbī lagafūrur raḥīmun. Dia Nuh berkata, “Naiklah kamu semua ke dalamnya bahtera dengan menyebut nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya! Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” وَهِيَ تَجْرِيْ بِهِمْ فِيْ مَوْجٍ كَالْجِبَالِۗ وَنَادٰى نُوْحُ ِۨابْنَهٗ وَكَانَ فِيْ مَعْزِلٍ يّٰبُنَيَّ ارْكَبْ مَّعَنَا وَلَا تَكُنْ مَّعَ الْكٰفِرِيْنَ Wa hiya tajrī bihim fī maujin kal-jibāli, wa nādā nūḥunibnahū wa kāna fī maziliy yā bunayyarkam maanā wa lā takum maal-kāfirīna. Bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung-gunung. Nuh memanggil anaknya, sedang dia anak itu berada di tempat yang jauh terpencil, “Wahai anakku, naiklah ke bahtera bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir.” قَالَ سَاٰوِيْٓ اِلٰى جَبَلٍ يَّعْصِمُنِيْ مِنَ الْمَاۤءِ ۗقَالَ لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ اِلَّا مَنْ رَّحِمَ ۚوَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِيْنَ Qāla sa'āwī ilā jabaliy yaṣimunī minal-mā'i, qāla lā āṣimal-yauma min amrillāhi illā ma raḥima, wa ḥāla bainahumal-mauju fa kāna minal-mugraqīna. Dia anaknya menjawab, “Aku akan berlindung ke gunung yang dapat menyelamatkanku dari air bah.” Nuh berkata, “Tidak ada penyelamat pada hari ini dari ketetapan Allah kecuali siapa yang dirahmati oleh-Nya.” Gelombang menjadi penghalang antara keduanya, maka jadilah dia anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan. وَقِيْلَ يٰٓاَرْضُ ابْلَعِيْ مَاۤءَكِ وَيٰسَمَاۤءُ اَقْلِعِيْ وَغِيْضَ الْمَاۤءُ وَقُضِيَ الْاَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُوْدِيِّ وَقِيْلَ بُعْدًا لِّلْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ Wa qīla yā arḍublaī mā'aki wa yā samā'u aqliī wa gīḍal-mā'u wa quḍiyal-amru wastawat alal-jūdiyyi wa qīla budal lil-qaumiẓ-ẓālimīna. Difirmankan oleh Allah, “Wahai bumi, telanlah airmu dan wahai langit, berhentilah mencurahkan hujan.” Air pun disurutkan dan urusan pembinasaan para pendurhaka pun diselesaikan dan kapal itu pun berlabuh di atas gunung Judiy, dan dikatakan, “Kebinasaanlah bagi kaum yang zalim.” وَنَادٰى نُوْحٌ رَّبَّهٗ فَقَالَ رَبِّ اِنَّ ابْنِيْ مِنْ اَهْلِيْۚ وَاِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَاَنْتَ اَحْكَمُ الْحٰكِمِيْنَ Wa nādā nūḥur rabbahū fa qāla rabbi innabnī min ahlī, wa inna wadakal-ḥaqqu wa anta aḥkamul-ḥākimīna. Nuh memohon kepada Tuhannya seraya berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku dan sesungguhnya janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil.” قَالَ يٰنُوْحُ اِنَّهٗ لَيْسَ مِنْ اَهْلِكَ ۚاِنَّهٗ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا تَسْـَٔلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنِّيْٓ اَعِظُكَ اَنْ تَكُوْنَ مِنَ الْجٰهِلِيْنَ Qāla yā nūḥu innahū laisa min ahlika, innahū amalun gairu ṣāliḥin, falā tas'alnī mā laisa laka bihī ilmun, innī aiẓuka an takūna minal-jāhilīna. Dia Allah berfirman, “Wahai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu karena perbuatannya sungguh tidak baik. Oleh karena itu, janganlah engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui hakikatnya. Sesungguhnya Aku menasihatimu agar engkau tidak termasuk orang-orang bodoh.” قَالَ رَبِّ اِنِّيْٓ اَعُوْذُ بِكَ اَنْ اَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِيْ بِهٖ عِلْمٌ ۗوَاِلَّا تَغْفِرْ لِيْ وَتَرْحَمْنِيْٓ اَكُنْ مِّنَ الْخٰسِرِيْنَ Qāla rabbi innī aūżu bika an as'alaka mā laisa lī bihī ilmun, wa illā tagfir lī wa tarḥamnī akum minal-khāsirīna. Nuh berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon sesuatu yang aku tidak mengetahui hakikatnya. Kalau Engkau tidak mengampuniku dan tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk orang-orang yang merugi.” قِيْلَ يٰنُوْحُ اهْبِطْ بِسَلٰمٍ مِّنَّا وَبَرَكٰتٍ عَلَيْكَ وَعَلٰٓى اُمَمٍ مِّمَّنْ مَّعَكَ ۗوَاُمَمٌ سَنُمَتِّعُهُمْ ثُمَّ يَمَسُّهُمْ مِّنَّا عَذَابٌ اَلِيْمٌ Qīla yā nūḥuhbiṭ bisalāmim minnā wa barakātin alaika wa alā umamim mimmam maaka, wa umamun sanumattiuhum ṡumma yamassuhum minnā ażābun alīmun. Dikatakan melalui wahyu, “Wahai Nuh, turunlah dari bahteramu dengan penuh keselamatan dari Kami dan penuh keberkahan atasmu serta umat-umat mukmin yang bersamamu. Ada pula umat-umat kafir yang Kami beri kesenangan dalam kehidupan dunia, kemudian mereka akan ditimpa azab dari Kami yang sangat pedih.” تِلْكَ مِنْ اَنْۢبَاۤءِ الْغَيْبِ نُوْحِيْهَآ اِلَيْكَ ۚمَا كُنْتَ تَعْلَمُهَآ اَنْتَ وَلَا قَوْمُكَ مِنْ قَبْلِ هٰذَاۚ فَاصْبِرْۚ اِنَّ الْعَاقِبَةَ لِلْمُتَّقِيْنَ ࣖ Tilka min ambā'il-gaibi nūḥīhā ilaika, mā kunta talamuhā anta wa lā qaumuka min qabli hāżā, faṣbir, innal-āqibata lil-muttaqīna. Itu adalah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepadamu Nabi Muhammad. Tidak pernah engkau mengetahuinya dan tidak pula kaummu sebelum ini. Maka, bersabarlah. Sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa. وَاِلٰى عَادٍ اَخَاهُمْ هُوْدًا ۗقَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗ ۗاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا مُفْتَرُوْنَ Wa ilā ādin akhāhum hūdān, qāla yā qaumibudullāha mā lakum min ilāhin gairuhū, in antum illā muftarūna. Kepada kaum Ad Kami utus saudara mereka, Hud. Dia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah! Sekali-kali tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Selama ini kamu hanyalah mengada-ada dengan mempersekutukan Allah. يٰقَوْمِ لَآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ اَجْرًا ۗاِنْ اَجْرِيَ اِلَّا عَلَى الَّذِيْ فَطَرَنِيْ ۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ Yā qaumi lā as'alukum alaihi ajrān, in ajriya illā alal-lażī faṭaranī, afalā taqilūna. Hud berkata, “Wahai kaumku, aku tidak meminta kepadamu imbalan sedikit pun atas seruanku ini. Imbalanku hanyalah dari Tuhan yang telah menciptakanku. Apakah kamu tidak mengerti? وَيٰقَوْمِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاۤءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًا وَّيَزِدْكُمْ قُوَّةً اِلٰى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِيْنَ Wa yā qaumistagfirū rabbakum ṡumma tūbū ilaihi yursilis-samā'a alaikum midrāraw wa yazidkum quwwatan ilā quwwatikum wa lā tatawallau mujrimīna. Wahai kaumku, mohonlah ampunan kepada Tuhanmu kemudian bertobatlah kepada-Nya! Niscaya Dia akan menurunkan untukmu hujan yang sangat deras, menambahkan kekuatan melebihi kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling menjadi orang-orang yang berdosa.” قَالُوْا يٰهُوْدُ مَاجِئْتَنَا بِبَيِّنَةٍ وَّمَا نَحْنُ بِتَارِكِيْٓ اٰلِهَتِنَا عَنْ قَوْلِكَ وَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِيْنَ Qālū yā hūdu mā ji'tanā bibayyinatiw wa mā naḥnu bitārikī ālihatinā an qaulika wa mā naḥnu laka bimu'minīna. Mereka kaum Ad berkata, “Wahai Hud, engkau tidak mendatangkan suatu bukti yang nyata kepada kami dan kami tidak akan pernah meninggalkan sembahan kami karena perkataanmu serta kami tidak akan pernah percaya kepadamu. اِنْ نَّقُوْلُ اِلَّا اعْتَرٰىكَ بَعْضُ اٰلِهَتِنَا بِسُوْۤءٍ ۗقَالَ اِنِّيْٓ اُشْهِدُ اللّٰهَ وَاشْهَدُوْٓا اَنِّيْ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تُشْرِكُوْنَ In naqūlu illatarāka baḍu ālihatinā bisū'in, qāla innī usyhidullāha wasyhadū annī barī'um mimmā tusyrikūna. Kami hanya mengatakan bahwa sebagian sembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu.” Dia Hud menjawab, “Sesungguhnya aku menjadikan Allah sebagai saksi dan saksikanlah bahwa aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan مِنْ دُوْنِهٖ فَكِيْدُوْنِيْ جَمِيْعًا ثُمَّ لَا تُنْظِرُوْنِ Min dūnihī fa kīdūnī jamīan ṡumma lā tunẓirūni. dengan tuhan-tuhan selain Dia. Oleh karena itu, lakukanlah semua tipu dayamu terhadapku dan janganlah kamu tunda-tunda lagi. اِنِّيْ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللّٰهِ رَبِّيْ وَرَبِّكُمْ ۗمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ اِلَّا هُوَ اٰخِذٌۢ بِنَاصِيَتِهَا ۗاِنَّ رَبِّيْ عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ Innī tawakkaltu alallāhi rabbī wa rabbikum, mā min dābbatin illā huwa ākhiżum bināṣiyatihā, inna rabbī alā ṣirāṭim mustaqīmin. Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak satu pun makhluk yang bergerak di atas bumi melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya menguasainya. Sesungguhnya Tuhanku di jalan yang lurus adil. فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقَدْ اَبْلَغْتُكُمْ مَّآ اُرْسِلْتُ بِهٖٓ اِلَيْكُمْ ۗوَيَسْتَخْلِفُ رَبِّيْ قَوْمًا غَيْرَكُمْۗ وَلَا تَضُرُّوْنَهٗ شَيْـًٔا ۗاِنَّ رَبِّيْ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيْظٌ Fa in tawallau faqad ablagtukum mā ursiltu bihī ilaikum, wa yastakhlifu rabbī qauman gairakum, wa lā taḍurrūnahū syai'ān, inna rabbī alā kulli syai'in ḥafīẓun. Maka, jika kamu berpaling, sungguh aku telah menyampaikan kepadamu apa yang menjadi tugasku sebagai rasul kepadamu. Tuhanku akan mengganti kamu dengan kaum yang lain, sedangkan kamu tidak dapat mendatangkan mudarat kepada-Nya sedikit pun. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pemelihara segala sesuatu.” وَلَمَّا جَاۤءَ اَمْرُنَا نَجَّيْنَا هُوْدًا وَّالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ بِرَحْمَةٍ مِّنَّاۚ وَنَجَّيْنٰهُمْ مِّنْ عَذَابٍ غَلِيْظٍ Wa lammā jā'a amrunā najjainā hūdaw wal-lażīna āmanū maahū biraḥmatim minnā, wa najjaināhum min ażābin galīẓin. Ketika keputusan azab Kami datang, Kami selamatkan Hud dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami. Kami selamatkan pula mereka di akhirat dari azab yang dahsyat. وَتِلْكَ عَادٌ ۖجَحَدُوْا بِاٰيٰتِ رَبِّهِمْ وَعَصَوْا رُسُلَهٗ وَاتَّبَعُوْٓا اَمْرَ كُلِّ جَبَّارٍ عَنِيْدٍ Wa tilka ādun jaḥadū bi'āyāti rabbihim wa aṣau rusulahū wattabaū amra kulli jabbārin anīdin. Itulah kaum Ad. Mereka mengingkari tanda-tanda kekuasaan Tuhan, mendurhakai rasul-rasul-Nya, dan menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang lagi keras kepala. وَاُتْبِعُوْا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا لَعْنَةً وَّيَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ اَلَآ اِنَّ عَادًا كَفَرُوْا رَبَّهُمْ ۗ اَلَا بُعْدًا لِّعَادٍ قَوْمِ هُوْدٍ ࣖ Wa utbiū fī hażihid-dun-yā lanataw wa yaumal-qiyāmahti, alā inna ādan kafarū rabbahum, alā budal liādin qaumi hūdin. Mereka selalu diikuti dengan laknat di dunia ini dan begitu pula kelak di hari Kiamat. Ingatlah, sesungguhnya kaum Ad itu kufur kepada Tuhan mereka. Ingatlah bahwa kaum Ad, yakni kaum Hud, benar-benar telah binasa. ۞ وَاِلٰى ثَمُوْدَ اَخَاهُمْ صٰلِحًا ۘ قَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗ ۗهُوَ اَنْشَاَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيْهَا فَاسْتَغْفِرُوْهُ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ ۗاِنَّ رَبِّيْ قَرِيْبٌ مُّجِيْبٌ Wa ilā ṡamūda akhāhum ṣālihān, qāla yā qaumibudullāḥa mā lakum min ilāhin gairuhū, huwa ansya'akum minal-arḍi wastamarakum fīhā fastagfirūhu ṡumma tūbū ilaihi, inna rabbī qarībum mujībun. Kepada kaum Samud Kami utus saudara mereka, Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah! Sekali-kali tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi tanah dan menjadikanmu pemakmurnya. Oleh karena itu, mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat lagi Maha Memperkenankan doa hamba-Nya.” قَالُوْا يٰصٰلِحُ قَدْ كُنْتَ فِيْنَا مَرْجُوًّا قَبْلَ هٰذَآ اَتَنْهٰىنَآ اَنْ نَّعْبُدَ مَا يَعْبُدُ اٰبَاۤؤُنَا وَاِنَّنَا لَفِيْ شَكٍّ مِّمَّا تَدْعُوْنَآ اِلَيْهِ مُرِيْبٍ Qālū yā ṣāliḥu qad kunta fīnā marjuwwan qabla hāżā atanhānā an nabuda mā yabudu ābā'unā wa innanā lafī syakkim mimmā tadūnā ilaihi murībin. Mereka kaum Samud berkata, “Wahai Saleh, sebelum ini engkau benar-benar merupakan orang yang diharapkan di tengah-tengah kami. Apakah engkau melarang kami menyembah apa yang disembah oleh nenek moyang kami? Sesungguhnya kami benar-benar dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap apa agama yang engkau serukan kepada kami.” قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْۗ وَاٰتٰىنِيْ مِنْهُ رَحْمَةً فَمَنْ يَّنْصُرُنِيْ مِنَ اللّٰهِ اِنْ عَصَيْتُهٗ ۗفَمَا تَزِيْدُوْنَنِيْ غَيْرَ تَخْسِيْرٍ Qāla yā qaumi ara'aitum in kuntu alā bayyinatim mir rabbī, wa ātānī minhu raḥmatan famay yanṣurunī minallāhi in aṣaituhū, famā tazīdūnanī gaira takhsīrin. Dia Saleh berkata, “Wahai kaumku, jelaskan pendapatmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan Dia memberikan kepadaku rahmat kenabian. Siapa yang akan menolongku dari azab Allah jika aku mendurhakai-Nya? Kamu tidak akan pernah menambah apa pun untukku selain kerugian. وَيٰقَوْمِ هٰذِهٖ نَاقَةُ اللّٰهِ لَكُمْ اٰيَةً فَذَرُوْهَا تَأْكُلْ فِيْٓ اَرْضِ اللّٰهِ وَلَا تَمَسُّوْهَا بِسُوْۤءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ قَرِيْبٌ Wa yā qaumi hāżihī nāqatullāhi lakum āyatan fa żarūhā ta'kul fī arḍillāhi wa lā tamassūhā bisū'in fa ya'khużakum ażābun qarībun. Wahai kaumku, inilah unta betina dari Allah sebagai mukjizat untukmu. Oleh karena itu, biarkanlah dia makan di bumi Allah dan janganlah kamu memperlakukannya dengan buruk yang akan menyebabkan kamu segera ditimpa azab.” فَعَقَرُوْهَا فَقَالَ تَمَتَّعُوْا فِيْ دَارِكُمْ ثَلٰثَةَ اَيَّامٍ ۗذٰلِكَ وَعْدٌ غَيْرُ مَكْذُوْبٍ Fa aqarūhā fa qāla tamattaū fī dārikum ṡalāṡata ayyāmin, żālika wadun gairu makżūbin. Mereka lalu menyembelih unta itu. Maka, dia Saleh berkata, “Bersukarialah kamu semua di rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan.” فَلَمَّا جَاۤءَ اَمْرُنَا نَجَّيْنَا صٰلِحًا وَّالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ بِرَحْمَةٍ مِّنَّا وَمِنْ خِزْيِ يَوْمِىِٕذٍ ۗاِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيْزُ Falammā jā'a amrunā najjainā ṣāliḥaw wal-lażīna āmanū maahū biraḥmatim minnā wa min khizyi yaumi'iżin, inna rabbaka huwal-qawiyyul-ażīzu. Ketika keputusan Kami datang, Kami menyelamatkan Saleh dan orang-orang yang beriman bersamanya berkat rahmat dari Kami serta Kami menyelamatkannya juga dari kehinaan hari itu. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang Mahakuat lagi Mahaperkasa. وَاَخَذَ الَّذِيْنَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَاَصْبَحُوْا فِيْ دِيَارِهِمْ جٰثِمِيْنَۙ Wa akhażal-lażīna ẓalamuṣ-ṣaiḥatu fa aṣbaḥū fī dārihim jāṡimīna. Suara yang menggelegar juga menimpa orang-orang zalim itu, sehingga mereka mati bergelimpangan di rumah-rumah mereka. كَاَنْ لَّمْ يَغْنَوْا فِيْهَا ۗ اَلَآ اِنَّ ثَمُوْدَا۟ كَفَرُوْا رَبَّهُمْ ۗ اَلَا بُعْدًا لِّثَمُوْدَ ࣖ Ka allam yagnau fīhā, alā inna ṡamūda kafarū rabbahum, alā budal liṡamūda. Negeri itu tampak tanpa bekas sama sekali seakan-akan mereka belum pernah tinggal di sana. Ingatlah sesungguhnya kaum Samud telah mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, bahwa kaum Samud telah binasa. وَلَقَدْ جَاۤءَتْ رُسُلُنَآ اِبْرٰهِيْمَ بِالْبُشْرٰى قَالُوْا سَلٰمًا ۖقَالَ سَلٰمٌ فَمَا لَبِثَ اَنْ جَاۤءَ بِعِجْلٍ حَنِيْذٍ Wa laqad jā'at rusulunā ibrāhīma bil-busyrā qālū salāmān, qāla salāmun famā labiṡa an jā'a biijlin ḥanīżin. Sungguh, utusan Kami malaikat benar-benar telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira. Mereka mengucapkan, “Selamat.” Dia Ibrahim menjawab, “Selamat.” Tidak lama kemudian, Ibrahim datang dengan membawa suguhan daging anak sapi yang dipanggang. فَلَمَّا رَآٰ اَيْدِيَهُمْ لَا تَصِلُ اِلَيْهِ نَكِرَهُمْ وَاَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيْفَةً ۗقَالُوْا لَا تَخَفْ اِنَّآ اُرْسِلْنَآ اِلٰى قَوْمِ لُوْطٍۗ Falammā ra'ā aidiyahum lā taṣilu ilaihi nakirahum wa aujasa minhum khīfahtan, qālū lā takhaf innā ursilnā ilā qaumi lūṭin. Ketika Ibrahim melihat tangan mereka tidak menjamahnya, dia mencurigai dan memendam rasa takut kepada mereka. Mereka malaikat berkata, “Jangan takut! Sesungguhnya kami diutus kepada kaum Lut untuk menghancurkan mereka.” وَامْرَاَتُهٗ قَاۤىِٕمَةٌ فَضَحِكَتْ فَبَشَّرْنٰهَا بِاِسْحٰقَۙ وَمِنْ وَّرَاۤءِ اِسْحٰقَ يَعْقُوْبَ Wamra'atuhū qā'imatun fa ḍaḥikat fa basysyarnāhā bi'isḥāqa, wa miw warā'i isḥāqa yaqūba. Istrinya berdiri, lalu tersenyum. Kemudian, Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang kelahiran Ishaq dan setelah Ishaq akan lahir Yaqub putra Ishaq. قَالَتْ يٰوَيْلَتٰىٓ ءَاَلِدُ وَاَنَا۠ عَجُوْزٌ وَّهٰذَا بَعْلِيْ شَيْخًا ۗاِنَّ هٰذَا لَشَيْءٌ عَجِيْبٌ Qālat yā wailatā a'alidu wa ana ajūzuw wa hāżā balī syaikhān, inna hāżā lasyai'un ajībun. Dia istrinya berkata, “Sungguh mengherankan! Mungkinkah aku akan melahirkan anak padahal aku sudah tua dan suamiku ini sudah renta? Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yang ajaib.” قَالُوْٓا اَتَعْجَبِيْنَ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ رَحْمَتُ اللّٰهِ وَبَرَكٰتُهٗ عَلَيْكُمْ اَهْلَ الْبَيْتِۗ اِنَّهٗ حَمِيْدٌ مَّجِيْدٌ Qālū atajabīna min amrillāhi raḥmatullāhi wa barakātuhū, alaikum ahlal-baiti, innahū ḥamīdum majīdun. Mereka para malaikat berkata, “Apakah engkau merasa heran dengan ketetapan Allah? Itu adalah rahmat dan berkah Allah yang dicurahkan kepada kamu, wahai ahlulbait! Sesungguhnya Dia Maha Terpuji lagi Maha Mulia.” فَلَمَّا ذَهَبَ عَنْ اِبْرٰهِيْمَ الرَّوْعُ وَجَاۤءَتْهُ الْبُشْرٰى يُجَادِلُنَا فِيْ قَوْمِ لُوْطٍ Falammā żahaba an ibrāhīmar rauu wa jā'athul busyrā yujādilunā fī qaumi lūṭin. Maka, ketika rasa takut telah hilang dari Ibrahim dan kabar gembira telah datang kepadanya, dia pun bermujadalah berdiskusi dengan malaikat Kami tentang kaum Lut. اِنَّ اِبْرٰهِيْمَ لَحَلِيْمٌ اَوَّاهٌ مُّنِيْبٌ Inna ibrāhīma laḥalīmun awwāhum munībun. Sesungguhnya Ibrahim benar-benar penyantun, pengiba, lagi suka kembali kepada Allah. يٰٓاِبْرٰهِيْمُ اَعْرِضْ عَنْ هٰذَا ۚاِنَّهٗ قَدْ جَاۤءَ اَمْرُ رَبِّكَۚ وَاِنَّهُمْ اٰتِيْهِمْ عَذَابٌ غَيْرُ مَرْدُوْدٍ Yā ibrāhīmu ariḍ an hāżā, innahū qad jā'a amru rabbika, wa innahum ātīhim ażābun gairu mardūdin. Malaikat berkata, “Wahai Ibrahim, berpalinglah dari mujadalah ini! Sesungguhnya ketetapan Tuhanmu benar-benar telah datang. Sesungguhnya mereka akan ditimpa azab yang tidak dapat ditolak.” وَلَمَّا جَاۤءَتْ رُسُلُنَا لُوْطًا سِيْۤءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا وَّقَالَ هٰذَا يَوْمٌ عَصِيْبٌ Wa lammā jā'at rusulunā lūṭan sī'a bihim wa ḍāqa bihim żaraw wa qāla hāżā yaumun aṣībun. Ketika para utusan Kami malaikat itu datang kepada Lut, dia merasa gundah dan dadanya terasa sempit karena kedatangan mereka. Dia Lut berkata, “Ini hari yang sangat sulit.” وَجَاۤءَهٗ قَوْمُهٗ يُهْرَعُوْنَ اِلَيْهِۗ وَمِنْ قَبْلُ كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ السَّيِّاٰتِۗ قَالَ يٰقَوْمِ هٰٓؤُلَاۤءِ بَنَاتِيْ هُنَّ اَطْهَرُ لَكُمْ فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَلَا تُخْزُوْنِ فِيْ ضَيْفِيْۗ اَلَيْسَ مِنْكُمْ رَجُلٌ رَّشِيْدٌ Wa jā'ahū qaumuhū yuhraūna ilaihi, wa min qablu kānū yamalūnas-sayyi'āti, qāla yā qaumi hā'ulā'i banātī hunna aṭharu lakum fattaqullāha wa lā tukhzūni fī ḍaifī, alaisa minkum rajulur rasyīdun. Kaumnya bergegas datang menemuinya. Sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan keji. Lut berkata, “Wahai kaumku, inilah putri-putri negeri-ku. Mereka lebih suci bagimu untuk dinikahi. Maka, bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan nama-ku di hadapan tamuku ini. Tidak adakah di antaramu orang yang berakal sehat?” قَالُوْا لَقَدْ عَلِمْتَ مَا لَنَا فِيْ بَنٰتِكَ مِنْ حَقٍّۚ وَاِنَّكَ لَتَعْلَمُ مَا نُرِيْدُ Qālū laqad alimta mā lanā fī banātika min ḥaqqin, wa innaka latalamu mā nurīdu. Mereka menjawab, “Sungguh, engkau pasti tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan syahwat terhadap putri-putrimu dan engkau tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami inginkan.” قَالَ لَوْ اَنَّ لِيْ بِكُمْ قُوَّةً اَوْ اٰوِيْٓ اِلٰى رُكْنٍ شَدِيْدٍ Qāla lau anna lī bikum quwwatan au āwī ilā ruknin syadīdin. Dia Lut berkata, “Sekiranya aku mempunyai kekuatan untuk menghalangi perbuatan-mu atau aku dapat berlindung kepada kerabat yang kuat tentu aku lakukan.” قَالُوْا يٰلُوْطُ اِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَنْ يَّصِلُوْٓا اِلَيْكَ فَاَسْرِ بِاَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِّنَ الَّيْلِ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنْكُمْ اَحَدٌ اِلَّا امْرَاَتَكَۗ اِنَّهٗ مُصِيْبُهَا مَآ اَصَابَهُمْ ۗاِنَّ مَوْعِدَهُمُ الصُّبْحُ ۗ اَلَيْسَ الصُّبْحُ بِقَرِيْبٍ Qālū yā lūṭu innā rusulu rabbika lay yaṣilū ilaika fa asri bi'ahlika biqiṭim minal-laili wa lā yaltafit minkum aḥadun illamra'ataka, innahū muṣībuhā mā aṣābahum, inna mauidahumuṣ-ṣubḥu, alaisaṣ-ṣubḥu biqarībin. Mereka para malaikat berkata, “Wahai Lut, sesungguhnya kami adalah para utusan Tuhanmu. Mereka tidak akan dapat mengganggumu karena mereka akan dibinasakan. Oleh karena itu, pergilah beserta keluargamu pada sebagian malam dini hari dan jangan ada seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang, kecuali istrimu janganlah kamu ajak pergi karena telah berkhianat. Sesungguhnya dia akan terkena siksaan yang menimpa mereka dan sesungguhnya saat kehancuran mereka terjadi pada waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?” فَلَمَّا جَاۤءَ اَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَاَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِّنْ سِجِّيْلٍ مَّنْضُوْدٍ Falammā jā'a amrunā jaalnā āliyahā sāfilahā wa amṭarnā alaihā ḥijāratam min sijjīlim manḍūdin. Maka, ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkannya negeri kaum Lut dan Kami menghujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar secara bertubi-tubi. مُسَوَّمَةً عِنْدَ رَبِّكَۗ وَمَا هِيَ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ بِبَعِيْدٍ ࣖ Musawwamatan inda rabbika wa mā hiya minaẓ-ẓālimīna bibaīdin. Batu-batu itu diberi tanda dari sisi Tuhanmu. Siksaan itu tiadalah jauh dari orang yang zalim. ۞ وَاِلٰى مَدْيَنَ اَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۗقَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗ ۗوَلَا تَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيْزَانَ اِنِّيْٓ اَرٰىكُمْ بِخَيْرٍ وَّاِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ مُّحِيْطٍ Wa ilā madyana akhāhum syuaibān, qāla yā qaumibudullāha mā lakum min ilāhin gairuhū, wa lā tanquṣul-mikyāla wal-mīzāna innī arākum bikhairiw wa innī akhāfu alaikum ażāba yaumim muḥīṭin. Kepada penduduk Madyan Kami utus saudara mereka, Syuʻaib. Dia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah! Tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan! Sesungguhnya Aku melihat kamu dalam keadaan yang baik makmur. Sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab pada hari yang meliputi dan membinasakanmu, yaitu hari Kiamat. وَيٰقَوْمِ اَوْفُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيْزَانَ بِالْقِسْطِ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ اَشْيَاۤءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا فِى الْاَرْضِ مُفْسِدِيْنَ Wa yā qaumi auful-mikyāla wal-mīzāna bil-qisṭi wa lā tabkhasun-nāsa asy-yā'ahum wa lā taṡau fil-arḍi mufsidīna. Wahai kaumku, penuhilah takaran dan timbangan dengan adil! Janganlah kamu merugikan manusia akan hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di bumi dengan menjadi perusak! بَقِيَّتُ اللّٰهِ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ ەۚ وَمَآ اَنَا۠ عَلَيْكُمْ بِحَفِيْظٍ Baqiyyatullāhi khairul lakum in kuntum mu'minīna, wa mā ana alaikum biḥafīẓin. Apa yang tersisa dari keuntungan yang halal yang dianugerahkan Allah lebih baik bagimu jika kamu orang-orang beriman. Aku bukanlah pengawas atas dirimu.” قَالُوْا يٰشُعَيْبُ اَصَلٰوتُكَ تَأْمُرُكَ اَنْ نَّتْرُكَ مَا يَعْبُدُ اٰبَاۤؤُنَآ اَوْ اَنْ نَّفْعَلَ فِيْٓ اَمْوَالِنَا مَا نَشٰۤؤُا ۗاِنَّكَ لَاَنْتَ الْحَلِيْمُ الرَّشِيْدُ Qālū yā syuaibu aṣalātuka ta'muruka an natruka mā yabudu ābā'unā au an nafala fī amwālinā mā nasyā'u, innaka la'antal-ḥalīmur-rasyīdu. Mereka berkata, “Wahai Syuʻaib, apakah salatmu agamamu yang menyuruhmu agar kami meninggalkan apa yang disembah nenek moyang kami atau melarang kami mengelola harta menurut cara yang kami kehendaki? Benarkah demikian, padahal sesungguhnya engkau benar-benar orang yang sangat penyantun lagi cerdas?” قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ Qāla yā qaumi ara'aitum in kuntu alā bayyinatim mir rabbī wa razaqanī minhu rizqan ḥasanaw wa mā urīdu an ukhālifakum ila mā anhākum anhu, in urīdu illal-iṣlāḥa mastaṭatu, wa mā taufīqī illā billāhi, alaihi tawakkaltu wa ilaihi unību. Dia Syuʻaib berkata, “Wahai kaumku, jelaskan pendapatmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan Dia menganugerahiku rezeki yang baik pantaskah aku menyalahi perintah-Nya. Aku sebenarnya tidak ingin berbeda sikap denganmu lalu melakukan apa yang aku sendiri larang. Aku hanya bermaksud mendatangkan perbaikan sesuai dengan kesanggupanku. Tidak ada kemampuan bagiku untuk mendatangkan perbaikan melainkan dengan pertolongan Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya pula aku kembali. وَيٰقَوْمِ لَا يَجْرِمَنَّكُمْ شِقَاقِيْٓ اَنْ يُّصِيْبَكُمْ مِّثْلُ مَآ اَصَابَ قَوْمَ نُوْحٍ اَوْ قَوْمَ هُوْدٍ اَوْ قَوْمَ صٰلِحٍ ۗوَمَا قَوْمُ لُوْطٍ مِّنْكُمْ بِبَعِيْدٍ Wa yā qaumi lā yajrimannakum syiqāqī ay yuṣībakum miṡlu mā aṣāba qauma nūḥin au qauma hūdin au qauma ṣāliḥin, wa mā qaumu lūṭim minkum bibaīdin. Wahai kaumku, janganlah sekali-kali pertentanganku denganmu menyebabkan apa yang menimpa kaum Nuh, kaum Hud, atau kaum Saleh juga menimpamu, sedangkan tempat dan masa kebinasaan kaum Lut tidak jauh dari kamu. وَاسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ ۗاِنَّ رَبِّيْ رَحِيْمٌ وَّدُوْدٌ Wastagfirū rabbakum ṡumma tūbū ilaihi, inna rabbī raḥīmuw wadūdun. Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Mencintai.” قَالُوْا يٰشُعَيْبُ مَا نَفْقَهُ كَثِيْرًا مِّمَّا تَقُوْلُ وَاِنَّا لَنَرٰىكَ فِيْنَا ضَعِيْفًا ۗوَلَوْلَا رَهْطُكَ لَرَجَمْنٰكَ ۖوَمَآ اَنْتَ عَلَيْنَا بِعَزِيْزٍ Qālū yā syuaibu mā nafqahu kaṡīram mimmā taqūlu wa innā lanarāka fīnā ḍaīfān, wa lau lā rahṭuka larajamnāka, wa anta alainā biazīzin. Mereka berkata, “Wahai Syuʻaib, Kami tidak banyak mengerti apa yang engkau katakan itu, sedangkan kami sesungguhnya memandang engkau sebagai seorang yang lemah di antara kami. Kalau tidak karena keluargamu, tentu kami telah melemparimu dengan batu, sedangkan engkau pun bukan seorang yang berpengaruh atas kami.” قَالَ يٰقَوْمِ اَرَهْطِيْٓ اَعَزُّ عَلَيْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ ۗوَاتَّخَذْتُمُوْهُ وَرَاۤءَكُمْ ظِهْرِيًّا ۗاِنَّ رَبِّيْ بِمَا تَعْمَلُوْنَ مُحِيْطٌ Qāla yā qaumi arahṭī aazzu alaikum minallāhi, wattakhażtumūhu warā'akum ẓihriyyān, inna rabbī bimā tamalūna muḥīṭun. Dia Syuʻaib menjawab, “Wahai kaumku, apakah keluargaku kamu pandang lebih terhormat daripada Allah sehingga kamu menempatkan-Nya di belakangmu menyepelekan-Nya? Sesungguhnya pengetahuan Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan. وَيٰقَوْمِ اعْمَلُوْا عَلٰى مَكَانَتِكُمْ اِنِّيْ عَامِلٌ ۗسَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ مَنْ يَّأْتِيْهِ عَذَابٌ يُّخْزِيْهِ وَمَنْ هُوَ كَاذِبٌۗ وَارْتَقِبُوْٓا اِنِّيْ مَعَكُمْ رَقِيْبٌ Wa yā qaumimalū alā makānatikum innī āmilun, saufa talamūna, may ya'tīhi ażābuy yukhzīhi wa man huwa kāżibun, wartaqibū innī maakum raqībun. Wahai kaumku, berbuatlah apa yang bisa kamu lakukan! Sesungguhnya aku pun berbuat hal yang sama. Kelak kamu mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang pendusta. Tunggulah akibat perbuatanmu, sesungguhnya aku pun akan menunggu bersamamu!” وَلَمَّا جَاۤءَ اَمْرُنَا نَجَّيْنَا شُعَيْبًا وَّالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ بِرَحْمَةٍ مِّنَّاۚ وَاَخَذَتِ الَّذِيْنَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَاَصْبَحُوْا فِيْ دِيَارِهِمْ جٰثِمِيْنَۙ Wa lammā jā'a amrunā najjainā syuaibaw wal-lażīna amanū maahū biraḥmatim minnā, wa akhażatil-lażīna ẓalamuṣ-ṣaiḥatu fa aṣbaḥū fī diyārihim jāṡimīna. Ketika keputusan Kami untuk menghancurkan mereka datang, Kami selamatkan Syuʻaib dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami. Adapun orang-orang yang zalim, mereka dibinasakan oleh suara yang menggelegar sehingga mati bergelimpangan di rumah-rumah mereka. كَاَنْ لَّمْ يَغْنَوْا فِيْهَا ۗ اَلَا بُعْدًا لِّمَدْيَنَ كَمَا بَعِدَتْ ثَمُوْدُ ࣖ Ka allam yagnau fīhā, alā budal limadyana kamā baidat ṡamūdu. Negeri itu tak berbekas seolah-olah mereka tidak pernah tinggal di sana. Ingatlah, penduduk Madyan binasa sebagaimana juga kaum Samud. وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا مُوْسٰى بِاٰيٰتِنَا وَسُلْطٰنٍ مُّبِيْنٍۙ Wa laqad arsalnā mūsā bi'āyātinā wa sulṭānim mubīnin. Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat mukjizat Kami dan keterangan yang nyata اِلٰى فِرْعَوْنَ وَمَلَا۟ىِٕهٖ فَاتَّبَعُوْٓا اَمْرَ فِرْعَوْنَ ۚوَمَآ اَمْرُ فِرْعَوْنَ بِرَشِيْدٍ Ilā firauna wa mala'ihī fattabaū amra firauna, wa mā amru firauna birasyīdin. kepada Firaun dan para pemuka kaumnya, tetapi justru mereka mengikuti perintah Firaun, padahal perintah Firaun sama sekali bukanlah perintah yang benar. يَقْدُمُ قَوْمَهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ فَاَوْرَدَهُمُ النَّارَ ۗوَبِئْسَ الْوِرْدُ الْمَوْرُوْدُ Yaqdumu qaumahū yaumal-qiyāmati fa auradahumun-nāra, wa bi'sal-wirdul-maurūdu. Firaun berjalan di depan kaumnya di hari Kiamat, lalu membawa mereka masuk neraka. Itulah seburuk-buruk tempat yang dimasuki. وَاُتْبِعُوْا فِيْ هٰذِهٖ لَعْنَةً وَّيَوْمَ الْقِيٰمَةِۗ بِئْسَ الرِّفْدُ الْمَرْفُوْدُ Wa utbiū fī hāżihī lanataw wa yaumal-qiyāmahti, bi'sar-rifdul-marfūdu. Mereka diikuti dengan laknat di sini dunia dan kelak di hari Kiamat. Laknat itu seburuk-buruk pemberian yang diserahkan. ذٰلِكَ مِنْ اَنْۢبَاۤءِ الْقُرٰى نَقُصُّهٗ عَلَيْكَ مِنْهَا قَاۤىِٕمٌ وَّحَصِيْدٌ Żālika min ambā'il-qurā naquṣṣuhū alaika minhā qā'imuw wa ḥaṣīdun. Itu adalah sebagian berita tentang negeri-negeri yang telah dibinasakan yang Kami ceritakan kepadamu Nabi Muhammad. Di sebagian negeri-negeri itu masih berdiri peninggalan-peninggalannya dan ada pula yang telah musnah. وَمَا ظَلَمْنٰهُمْ وَلٰكِنْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ فَمَآ اَغْنَتْ عَنْهُمْ اٰلِهَتُهُمُ الَّتِيْ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مِنْ شَيْءٍ لَّمَّا جَاۤءَ اَمْرُ رَبِّكَۗ وَمَا زَادُوْهُمْ غَيْرَ تَتْبِيْبٍ Wa mā ẓalamnāhum wa lākin ẓalamū anfusahum famā agnat anhum ālihatuhumul-latī yadūna min dūnillāhi min syai'il lammā jā'a amru rabbika, wa mā zādūhum gaira tatbībin. Kami tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri sendiri. Maka, tidak bermanfaat sedikit pun bagi mereka sembahan yang mereka sembah selain Allah saat siksaan Tuhanmu datang. Sembahan itu tak lain justru hanya menambah kebinasaan bagi mereka. وَكَذٰلِكَ اَخْذُ رَبِّكَ اِذَآ اَخَذَ الْقُرٰى وَهِيَ ظَالِمَةٌ ۗاِنَّ اَخْذَهٗٓ اَلِيْمٌ شَدِيْدٌ Wa każālika akhżu rabbika iżā akhażal-qurā wa hiya ẓālimahtun, inna akhżahū alīmun syadīdun. Demikianlah siksaan Tuhanmu apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya siksaan-Nya sangat pedih lagi sangat berat. اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّمَنْ خَافَ عَذَابَ الْاٰخِرَةِ ۗذٰلِكَ يَوْمٌ مَّجْمُوْعٌۙ لَّهُ النَّاسُ وَذٰلِكَ يَوْمٌ مَّشْهُوْدٌ Inna fī żālika la'āyatal liman khāfa ażābal-ākhirahti, żālika yaumum majmūun, lahun-nāsu wa żālika yaumum masyhūdun. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut pada azab akhirat. Itu adalah hari ketika semua manusia dikumpulkan untuk dihisab dan itu adalah hari yang disaksikan oleh semua makhluk. وَمَا نُؤَخِّرُهٗٓ اِلَّا لِاَجَلٍ مَّعْدُوْدٍۗ Wa mā nu'akhkhiruhū illā li'ajalim madūdin. Kami tidak akan menundanya, kecuali sampai waktu yang sudah ditentukan. يَوْمَ يَأْتِ لَا تَكَلَّمُ نَفْسٌ اِلَّا بِاِذْنِهٖۚ فَمِنْهُمْ شَقِيٌّ وَّسَعِيْدٌ Yauma ya'ti lā takallamu nafsun illā bi'iżnihī, fa minhum syaqiyyuw wa saīdun. Ketika hari itu datang, tidak seorang pun yang berbicara, kecuali dengan izin-Nya. Maka, di antara mereka ada yang sengsara dan ada yang berbahagia. فَاَمَّا الَّذِيْنَ شَقُوْا فَفِى النَّارِ لَهُمْ فِيْهَا زَفِيْرٌ وَّشَهِيْقٌۙ Fa ammal-lażīna syaqū fa fin-nāri lahum fīhā zafīruw wa syahīqun. Adapun orang-orang yang sengsara, maka ia berada di dalam neraka. Di sana mereka mengeluarkan dan menarik nafas dengan merintih. خٰلِدِيْنَ فِيْهَا مَا دَامَتِ السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُ اِلَّا مَا شَاۤءَ رَبُّكَۗ اِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيْدُ Khālidīna fīhā mā dāmatis-samāwātu wal-arḍu illā mā syā'a rabbuka, inna rabbaka faālul limā yurīdu. Mereka kekal di dalamnya selama masih ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki yang lain. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki. ۞ وَاَمَّا الَّذِيْنَ سُعِدُوْا فَفِى الْجَنَّةِ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا مَا دَامَتِ السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُ اِلَّا مَا شَاۤءَ رَبُّكَۗ عَطَاۤءً غَيْرَ مَجْذُوْذٍ Wa ammal-lażīna suidū fa fil-jannati khālidīna fīhā mā dāmatis-samāwātu wal-arḍu illā mā syā'a rabbuka, aṭā'an gaira majżūżin. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka ia berada di dalam surga. Mereka kekal di dalamnya selama masih ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki yang lain sebagai karunia yang tidak putus-putusnya. فَلَا تَكُ فِيْ مِرْيَةٍ مِّمَّا يَعْبُدُ هٰٓؤُلَاۤءِ ۗمَا يَعْبُدُوْنَ اِلَّا كَمَا يَعْبُدُ اٰبَاۤؤُهُمْ مِّنْ قَبْلُ ۗوَاِنَّا لَمُوَفُّوْهُمْ نَصِيْبَهُمْ غَيْرَ مَنْقُوْصٍ ࣖ Falā taku fī miryatim mimmā yabudu hā'ulā'i, mā yabudūna illā kamā yabudu ābā'uhum min qablu, wa innā lamuwaffūhum naṣībahum gaira manqūṣin. Maka, janganlah engkau Nabi Muhammad ragu-ragu tentang kebatilan apa yang mereka sembah. Mereka tiada lain hanya menyembah sebagaimana nenek moyang mereka dahulu. Kami pasti akan menyempurnakan balasan mereka tanpa dikurangi sedikit pun. وَلَقَدْ اٰتَيْنَا مُوْسَى الْكِتٰبَ فَاخْتُلِفَ فِيْهِ ۗوَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ ۗوَاِنَّهُمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ Wa laqad ātainā mūsal-kitāba fakhtulifa fīhi, wa lau lā kalimatun sabaqat mir rabbika laquḍiya bainahum, wa innahum lafī syakkim minhu murībin. Sungguh, Kami benar-benar telah menganugerahkan Kitab Taurat kepada Musa, lalu ia kitab itu diperselisihkan. Seandainya tidak ada ketetapan yang terdahulu dari Tuhanmu bahwa orang-orang yang mendustakan Al-Qur’an akan ditunda penyiksaannya, niscaya telah dilaksanakan hukuman di antara mereka. Sesungguhnya mereka benar-benar dalam kebimbangan dan keraguan terhadapnya. وَاِنَّ كُلًّا لَّمَّا لَيُوَفِّيَنَّهُمْ رَبُّكَ اَعْمَالَهُمْ ۗاِنَّهٗ بِمَا يَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ Wa inna kullan lammā layuwaffiyannahum rabbuka amālahum, innahū bimā yamalūna khabīrun. Sesungguhnya kepada setiap yang berselisih itu Tuhanmu pasti akan memberi balasan secara penuh atas perbuatan mereka. Sesungguhnya Dia Mahateliti terhadap apa yang mereka kerjakan. فَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْاۗ اِنَّهٗ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ Fastaqim kamā umirta wa man tāba maaka wa lā taṭgau, innahū bimā tamalūna baṣīrun. Maka, tetaplah di jalan yang benar, sebagaimana engkau Nabi Muhammad telah diperintahkan. Begitu pula orang yang bertobat bersamamu. Janganlah kamu melampaui batas! Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. وَلَا تَرْكَنُوْٓا اِلَى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُۙ وَمَا لَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ مِنْ اَوْلِيَاۤءَ ثُمَّ لَا تُنْصَرُوْنَ Wa lā tarkanū ilal-lażīna ẓalamū fa tamassakumun-nāru, wa mā lakum min dūnillāhi min auliyā'a ṡumma lā tunṣarūna. Janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim sehingga menyebabkan api neraka menyentuhmu, sedangkan kamu tidak mempunyai seorang penolong pun selain Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan. وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ الَّيْلِ ۗاِنَّ الْحَسَنٰتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّاٰتِۗ ذٰلِكَ ذِكْرٰى لِلذّٰكِرِيْنَ Wa aqimiṣ-ṣalāta ṭarafayin-nahāri wa zulafam minal-laili, innal-ḥasanāti yużhibnas-sayyi'āti, żālika żikrā liż-żākirīna. Dirikanlah salat pada kedua ujung hari pagi dan petang dan pada bagian-bagian malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik menghapus kesalahan-kesalahan. Itu adalah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat Allah. وَاصْبِرْ فَاِنَّ اللّٰهَ لَا يُضِيْعُ اَجْرَ الْمُحْسِنِيْنَ Waṣbir fa innallāha lā yaḍīu ajral-muḥsinīna. Bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan. فَلَوْلَا كَانَ مِنَ الْقُرُوْنِ مِنْ قَبْلِكُمْ اُولُوْا بَقِيَّةٍ يَّنْهَوْنَ عَنِ الْفَسَادِ فِى الْاَرْضِ اِلَّا قَلِيْلًا مِّمَّنْ اَنْجَيْنَا مِنْهُمْ ۚوَاتَّبَعَ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مَآ اُتْرِفُوْا فِيْهِ وَكَانُوْا مُجْرِمِيْنَ Fa lau lā kāna minal-qurūni min qablikum ulū baqiyyatiy yanhauna anil-fasādi fil-arḍi illā qalīlam mimman anjainā minhum, wattabaal-lażīna ẓalamū mā utrifū fīhi wa kānū mujrimīna. Maka, mengapa tidak ada di antara generasi sebelum kamu sekelompok orang yang mempunyai keutamaan yang melarang berbuat kerusakan di bumi, kecuali sebagian kecil, yaitu orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka? Orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan dan kemewahan dan mereka adalah orang-orang yang berdosa. وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرٰى بِظُلْمٍ وَّاَهْلُهَا مُصْلِحُوْنَ Wa mā kāna rabbuka liyuhlikal-qurā biẓulmiw wa ahluhā muṣliḥūna. Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim sedangkan penduduknya berbuat kebaikan. وَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلَا يَزَالُوْنَ مُخْتَلِفِيْنَۙ Wa lau syā'a rabbuka lajaalan-nāsa ummataw wāḥidataw wa lā yazālūna mukhtalifīna. Jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia akan menjadikan manusia umat yang satu. Namun, mereka senantiasa berselisih dalam urusan agama, اِلَّا مَنْ رَّحِمَ رَبُّكَ ۗوَلِذٰلِكَ خَلَقَهُمْ ۗوَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَاَمْلَـَٔنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ اَجْمَعِيْنَ Illā mar raḥima rabbuka, wa liżālika khalaqahum, wa tammat kalimatu rabbika la'amla'anna jahannama minal-jinnati wan-nāsi ajmaīna. kecuali orang yang dirahmati oleh Tuhanmu. Menurut kehendak-Nya itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat keputusan Tuhanmu telah tetap, “Aku pasti akan memenuhi neraka Jahanam dengan pendurhaka dari kalangan jin dan manusia semuanya.” وَكُلًّا نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ اَنْۢبَاۤءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهٖ فُؤَادَكَ وَجَاۤءَكَ فِيْ هٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَّذِكْرٰى لِلْمُؤْمِنِيْنَ Wa kullan naquṣṣu alaika min ambā'ir-rusuli mā nuṡabbitu bihī fu'ādaka wa jā'aka fī hāżihil-ḥaqqu wa mauiẓatuw wa żikrā lil-mu'minīna. Semua kisah rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu Nabi Muhammad, yaitu kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu. Di dalamnya telah diberikan kepadamu segala kebenaran, nasihat, dan peringatan bagi orang-orang mukmin. وَقُلْ لِّلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ اعْمَلُوْا عَلٰى مَكَانَتِكُمْۗ اِنَّا عٰمِلُوْنَۙ Wa qul lil-lażīna lā yu'minūnamalū alā makānatikum, innā āmilūna. Katakanlah Nabi Muhammad kepada orang-orang yang tidak beriman, “Berbuatlah menurut kemampuanmu. Kami pun benar-benar akan berbuat seperti demikian وَانْتَظِرُوْاۚ اِنَّا مُنْتَظِرُوْنَ Wantaẓirū innā muntaẓirūna. dan tunggulah. Sesungguhnya kami pun menunggu.” وَلِلّٰهِ غَيْبُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاِلَيْهِ يُرْجَعُ الْاَمْرُ كُلُّهٗ فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِۗ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ ࣖ Wa lillāhi gaibus-samāwāti wal-arḍi wa ilaihi yurjaul-amru kulluhū fabudhu wa tawakkal alaihi, wa mā rabbuka bigāfilin ammā tamalūna. Milik Allahlah pengetahuan tentang yang gaib di langit dan di bumi. Kepada-Nyalah segala urusan dikembalikan. Maka, sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya. Tuhanmu tidak akan lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.
QuranSurat Hud Ayat 114. Bacaan QS 11:114 dalam huruf latin. Waaqimi alssalata tarafayi alnnahari wazulafan mina allayli inna alhasanati yuthhibna alssayyiati thalika thikra lilththakireena. Quran surat Hud ayat 114 dalam bahasa Arab. وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ ۚ إِنَّ
الٓرۚ كِتَـٰبٌ أُحْكِمَتْ ءَايَـٰتُهُۥ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِن لَّدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍ alif lām rā, kitābun uḥkimat āyātuhụ ṡumma fuṣṣilat mil ladun ḥakīmin khabīr [1] Alif Lam Ra. Inilah Kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi kemudian dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi Allah Yang Mahabijaksana, Mahateliti, أَلَّا تَعْبُدُوٓاْ إِلَّا ٱللَّهَۚ إِنَّنِى لَكُم مِّنْهُ نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ allā ta'budū illallāh, innanī lakum min-hu nażīruw wa basyīr [2] agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku Muhammad adalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira dari-Nya untukmu. وَأَنِ ٱسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوٓاْ إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُم مَّتَـٰعًا حَسَنًا إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِى فَضْلٍ فَضْلَهُۥۖ وَإِن تَوَلَّوْاْ فَإِنِّىٓ أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ wa anistagfirụ rabbakum ṡumma tụbū ilaihi yumatti'kum matā'an ḥasanan ilā ajalim musamman wa yu`ti kulla żī faḍlin faḍlah, wa in tawallau fa innī akhāfu 'alaikum 'ażāba yauming kabīr [3] Dan hendaklah kamu memohon ampunan kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya, niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu sampai waktu yang telah ditentukan. Dan Dia akan memberikan karunia-Nya kepada setiap orang yang berbuat baik. Dan jika kamu berpaling, maka sungguh, aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang besar Kiamat. إِلَى ٱللَّهِ مَرْجِعُكُمْۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ ilallāhi marji'ukum, wa huwa 'alā kulli syai`ing qadīr [4] Kepada Allah-lah kamu kembali. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. أَلَآ إِنَّهُمْ يَثْنُونَ صُدُورَهُمْ لِيَسْتَخْفُواْ مِنْهُۚ أَلَا حِينَ يَسْتَغْشُونَ ثِيَابَهُمْ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَۚ إِنَّهُۥ عَلِيمُۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ alā innahum yaṡnụna ṣudụrahum liyastakhfụ min-h, alā ḥīna yastagsyụna ṡiyābahum ya'lamu mā yusirrụna wa mā yu'linụn, innahụ 'alīmum biżātiṣ-ṣudụr [5] Ingatlah, sesungguhnya mereka orang-orang munafik memalingkan dada untuk menyembunyikan diri dari dia Muhammad. Ingatlah, ketika mereka menyelimuti dirinya dengan kain, Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka nyatakan, sungguh, Allah Maha Mengetahui segala isi hati. ۞ وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَاۚ كُلٌّ فِى كِتَـٰبٍ مُّبِينٍ wa mā min dābbatin fil-arḍi illā 'alallāhi rizquhā wa ya'lamu mustaqarrahā wa mustauda'ahā, kullun fī kitābim mubīn [6] Dan tidak satupun makhluk bergerak bernyawa di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam Kitab yang nyata Lauh Mahfuzh. وَهُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلْأَرْضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُۥ عَلَى ٱلْمَآءِ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاًۗ وَلَئِن قُلْتَ إِنَّكُم مَّبْعُوثُونَ مِنۢ بَعْدِ ٱلْمَوْتِ لَيَقُولَنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ إِنْ هَـٰذَآ إِلَّا سِحْرٌ مُّبِينٌ wa huwallażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa fī sittati ayyāmiw wa kāna 'arsyuhụ 'alal-mā`i liyabluwakum ayyukum aḥsanu 'amalā, wa la`ing qulta innakum mab'ụṡụna mim ba'dil-mauti layaqụlannallażīna kafarū in hāżā illā siḥrum mubīn [7] Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan Arsy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya. Jika engkau berkata kepada penduduk Mekah, “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan setelah mati,” niscaya orang kafir itu akan berkata, “Ini hanyalah sihir yang nyata.” وَلَئِنْ أَخَّرْنَا عَنْهُمُ ٱلْعَذَابَ إِلَىٰٓ أُمَّةٍ مَّعْدُودَةٍ لَّيَقُولُنَّ مَا يَحْبِسُهُۥٓۗ أَلَا يَوْمَ يَأْتِيهِمْ لَيْسَ مَصْرُوفًا عَنْهُمْ وَحَاقَ بِهِم مَّا كَانُواْ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَ wa la`in akhkharnā 'an-humul-'ażāba ilā ummatim ma'dụdatil layaqụlunna mā yaḥbisuh, alā yauma ya`tīhim laisa maṣrụfan 'an-hum wa ḥāqa bihim mā kānụ bihī yastahzi`ụn [8] Dan sungguh, jika Kami tangguhkan azab terhadap mereka sampai waktu yang ditentukan, niscaya mereka akan berkata, “Apakah yang menghalanginya?” Ketahuilah, ketika azab itu datang kepada mereka, tidaklah dapat dielakkan oleh mereka. Mereka dikepung oleh azab yang dahulu mereka memperolok-olokkannya. وَلَئِنْ أَذَقْنَا ٱلْإِنسَـٰنَ مِنَّا رَحْمَةً ثُمَّ نَزَعْنَـٰهَا مِنْهُ إِنَّهُۥ لَيَــُٔوسٌ كَفُورٌ wa la`in ażaqnal-insāna minnā raḥmatan ṡumma naza'nāhā min-h, innahụ laya`ụsung kafụr [9] Dan jika Kami berikan rahmat Kami kepada manusia, kemudian rahmat itu Kami cabut kembali, pastilah dia menjadi putus asa dan tidak berterima kasih. وَلَئِنْ أَذَقْنَـٰهُ نَعْمَآءَ بَعْدَ ضَرَّآءَ مَسَّتْهُ لَيَقُولَنَّ ذَهَبَ ٱلسَّيِّـَٔـاتُ عَنِّىٓۚ إِنَّهُۥ لَفَرِحٌ فَخُورٌ wa la`in ażaqnāhu na'mā`a ba'da ḍarrā`a massat-hu layaqụlanna żahabas-sayyi`ātu 'annī, innahụ lafariḥun fakhụr [10] Dan jika Kami berikan kebahagiaan kepadanya setelah ditimpa bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata, “Telah hilang bencana itu dariku.” Sesungguhnya dia merasa sangat gembira dan bangga, إِلَّا ٱلَّذِينَ صَبَرُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ أُوْلَـٰٓئِكَ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ illallażīna ṣabarụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāt, ulā`ika lahum magfiratuw wa ajrung kabīr [11] kecuali orang-orang yang sabar, dan mengerjakan kebajikan, mereka memperoleh ampunan dan pahala yang besar. فَلَعَلَّكَ تَارِكُۢ بَعْضَ مَا يُوحَىٰٓ إِلَيْكَ وَضَآئِقُۢ بِهِۦ صَدْرُكَ أَن يَقُولُواْ لَوْلَآ أُنزِلَ عَلَيْهِ كَنزٌ أَوْ جَآءَ مَعَهُۥ مَلَكٌۚ إِنَّمَآ أَنتَ نَذِيرٌۚ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ وَكِيلٌ fa la'allaka tārikum ba'ḍa mā yụḥā ilaika wa ḍā`iqum bihī ṣadruka ay yaqụlụ lau lā unzila 'alaihi kanzun au jā`a ma'ahụ malak, innamā anta nażīr, wallāhu 'alā kulli syai`iw wakīl [12] Maka boleh jadi engkau Muhammad hendak meninggalkan sebagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan dadamu sempit karenanya, karena mereka akan mengatakan, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya harta kekayaan atau datang bersamanya malaikat?” Sungguh, engkau hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah pemelihara segala sesuatu. أَمْ يَقُولُونَ ٱفْتَرَٮٰهُۖ قُلْ فَأْتُواْ بِعَشْرِ سُوَرٍ مِّثْلِهِۦ مُفْتَرَيَـٰتٍ وَٱدْعُواْ مَنِ ٱسْتَطَعْتُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمْ صَـٰدِقِينَ am yaqụlụnaftarāh, qul fa`tụ bi'asyri suwarim miṡlihī muftarayātiw wad'ụ manistaṭa'tum min dụnillāhi ing kuntum ṣādiqīn [13] Bahkan mereka mengatakan, “Dia Muhammad telah membuat-buat Al-Qur'an itu.” Katakanlah, “Kalau demikian, datangkanlah sepuluh surah semisal dengannya Al-Qur'an yang dibuat-buat, dan ajaklah siapa saja di antara kamu yang sanggup selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” فَإِلَّمْ يَسْتَجِيبُواْ لَكُمْ فَٱعْلَمُوٓاْ أَنَّمَآ أُنزِلَ بِعِلْمِ ٱللَّهِ وَأَن لَّآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَۖ فَهَلْ أَنتُم مُّسْلِمُونَ fa il lam yastajībụ lakum fa'lamū annamā unzila bi'ilmillāhi wa al lā ilāha illā huw, fa hal antum muslimụn [14] Maka jika mereka tidak memenuhi tantanganmu, maka katakanlah, “Ketahuilah, bahwa Al-Qur'an itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwa tidak ada tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri masuk Islam?” مَن كَانَ يُرِيدُ ٱلْحَيَوٲةَ ٱلدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَـٰلَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ mang kāna yurīdul-ḥayātad-dun-yā wa zīnatahā nuwaffi ilaihim a'mālahum fīhā wa hum fīhā lā yubkhasụn [15] Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan balasan penuh atas pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. أُوْلَـٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِى ٱلْأَخِرَةِ إِلَّا ٱلنَّارُۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُواْ فِيهَا وَبَـٰطِلٌ مَّا كَانُواْ يَعْمَلُونَ ulā`ikallażīna laisa lahum fil-ākhirati illan-nāru wa ḥabiṭa mā ṣana'ụ fīhā wa bāṭilum mā kānụ ya'malụn [16] Itulah orang-orang yang tidak memperoleh sesuatu di akhirat kecuali neraka, dan sia-sialah di sana apa yang telah mereka usahakan di dunia dan terhapuslah apa yang telah mereka kerjakan. أَفَمَن كَانَ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّهِۦ وَيَتْلُوهُ شَاهِدٌ مِّنْهُ وَمِن قَبْلِهِۦ كِتَـٰبُ مُوسَىٰٓ إِمَامًا وَرَحْمَةًۚ أُوْلَـٰٓئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِۦۚ وَمَن يَكْفُرْ بِهِۦ مِنَ ٱلْأَحْزَابِ فَٱلنَّارُ مَوْعِدُهُۥۚ فَلَا تَكُ فِى مِرْيَةٍ مِّنْهُۚ إِنَّهُ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّكَ وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ a fa mang kāna 'alā bayyinatim mir rabbihī wa yatlụhu syāhidum min-hu wa ming qablihī kitābu mụsā imāmaw wa raḥmah, ulā`ika yu`minụna bih, wa may yakfur bihī minal-aḥzābi fan-nāru mau'iduhụ fa lā taku fī miryatim min-hu innahul-ḥaqqu mir rabbika wa lākinna akṡaran-nāsi lā yu`minụn [17] Maka apakah orang-orang kafir itu sama dengan orang yang sudah mempunyai bukti yang nyata Al-Qur'an dari Tuhannya, dan diikuti oleh saksi dari-Nya dan sebelumnya sudah ada pula Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka beriman kepadanya Al-Qur'an. Barangsiapa mengingkarinya Al-Qur'an di antara kelompok-kelompok orang Quraisy, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah engkau ragu terhadap Al-Qur'an. Sungguh, Al-Qur'an itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman. وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًاۚ أُوْلَـٰٓئِكَ يُعْرَضُونَ عَلَىٰ رَبِّهِمْ وَيَقُولُ ٱلْأَشْهَـٰدُ هَـٰٓؤُلَآءِ ٱلَّذِينَ كَذَبُواْ عَلَىٰ رَبِّهِمْۚ أَلَا لَعْنَةُ ٱللَّهِ عَلَى ٱلظَّـٰلِمِينَ wa man aẓlamu mim maniftarā 'alallāhi każibā, ulā`ika yu'raḍụna 'alā rabbihim wa yaqụlul-asy-hādu hā`ulā`illażīna każabụ 'alā rabbihim, alā la'natullāhi 'alaẓ-ẓālimīn [18] Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata, “Orang-orang inilah yang telah berbohong terhadap Tuhan mereka.” Ingatlah, laknat Allah ditimpakan kepada orang yang zalim, ٱلَّذِينَ يَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ وَيَبْغُونَهَا عِوَجًا وَهُم بِٱلْأَخِرَةِ هُمْ كَـٰفِرُونَ allażīna yaṣuddụna 'an sabīlillāhi wa yabgụnahā 'iwajā, wa hum bil-ākhirati hum kāfirụn [19] yaitu mereka yang menghalangi dari jalan Allah dan menghendaki agar jalan itu bengkok. Dan mereka itulah orang yang tidak percaya adanya hari akhirat. أُوْلَـٰٓئِكَ لَمْ يَكُونُواْ مُعْجِزِينَ فِى ٱلْأَرْضِ وَمَا كَانَ لَهُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ مِنْ أَوْلِيَآءَۘ يُضَـٰعَفُ لَهُمُ ٱلْعَذَابُۚ مَا كَانُواْ يَسْتَطِيعُونَ ٱلسَّمْعَ وَمَا كَانُواْ يُبْصِرُونَ ulā`ika lam yakụnụ mu'jizīna fil-arḍi wa mā kāna lahum min dụnillāhi min auliyā`, yuḍā'afu lahumul-'ażāb, mā kānụ yastaṭī'ụnas-sam'a wa mā kānụ yubṣirụn [20] Mereka tidak mampu menghalangi siksaan Allah di bumi, dan tidak akan ada bagi mereka penolong selain Allah. Azab itu dilipatgandakan kepada mereka. Mereka tidak mampu mendengar kebenaran dan tidak dapat melihatnya. أُوْلَـٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓاْ أَنفُسَهُمْ وَضَلَّ عَنْهُم مَّا كَانُواْ يَفْتَرُونَ ulā`ikallażīna khasirū anfusahum wa ḍalla 'an-hum mā kānụ yaftarụn [21] Mereka itulah orang yang merugikan dirinya sendiri, dan lenyaplah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan. لَا جَرَمَ أَنَّهُمْ فِى ٱلْأَخِرَةِ هُمُ ٱلْأَخْسَرُونَ lā jarama annahum fil-ākhirati humul-akhsarụn [22] Pasti mereka itu menjadi orang yang paling rugi di akhirat. إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَأَخْبَتُوٓاْ إِلَىٰ رَبِّهِمْ أُوْلَـٰٓئِكَ أَصْحَـٰبُ ٱلْجَنَّةِۖ هُمْ فِيهَا خَـٰلِدُونَ innallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti wa akhbatū ilā rabbihim ulā`ika aṣ-ḥābul-jannah, hum fīhā khālidụn [23] Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dan merendahkan diri kepada Tuhan, mereka itu penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. ۞ مَثَلُ ٱلْفَرِيقَيْنِ كَٱلْأَعْمَىٰ وَٱلْأَصَمِّ وَٱلْبَصِيرِ وَٱلسَّمِيعِۚ هَلْ يَسْتَوِيَانِ مَثَلاًۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ maṡalul-farīqaini kal-a'mā wal-aṣammi wal-baṣīri was-samī', hal yastawiyāni maṡalā, a fa lā tażakkarụn [24] Perumpamaan kedua golongan orang kafir dan mukmin, seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan dapat mendengar. Samakah kedua golongan itu? Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran? وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِۦٓ إِنِّى لَكُمْ نَذِيرٌ مُّبِينٌ wa laqad arsalnā nụḥan ilā qaumihī innī lakum nażīrum mubīn [25] Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, dia berkata, “Sungguh, aku ini adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu, أَن لَّا تَعْبُدُوٓاْ إِلَّا ٱللَّهَۖ إِنِّىٓ أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ أَلِيمٍ al lā ta'budū illallāh, innī akhāfu 'alaikum 'ażāba yaumin alīm [26] agar kamu tidak menyembah selain Allah. Aku benar-benar khawatir kamu akan ditimpa azab pada hari yang sangat pedih.” فَقَالَ ٱلْمَلَأُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِن قَوْمِهِۦ مَا نَرَٮٰكَ إِلَّا بَشَرًا مِّثْلَنَا وَمَا نَرَٮٰكَ ٱتَّبَعَكَ إِلَّا ٱلَّذِينَ هُمْ أَرَاذِلُنَا بَادِىَ ٱلرَّأْىِ وَمَا نَرَىٰ لَكُمْ عَلَيْنَا مِن فَضْلِۭ بَلْ نَظُنُّكُمْ كَـٰذِبِينَ fa qālal-mala`ullażīna kafarụ ming qaumihī mā narāka illā basyaram miṡlanā wa mā narākattaba'aka illallażīna hum arāżilunā bādiyar-ra`y, wa mā narā lakum 'alainā min faḍlim bal naẓunnukum kāżibīn [27] Maka berkatalah para pemuka yang kafir dari kaumnya, “Kami tidak melihat engkau, melainkan hanyalah seorang manusia biasa seperti kami, dan kami tidak melihat orang yang mengikuti engkau, melainkan orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya. Kami tidak melihat kamu memiliki suatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami menganggap kamu adalah orang pendusta.” قَالَ يَـٰقَوْمِ أَرَءَيْتُمْ إِن كُنتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّى وَءَاتَـٰنِى رَحْمَةً مِّنْ عِندِهِۦ فَعُمِّيَتْ عَلَيْكُمْ أَنُلْزِمُكُمُوهَا وَأَنتُمْ لَهَا كَـٰرِهُونَ qāla yā qaumi a ra`aitum ing kuntu 'alā bayyinatim mir rabbī wa ātānī raḥmatam min 'indihī fa 'ummiyat 'alaikum, a nulzimukumụhā wa antum lahā kārihụn [28] Dia Nuh berkata, ”Wahai kaumku! Apa pendapatmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku, dan aku diberi rahmat dari sisi-Nya, sedangkan rahmat itu disamarkan bagimu. Apa kami akan memaksa kamu untuk menerimanya, padahal kamu tidak menyukainya? وَيَـٰقَوْمِ لَآ أَسْــَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مَالاًۖ إِنْ أَجْرِىَ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِۚ وَمَآ أَنَا۟ بِطَارِدِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْۚ إِنَّهُم مُّلَـٰقُواْ رَبِّهِمْ وَلَـٰكِنِّىٓ أَرَٮٰكُمْ قَوْمًا تَجْهَلُونَ wa yā qaumi lā as`alukum 'alaihi mālā, in ajriya illā 'alallāhi wa mā ana biṭāridillażīna āmanụ, innahum mulāqụ rabbihim wa lākinnī arākum qauman taj-halụn [29] Dan wahai kaumku! Aku tidak meminta harta kepada kamu sebagai imbalan atas seruanku. Imbalanku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang yang telah beriman. Sungguh, mereka akan bertemu dengan Tuhannya, dan sebaliknya aku memandangmu sebagai kaum yang bodoh. وَيَـٰقَوْمِ مَن يَنصُرُنِى مِنَ ٱللَّهِ إِن طَرَدتُّهُمْۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ wa yā qaumi may yanṣurunī minallāhi in ṭarattuhum, a fa lā tażakkarụn [30] Dan wahai kaumku! Siapakah yang akan menolongku dari azab Allah jika aku mengusir mereka. Tidakkah kamu mengambil pelajaran? وَلَآ أَقُولُ لَكُمْ عِندِى خَزَآئِنُ ٱللَّهِ وَلَآ أَعْلَمُ ٱلْغَيْبَ وَلَآ أَقُولُ إِنِّى مَلَكٌ وَلَآ أَقُولُ لِلَّذِينَ تَزْدَرِىٓ أَعْيُنُكُمْ لَن يُؤْتِيَهُمُ ٱللَّهُ خَيْرًاۖ ٱللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا فِىٓ أَنفُسِهِمْۖ إِنِّىٓ إِذًا لَّمِنَ ٱلظَّـٰلِمِينَ wa lā aqụlu lakum 'indī khazā`inullāhi wa lā a'lamul-gaiba wa lā aqụlu innī malakuw wa lā aqụlu lillażīna tazdarī a'yunukum lay yu`tiyahumullāhu khairā, allāhu a'lamu bimā fī anfusihim, innī iżal laminaẓ-ẓālimīn [31] Dan aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa aku mempunyai gudang-gudang rezeki dan kekayaan dari Allah, dan aku tidak mengetahui yang gaib, dan tidak pula mengatakan bahwa sesungguhnya aku adalah malaikat, dan aku tidak juga mengatakan kepada orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu, “Bahwa Allah tidak akan memberikan kebaikan kepada mereka. Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka. Sungguh, jika demikian aku benar-benar termasuk orang-orang yang zalim.” قَالُواْ يَـٰنُوحُ قَدْ جَـٰدَلْتَنَا فَأَكْثَرْتَ جِدَٲلَنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَآ إِن كُنتَ مِنَ ٱلصَّـٰدِقِينَ qālụ yā nụḥu qad jādaltana fa akṡarta jidālana fa`tinā bimā ta'idunā ing kunta minaṣ-ṣādiqīn [32] Mereka berkata, “Wahai Nuh! Sungguh, engkau telah berbantah dengan kami, dan engkau telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang engkau ancamkan, jika kamu termasuk orang yang benar.” قَالَ إِنَّمَا يَأْتِيكُم بِهِ ٱللَّهُ إِن شَآءَ وَمَآ أَنتُم بِمُعْجِزِينَ qāla innamā ya`tīkum bihillāhu in syā`a wa mā antum bimu'jizīn [33] Dia Nuh menjawab, “Hanya Allah yang akan mendatangkan azab kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu tidak akan dapat melepaskan diri. وَلَا يَنفَعُكُمْ نُصْحِىٓ إِنْ أَرَدتُّ أَنْ أَنصَحَ لَكُمْ إِن كَانَ ٱللَّهُ يُرِيدُ أَن يُغْوِيَكُمْۚ هُوَ رَبُّكُمْ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ wa lā yanfa'ukum nuṣ-ḥī in arattu an anṣaḥa lakum ing kānallāhu yurīdu ay yugwiyakum, huwa rabbukum, wa ilaihi turja'ụn [34] Dan nasihatku tidak akan bermanfaat bagimu sekalipun aku ingin memberi nasihat kepadamu, kalau Allah hendak menyesatkan kamu. Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” أَمْ يَقُولُونَ ٱفْتَرَٮٰهُۖ قُلْ إِنِ ٱفْتَرَيْتُهُۥ فَعَلَىَّ إِجْرَامِى وَأَنَا۟ بَرِىٓءٌ مِّمَّا تُجْرِمُونَ am yaqụlụnaftarāh, qul iniftaraituhụ fa 'alayya ijrāmī wa ana barī`um mimmā tujrimụn [35] Bahkan mereka orang kafir berkata, “Dia cuma mengada-ada saja.” Katakanlah Muhammad, “Jika aku mengada-ada, akulah yang akan memikul dosanya, dan aku bebas dari dosa yang kamu perbuat.” وَأُوحِىَ إِلَىٰ نُوحٍ أَنَّهُۥ لَن يُؤْمِنَ مِن قَوْمِكَ إِلَّا مَن قَدْ ءَامَنَ فَلَا تَبْتَئِسْ بِمَا كَانُواْ يَفْعَلُونَ wa ụḥiya ilā nụḥin annahụ lay yu`mina ming qaumika illā mang qad āmana fa lā tabta`is bimā kānụ yaf'alụn [36] Dan diwahyukan kepada Nuh, “Ketahuilah tidak akan beriman di an-tara kaummu, kecuali orang yang benar-benar beriman saja, karena itu janganlah engkau bersedih hati tentang apa yang mereka perbuat. وَٱصْنَعِ ٱلْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلَا تُخَـٰطِبْنِى فِى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓاْۚ إِنَّهُم مُّغْرَقُونَ waṣna'il-fulka bi`a'yuninā wa waḥyinā wa lā tukhāṭibnī fillażīna ẓalamụ, innahum mugraqụn [37] Dan buatlah kapal itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah engkau bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.” وَيَصْنَعُ ٱلْفُلْكَ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلَأٌ مِّن قَوْمِهِۦ سَخِرُواْ مِنْهُۚ قَالَ إِن تَسْخَرُواْ مِنَّا فَإِنَّا نَسْخَرُ مِنكُمْ كَمَا تَسْخَرُونَ wa yaṣna'ul-fulk, wa kullamā marra 'alaihi mala`um ming qaumihī sakhirụ min-h, qāla in taskharụ minnā fa innā naskharu mingkum kamā taskharụn [38] Dan mulailah dia Nuh membuat kapal. Setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewatinya, mereka mengejeknya. Dia Nuh berkata, “Jika kamu mengejek kami, maka kami pun akan mengejekmu sebagaimana kamu mengejek kami. فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ مَن يَأْتِيهِ عَذَابٌ يُخْزِيهِ وَيَحِلُّ عَلَيْهِ عَذَابٌ مُّقِيمٌ fa saufa ta'lamụna may ya`tīhi 'ażābuy yukhzīhi wa yaḥillu 'alaihi 'ażābum muqīm [39] Maka kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakan dan siapa yang akan ditimpa azab yang kekal.” حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَمْرُنَا وَفَارَ ٱلتَّنُّورُ قُلْنَا ٱحْمِلْ فِيهَا مِن كُلٍّ زَوْجَيْنِ ٱثْنَيْنِ وَأَهْلَكَ إِلَّا مَن سَبَقَ عَلَيْهِ ٱلْقَوْلُ وَمَنْ ءَامَنَۚ وَمَآ ءَامَنَ مَعَهُۥٓ إِلَّا قَلِيلٌ ḥattā iżā jā`a amrunā wa fārat-tannụru qulnaḥmil fīhā ming kullin zaujainiṡnaini wa ahlaka illā man sabaqa 'alaihil-qaulu wa man āman, wa mā āmana ma'ahū illā qalīl [40] Hingga apabila perintah Kami datang dan tanur dapur telah memancarkan air, Kami berfirman, “Muatkanlah ke dalamnya kapal itu dari masing-masing hewan sepasang jantan dan betina, dan juga keluargamu kecuali orang yang telah terkena ketetapan terdahulu dan muatkan pula orang yang beriman.” Ternyata orang-orang beriman yang bersama dengan Nuh hanya sedikit. ۞ وَقَالَ ٱرْكَبُواْ فِيهَا بِسْمِ ٱللَّهِ مَجْر۪ٮٰهَا وَمُرْسَـٰهَآۚ إِنَّ رَبِّى لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ wa qālarkabụ fīhā bismillāhi majrhā wa mursāhā, inna rabbī lagafụrur raḥīm [41] Dan dia berkata, ”Naiklah kamu semua ke dalamnya kapal dengan menyebut nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.” وَهِىَ تَجْرِى بِهِمْ فِى مَوْجٍ كَٱلْجِبَالِ وَنَادَىٰ نُوحٌ ٱبْنَهُۥ وَكَانَ فِى مَعْزِلٍ يَـٰبُنَىَّ ٱرْكَب مَّعَنَا وَلَا تَكُن مَّعَ ٱلْكَـٰفِرِينَ wa hiya tajrī bihim fī maujing kal-jibāl, wa nādā nụḥunibnahụ wa kāna fī ma'ziliy yā bunayyarkam ma'anā wa lā takum ma'al-kāfirīn [42] Dan kapal itu berlayar membawa mereka ke dalam gelombang laksana gunung-gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, ketika dia anak itu berada di tempat yang jauh terpencil, “Wahai anakku! Naiklah ke kapal bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir.” قَالَ سَـَٔـاوِىٓ إِلَىٰ جَبَلٍ يَعْصِمُنِى مِنَ ٱلْمَآءِۚ قَالَ لَا عَاصِمَ ٱلْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ إِلَّا مَن رَّحِمَۚ وَحَالَ بَيْنَهُمَا ٱلْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ ٱلْمُغْرَقِينَ qāla sa`āwī ilā jabaliy ya'ṣimunī minal-mā`, qāla lā 'āṣimal-yauma min amrillāhi illā mar raḥim, wa ḥāla bainahumal-mauju fa kāna minal-mugraqīn [43] Dia anaknya menjawab, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah!” Nuh berkata, “Tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah yang Maha Penyayang.” Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka dia anak itu termasuk orang yang ditenggelamkan. وَقِيلَ يَـٰٓأَرْضُ ٱبْلَعِى مَآءَكِ وَيَـٰسَمَآءُ أَقْلِعِى وَغِيضَ ٱلْمَآءُ وَقُضِىَ ٱلْأَمْرُ وَٱسْتَوَتْ عَلَى ٱلْجُودِىِّۖ وَقِيلَ بُعْدًا لِّلْقَوْمِ ٱلظَّـٰلِمِينَ wa qīla yā arḍubla'ī mā`aki wa yā samā`u aqli'ī wa gīḍal-mā`u wa quḍiyal-amru wastawat 'alal-jụdiyyi wa qīla bu'dal lil-qaumiẓ-ẓālimīn [44] Dan difirmankan, “Wahai bumi! Telanlah airmu dan wahai langit hujan! berhentilah.” Dan air pun disurutkan, dan perintah pun diselesaikan dan kapal itupun berlabuh di atas gunung Judi, dan dikatakan, ”Binasalah orang-orang zalim.” وَنَادَىٰ نُوحٌ رَّبَّهُۥ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ٱبْنِى مِنْ أَهْلِى وَإِنَّ وَعْدَكَ ٱلْحَقُّ وَأَنتَ أَحْكَمُ ٱلْحَـٰكِمِينَ wa nādā nụḥur rabbahụ fa qāla rabbi innabnī min ahlī, wa inna wa'dakal-ḥaqqu wa anta aḥkamul-ḥākimīn [45] Dan Nuh memohon kepada Tuhannya sambil berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil.” قَالَ يَـٰنُوحُ إِنَّهُۥ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَۖ إِنَّهُۥ عَمَلٌ غَيْرُ صَـٰلِحٍۖ فَلَا تَسْــَٔلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌۖ إِنِّىٓ أَعِظُكَ أَن تَكُونَ مِنَ ٱلْجَـٰهِلِينَ qāla yā nụḥu innahụ laisa min ahlik, innahụ 'amalun gairu ṣāliḥin fa lā tas`alni mā laisa laka bihī 'ilm, innī a'iẓuka an takụna minal-jāhilīn [46] Dia Allah berfirman, “Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui hakikatnya. Aku menasihatimu agar engkau tidak termasuk orang yang bodoh.” قَالَ رَبِّ إِنِّىٓ أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْــَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِى بِهِۦ عِلْمٌۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِى وَتَرْحَمْنِىٓ أَكُن مِّنَ ٱلْخَـٰسِرِينَ qāla rabbi innī a'ụżu bika an as`alaka mā laisa lī bihī 'ilm, wa illā tagfir lī wa tar-ḥamnī akum minal-khāsirīn [47] Dia Nuh berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui hakikatnya. Kalau Engkau tidak mengampuniku, dan tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk orang yang rugi.” قِيلَ يَـٰنُوحُ ٱهْبِطْ بِسَلَـٰمٍ مِّنَّا وَبَرَكَـٰتٍ عَلَيْكَ وَعَلَىٰٓ أُمَمٍ مِّمَّن مَّعَكَۚ وَأُمَمٌ سَنُمَتِّعُهُمْ ثُمَّ يَمَسُّهُم مِّنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ qīla yā nụḥuhbiṭ bisalāmim minnā wa barakātin 'alaika wa 'alā umamim mim mam ma'ak, wa umamun sanumatti'uhum ṡumma yamassuhum minnā 'ażābun alīm [48] Difirmankan, “Wahai Nuh! Turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkahan dari Kami, bagimu dan bagi semua umat mukmin yang bersamamu. Dan ada umat-umat yang Kami beri kesenangan dalam kehidupan dunia, kemudian mereka akan ditimpa azab Kami yang pedih.” تِلْكَ مِنْ أَنۢبَآءِ ٱلْغَيْبِ نُوحِيهَآ إِلَيْكَۖ مَا كُنتَ تَعْلَمُهَآ أَنتَ وَلَا قَوْمُكَ مِن قَبْلِ هَـٰذَاۖ فَٱصْبِرْۖ إِنَّ ٱلْعَـٰقِبَةَ لِلْمُتَّقِينَ tilka min ambā`il-gaibi nụḥīhā ilaīk, mā kunta ta'lamuhā anta wa lā qaumuka ming qabli hāżā, faṣbir, innal-'āqibata lil-muttaqīn [49] Itulah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepadamu Muhammad; tidak pernah engkau mengetahuinya dan tidak pula kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah, sungguh, kesudahan yang baik adalah bagi orang yang bertakwa. وَإِلَىٰ عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًاۚ قَالَ يَـٰقَوْمِ ٱعْبُدُواْ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـٰهٍ غَيْرُهُۥٓۖ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا مُفْتَرُونَ wa ilā 'ādin akhāhum hụdā, qāla yā qaumi'budullāha mā lakum min ilāhin gairuh, in antum illā muftarụn [50] Dan kepada kaum Ad Kami utus saudara mereka, Hud. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Selama ini kamu hanyalah mengada-ada. يَـٰقَوْمِ لَآ أَسْــَٔلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًاۖ إِنْ أَجْرِىَ إِلَّا عَلَى ٱلَّذِى فَطَرَنِىٓۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ yā qaumi lā as`alukum 'alaihi ajrā, in ajriya illā 'alallażī faṭaranī, a fa lā ta'qilụn [51] Wahai kaumku! Aku tidak meminta imbalan kepadamu atas seruanku ini. Imbalanku hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Tidakkah kamu mengerti?” وَيَـٰقَوْمِ ٱسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوٓاْ إِلَيْهِ يُرْسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْاْ مُجْرِمِينَ wa yā qaumistagfirụ rabbakum ṡumma tụbū ilaihi yursilis-samā`a 'alaikum midrāraw wa yazidkum quwwatan ilā quwwatikum wa lā tatawallau mujrimīn [52] Dan Hud berkata, “Wahai kaumku! Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras, Dia akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling menjadi orang yang berdosa.” قَالُواْ يَـٰهُودُ مَا جِئْتَنَا بِبَيِّنَةٍ وَمَا نَحْنُ بِتَارِكِىٓ ءَالِهَتِنَا عَن قَوْلِكَ وَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِينَ qālụ yā hụdu mā ji`tanā bibayyinatiw wa mā naḥnu bitārikī ālihatinā 'ang qaulika wa mā naḥnu laka bimu`minīn [53] Mereka kaum Ad berkata, “Wahai Hud! Engkau tidak mendatangkan suatu bukti yang nyata kepada kami, dan kami tidak akan meninggalkan sesembahan kami karena perkataanmu dan kami tidak akan mempercayaimu, إِن نَّقُولُ إِلَّا ٱعْتَرَٮٰكَ بَعْضُ ءَالِهَتِنَا بِسُوٓءٍۗ قَالَ إِنِّىٓ أُشْهِدُ ٱللَّهَ وَٱشْهَدُوٓاْ أَنِّى بَرِىٓءٌ مِّمَّا تُشْرِكُونَ in naqụlu illa'tarāka ba'ḍu ālihatinā bisū`, qāla innī usy-hidullāha wasy-hadū annī barī`um mimmā tusyrikụn [54] kami hanya mengatakan bahwa sebagian sesembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu.” Dia Hud menjawab, “Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah dan saksikanlah bahwa aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan, مِن دُونِهِۦۖ فَكِيدُونِى جَمِيعًا ثُمَّ لَا تُنظِرُونِ min dụnihī fa kīdụnī jamī'an ṡumma lā tunẓirụn [55] dengan yang lain, sebab itu jalankanlah semua tipu dayamu terhadapku dan jangan kamu tunda lagi. إِنِّى تَوَكَّلْتُ عَلَى ٱللَّهِ رَبِّى وَرَبِّكُمۚ مَّا مِن دَآبَّةٍ إِلَّا هُوَ ءَاخِذُۢ بِنَاصِيَتِهَآۚ إِنَّ رَبِّى عَلَىٰ صِرَٲطٍ مُّسْتَقِيمٍ innī tawakkaltu 'alallāhi rabbī wa rabbikum, mā min dābbatin illā huwa ākhiżum bināṣiyatihā, inna rabbī 'alā ṣirāṭim mustaqīm [56] Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak satu pun makhluk bergerak yang bernyawa melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya menguasainya. Sungguh, Tuhanku di jalan yang lurus adil. فَإِن تَوَلَّوْاْ فَقَدْ أَبْلَغْتُكُم مَّآ أُرْسِلْتُ بِهِۦٓ إِلَيْكُمْۚ وَيَسْتَخْلِفُ رَبِّى قَوْمًا غَيْرَكُمْ وَلَا تَضُرُّونَهُۥ شَيْــًٔاۚ إِنَّ رَبِّى عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ حَفِيظٌ fa in tawallau fa qad ablagtukum mā ursiltu bihī ilaikum, wa yastakhlifu rabbī qauman gairakum, wa lā taḍurrụnahụ syai`ā, inna rabbī 'alā kulli syai`in ḥafīẓ [57] Maka jika kamu berpaling, maka sungguh, aku telah menyampaikan kepadamu apa yang menjadi tugasku sebagai rasul kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti kamu dengan kaum yang lain, sedang kamu tidak dapat mendatangkan mudarat kepada-Nya sedikit pun. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pemelihara segala sesuatu.” وَلَمَّا جَآءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا هُودًا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ بِرَحْمَةٍ مِّنَّا وَنَجَّيْنَـٰهُم مِّنْ عَذَابٍ غَلِيظٍ wa lammā jā`a amrunā najjainā hụdaw wallażīna āmanụ ma'ahụ biraḥmatim minnā, wa najjaināhum min 'ażābin galīẓ [58] Dan ketika azab Kami datang, Kami selamatkan Hud dan orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat Kami. Kami selamatkan pula mereka di akhirat dari azab yang berat. وَتِلْكَ عَادٌۖ جَحَدُواْ بِـَٔـايَـٰتِ رَبِّهِمْ وَعَصَوْاْ رُسُلَهُۥ وَٱتَّبَعُوٓاْ أَمْرَ كُلِّ جَبَّارٍ عَنِيدٍ wa tilka 'ādun jaḥadụ bi`āyāti rabbihim wa 'aṣau rusulahụ wattaba'ū amra kulli jabbārin 'anīd [59] Dan itulah kisah kaum Ad yang mengingkari tanda-tanda kekuasaan Tuhan. Mereka mendurhakai rasul-rasul-Nya dan menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang lagi durhaka. وَأُتْبِعُواْ فِى هَـٰذِهِ ٱلدُّنْيَا لَعْنَةً وَيَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِۗ أَلَآ إِنَّ عَادًا كَفَرُواْ رَبَّهُمْۗ أَلَا بُعْدًا لِّعَادٍ قَوْمِ هُودٍ wa utbi'ụ fī hāżihid-dun-yā la'nataw wa yaumal-qiyāmah, alā inna 'ādang kafarụ rabbahum, alā bu'dal li'āding qaumi hụd [60] Dan mereka selalu diikuti dengan laknat di dunia ini dan begitu pula di hari Kiamat. Ingatlah, kaum Ad itu ingkar kepada Tuhan mereka. Sungguh, binasalah kaum Ad, umat Hud itu, ۞ وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَـٰلِحًاۚ قَالَ يَـٰقَوْمِ ٱعْبُدُواْ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـٰهٍ غَيْرُهُۥۖ هُوَ أَنشَأَكُم مِّنَ ٱلْأَرْضِ وَٱسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَٱسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوٓاْ إِلَيْهِۚ إِنَّ رَبِّى قَرِيبٌ مُّجِيبٌ wa ilā ṡamụda akhāhum ṣāliḥā, qāla yā qaumi'budullāha mā lakum min ilāhin gairuh, huwa ansya`akum minal-arḍi wasta'marakum fīhā fastagfirụhu ṡumma tụbū ilaīh, inna rabbī qarībum mujīb [61] dan kepada kaum samud Kami utus saudara mereka, Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi tanah dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat rahmat-Nya dan memperkenankan doa hamba-Nya.” قَالُواْ يَـٰصَـٰلِحُ قَدْ كُنتَ فِينَا مَرْجُوًّا قَبْلَ هَـٰذَآۖ أَتَنْهَـٰنَآ أَن نَّعْبُدَ مَا يَعْبُدُ ءَابَآؤُنَا وَإِنَّنَا لَفِى شَكٍّ مِّمَّا تَدْعُونَآ إِلَيْهِ مُرِيبٍ qālụ yā ṣāliḥu qad kunta fīnā marjuwwang qabla hāżā a tan-hānā an na'buda mā ya'budu ābā`unā wa innanā lafī syakkim mimmā tad'ụnā ilaihi murīb [62] Mereka kaum samud berkata, “Wahai Saleh! Sungguh, engkau sebelum ini berada di tengah-tengah kami merupakan orang yang di harapkan, mengapa engkau melarang kami menyembah apa yang disembah oleh nenek moyang kami? Sungguh, kami benar-benar dalam keraguan dan kegelisahan terhadap apa agama yang engkau serukan kepada kami.” قَالَ يَـٰقَوْمِ أَرَءَيْتُمْ إِن كُنتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّى وَءَاتَـٰنِى مِنْهُ رَحْمَةً فَمَن يَنصُرُنِى مِنَ ٱللَّهِ إِنْ عَصَيْتُهُۥۖ فَمَا تَزِيدُونَنِى غَيْرَ تَخْسِيرٍ qāla yā qaumi a ra`aitum ing kuntu 'alā bayyinatim mir rabbī, wa ātānī min-hu raḥmatan fa may yanṣurunī minallāhi in 'aṣaituh, fa mā tazīdụnanī gaira takhsīr [63] Dia Saleh berkata, “Wahai kaumku! Terangkanlah kepadaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan diberi-Nya aku rahmat kenabian dari-Nya, maka siapa yang akan menolongku dari azab Allah jika aku mendurhakai-Nya? Maka kamu hanya akan menambah kerugian kepadaku. وَيَـٰقَوْمِ هَـٰذِهِۦ نَاقَةُ ٱللَّهِ لَكُمْ ءَايَةً فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِىٓ أَرْضِ ٱللَّهِ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوٓءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ قَرِيبٌ wa yā qaumi hāżihī nāqatullāhi lakum āyatan fa żarụhā ta`kul fī arḍillāhi wa lā tamassụhā bisū`in fa ya`khużakum 'ażābung qarīb [64] Dan wahai kaumku! Inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat untukmu, sebab itu biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun yang akan menyebabkan kamu segera ditimpa azab.” فَعَقَرُوهَا فَقَالَ تَمَتَّعُواْ فِى دَارِكُمْ ثَلَـٰثَةَ أَيَّامٍۖ ذَٲلِكَ وَعْدٌ غَيْرُ مَكْذُوبٍ fa 'aqarụhā fa qāla tamatta'ụ fī dārikum ṡalāṡata ayyām, żālika wa'dun gairu makżụb [65] Maka mereka menyembelih unta itu, kemudian dia Saleh berkata, “Bersukarialah kamu semua di rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan.” فَلَمَّا جَآءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا صَـٰلِحًا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ بِرَحْمَةٍ مِّنَّا وَمِنْ خِزْىِ يَوْمِئِذٍۗ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ ٱلْقَوِىُّ ٱلْعَزِيزُ fa lammā jā`a amrunā najjainā ṣāliḥaw wallażīna āmanụ ma'ahụ biraḥmatim minnā wa min khizyi yaumi`iż, inna rabbaka huwal-qawiyyul-'azīz [66] Maka ketika keputusan Kami datang, Kami selamatkan Saleh dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami dan Kami selamatkan dari kehinaan pada hari itu. Sungguh, Tuhanmu, Dia Mahakuat, Mahaperkasa. وَأَخَذَ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ ٱلصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُواْ فِى دِيَـٰرِهِمْ جَـٰثِمِينَ wa akhażallażīna ẓalamuṣ-ṣaiḥatu fa aṣbaḥụ fī diyārihim jāṡimīn [67] Kemudian suara yang mengguntur menimpa orang-orang zalim itu, sehingga mereka mati bergelimpangan di rumahnya. كَأَن لَّمْ يَغْنَوْاْ فِيهَآۗ أَلَآ إِنَّ ثَمُودَاْ كَفَرُواْ رَبَّهُمْۗ أَلَا بُعْدًا لِّثَمُودَ ka`al lam yagnau fīhā, alā inna ṡamụda kafarụ rabbahum, alā bu'dal liṡamụd [68] Seolah-olah mereka belum pernah tinggal di tempat itu. Ingatlah, kaum samud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, binasalah kaum samud. وَلَقَدْ جَآءَتْ رُسُلُنَآ إِبْرَٲهِيمَ بِٱلْبُشْرَىٰ قَالُواْ سَلَـٰمًاۖ قَالَ سَلَـٰمٌۖ فَمَا لَبِثَ أَن جَآءَ بِعِجْلٍ حَنِيذٍ wa laqad jā`at rusulunā ibrāhīma bil-busyrā qālụ salāmā, qāla salāmun fa mā labiṡa an jā`a bi'ijlin ḥanīż [69] Dan para utusan Kami para malaikat telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan, “Selamat.” Dia Ibrahim menjawab, “Selamat atas kamu.” Ma-ka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. فَلَمَّا رَءَآ أَيْدِيَهُمْ لَا تَصِلُ إِلَيْهِ نَكِرَهُمْ وَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةًۚ قَالُواْ لَا تَخَفْ إِنَّآ أُرْسِلْنَآ إِلَىٰ قَوْمِ لُوطٍ fa lammā ra`ā aidiyahum lā taṣilu ilaihi nakirahum wa aujasa min-hum khīfah, qālụ lā takhaf innā ursilnā ilā qaumi lụṭ [70] Maka ketika dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, dia Ibrahim mencurigai mereka, dan merasa takut kepada mereka. Mereka malaikat berkata, “Jangan takut, sesungguhnya kami diutus kepada kaum Lut.” وَٱمْرَأَتُهُۥ قَآئِمَةٌ فَضَحِكَتْ فَبَشَّرْنَـٰهَا بِإِسْحَـٰقَ وَمِن وَرَآءِ إِسْحَـٰقَ يَعْقُوبَ wamra`atuhụ qā`imatun fa ḍaḥikat fa basysyarnāhā bi`is-ḥāqa wa miw warā`i is-ḥāqa ya'qụb [71] Dan istrinya berdiri lalu dia tersenyum. Maka Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang kelahiran Ishak dan setelah Ishak akan lahir Yakub. قَالَتْ يَـٰوَيْلَتَىٰٓ ءَأَلِدُ وَأَنَا۟ عَجُوزٌ وَهَـٰذَا بَعْلِى شَيْخًاۖ إِنَّ هَـٰذَا لَشَىْءٌ عَجِيبٌ qālat yā wailatā a alidu wa ana 'ajụzuw wa hāżā ba'lī syaikhā, inna hāżā lasyai`un 'ajīb [72] Dia istrinya berkata, “Sungguh ajaib, mungkinkah aku akan melahirkan anak padahal aku sudah tua, dan suamiku ini sudah sangat tua? Ini benar-benar sesuatu yang ajaib.” قَالُوٓاْ أَتَعْجَبِينَ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِۖ رَحْمَتُ ٱللَّهِ وَبَرَكَـٰتُهُۥ عَلَيْكُمْ أَهْلَ ٱلْبَيْتِۚ إِنَّهُۥ حَمِيدٌ مَّجِيدٌ qālū a ta'jabīna min amrillāhi raḥmatullāhi wa barakātuhụ 'alaikum ahlal-baīt, innahụ ḥamīdum majīd [73] Mereka para malaikat berkata, “Mengapa engkau merasa heran tentang ketetapan Allah? Itu adalah rahmat dan berkah Allah, dicurahkan kepada kamu, wahai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji, Maha Pengasih.” فَلَمَّا ذَهَبَ عَنْ إِبْرَٲهِيمَ ٱلرَّوْعُ وَجَآءَتْهُ ٱلْبُشْرَىٰ يُجَـٰدِلُنَا فِى قَوْمِ لُوطٍ fa lammā żahaba 'an ibrāhīmar-rau'u wa jā`at-hul-busyrā yujādilunā fī qaumi lụṭ [74] Maka ketika rasa takut hilang dari Ibrahim dan kabar gembira telah datang kepadanya, dia pun bersoal jawab dengan para malaikat Kami tentang kaum Lut. إِنَّ إِبْرَٲهِيمَ لَحَلِيمٌ أَوَّٲهٌ مُّنِيبٌ inna ibrāhīma laḥalīmun awwāhum munīb [75] Ibrahim sungguh penyantun, lembut hati dan suka kembali kepada Allah. يَـٰٓإِبْرَٲهِيمُ أَعْرِضْ عَنْ هَـٰذَآۖ إِنَّهُۥ قَدْ جَآءَ أَمْرُ رَبِّكَۖ وَإِنَّهُمْ ءَاتِيهِمْ عَذَابٌ غَيْرُ مَرْدُودٍ yā ibrāhīmu a'riḍ 'an hāżā, innahụ qad jā`a amru rabbik, wa innahum ātīhim 'ażābun gairu mardụd [76] Wahai Ibrahim! Tinggalkanlah perbincangan ini, sungguh, ketetapan Tuhanmu telah datang, dan mereka itu akan ditimpa azab yang tidak dapat ditolak. وَلَمَّا جَآءَتْ رُسُلُنَا لُوطًا سِىٓءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا وَقَالَ هَـٰذَا يَوْمٌ عَصِيبٌ wa lammā jā`at rusulunā lụṭan sī`a bihim wa ḍāqa bihim żar'aw wa qāla hāżā yaumun 'aṣīb [77] Dan ketika para utusan Kami para malaikat itu datang kepada Lut, dia merasa curiga dan dadanya merasa sempit karena kedatangannya. Dia Lut berkata, “Ini hari yang sangat sulit.” وَجَآءَهُۥ قَوْمُهُۥ يُهْرَعُونَ إِلَيْهِ وَمِن قَبْلُ كَانُواْ يَعْمَلُونَ ٱلسَّيِّـَٔـاتِۚ قَالَ يَـٰقَوْمِ هَـٰٓؤُلَآءِ بَنَاتِى هُنَّ أَطْهَرُ لَكُمْۖ فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلَا تُخْزُونِ فِى ضَيْفِىٓۖ أَلَيْسَ مِنكُمْ رَجُلٌ رَّشِيدٌ wa jā`ahụ qaumuhụ yuhra'ụna ilaīh, wa ming qablu kānụ ya'malụnas-sayyi`āt, qāla yā qaumi hā`ulā`i banatī hunna aṭ-haru lakum fattaqullāha wa lā tukhzụni fī ḍaifī, a laisa mingkum rajulur rasyīd [78] Dan kaumnya segera datang kepadanya. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan keji. Lut berkata, “Wahai kaumku! Inilah putri-putri negeriku mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan namaku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu orang yang pandai?” قَالُواْ لَقَدْ عَلِمْتَ مَا لَنَا فِى بَنَاتِكَ مِنْ حَقٍّ وَإِنَّكَ لَتَعْلَمُ مَا نُرِيدُ qālụ laqad 'alimta mā lanā fī banātika min ḥaqq, wa innaka lata'lamu mā nurīd [79] Mereka menjawab, “Sesungguhnya eng-kau pasti tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan syahwat terhadap putri-putrimu; dan engkau tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki.” قَالَ لَوْ أَنَّ لِى بِكُمْ قُوَّةً أَوْ ءَاوِىٓ إِلَىٰ رُكْنٍ شَدِيدٍ qāla lau anna lī bikum quwwatan au āwī ilā ruknin syadīd [80] Dia Lut berkata, “Sekiranya aku mempunyai kekuatan untuk menolakmu atau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat tentu aku lakukan.” قَالُواْ يَـٰلُوطُ إِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَن يَصِلُوٓاْ إِلَيْكَۖ فَأَسْرِ بِأَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِّنَ ٱلَّيْلِ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنكُمْ أَحَدٌ إِلَّا ٱمْرَأَتَكَۖ إِنَّهُۥ مُصِيبُهَا مَآ أَصَابَهُمْۚ إِنَّ مَوْعِدَهُمُ ٱلصُّبْحُۚ أَلَيْسَ ٱلصُّبْحُ بِقَرِيبٍ qālụ yā lụṭu innā rusulu rabbika lay yaṣilū ilaika fa asri bi`ahlika biqiṭ'im minal-laili wa lā yaltafit mingkum aḥadun illamra`atak, innahụ muṣībuhā mā aṣābahum, inna mau'idahumuṣ-ṣub-h, a laisaṣ-ṣub-ḥu biqarīb [81] Mereka para malaikat berkata, “Wahai Lut! Sesungguhnya kami adalah para utusan Tuhanmu, mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah beserta keluargamu pada akhir malam dan jangan ada seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia juga akan ditimpa siksaan yang menimpa mereka. Sesungguhnya saat terjadinya siksaan bagi mereka itu pada waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?” فَلَمَّا جَآءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَـٰلِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِّن سِجِّيلٍ مَّنضُودٍ fa lammā jā`a amrunā ja'alnā 'āliyahā sāfilahā wa amṭarnā 'alaihā ḥijāratam min sijjīlim manḍụd [82] Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkannya negeri kaum Lut, dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar, مُّسَوَّمَةً عِندَ رَبِّكَۖ وَمَا هِىَ مِنَ ٱلظَّـٰلِمِينَ بِبَعِيدٍ musawwamatan 'inda rabbik, wa mā hiya minaẓ-ẓālimīna biba'īd [83] yang diberi tanda oleh Tuhanmu. Dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang yang zalim. ۞ وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًاۚ قَالَ يَـٰقَوْمِ ٱعْبُدُواْ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـٰهٍ غَيْرُهُۥۖ وَلَا تَنقُصُواْ ٱلْمِكْيَالَ وَٱلْمِيزَانَۚ إِنِّىٓ أَرَٮٰكُم بِخَيْرٍ وَإِنِّىٓ أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ مُّحِيطٍ wa ilā madyana akhāhum syu'aibā, qāla yā qaumi'budullāha mā lakum min ilāhin gairuh, wa lā tangquṣul-mikyāla wal-mīzāna innī arākum bikhairiw wa innī akhāfu 'alaikum 'ażāba yaumim muḥīṭ [84] Dan kepada penduduk Madyan Kami utus saudara mereka, Syuaib. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan. Sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik makmur. Dan sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab pada hari yang membinasakan Kiamat. وَيَـٰقَوْمِ أَوْفُواْ ٱلْمِكْيَالَ وَٱلْمِيزَانَ بِٱلْقِسْطِۖ وَلَا تَبْخَسُواْ ٱلنَّاسَ أَشْيَآءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْاْ فِى ٱلْأَرْضِ مُفْسِدِينَ wa yā qaumi auful-mikyāla wal-mīzāna bil-qisṭi wa lā tabkhasun-nāsa asy-yā`ahum wa lā ta'ṡau fil-arḍi mufsidīn [85] Dan wahai kaumku! Penuhilah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan jangan kamu membuat kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan. بَقِيَّتُ ٱللَّهِ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَۚ وَمَآ أَنَا۟ عَلَيْكُم بِحَفِيظٍ baqiyyatullāhi khairul lakum ing kuntum mu`minīn, wa mā ana 'alaikum biḥafīẓ [86] Sisa yang halal dari Allah adalah lebih baik bagimu jika kamu orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu.” قَالُواْ يَـٰشُعَيْبُ أَصَلَوٲتُكَ تَأْمُرُكَ أَن نَّتْرُكَ مَا يَعْبُدُ ءَابَآؤُنَآ أَوْ أَن نَّفْعَلَ فِىٓ أَمْوَٲلِنَا مَا نَشَـٰٓؤُاْۖ إِنَّكَ لَأَنتَ ٱلْحَلِيمُ ٱلرَّشِيدُ qālụ yā syu'aibu a ṣalātuka ta`muruka an natruka mā ya'budu ābā`unā au an naf'ala fī amwālinā mā nasyā`, innaka la`antal-ḥalīmur-rasyīd [87] Mereka berkata, “Wahai Syuaib! Apakah agamamu yang menyuruhmu agar kami meninggalkan apa yang disembah nenek moyang kami atau melarang kami mengelola harta kami menurut cara yang kami kehendaki? Sesungguhnya engkau benar-benar orang yang sangat penyantun dan pandai.” قَالَ يَـٰقَوْمِ أَرَءَيْتُمْ إِن كُنتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّى وَرَزَقَنِى مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًاۚ وَمَآ أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ إِلَىٰ مَآ أَنْهَـٰكُمْ عَنْهُۚ إِنْ أُرِيدُ إِلَّا ٱلْإِصْلَـٰحَ مَا ٱسْتَطَعْتُۚ وَمَا تَوْفِيقِىٓ إِلَّا بِٱللَّهِۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ qāla yā qaumi a ra`aitum ing kuntu 'alā bayyinatim mir rabbī wa razaqanī min-hu rizqan ḥasanaw wa mā urīdu an ukhālifakum ilā mā an-hākum 'an-h, in urīdu illal-iṣlāḥa mastaṭa't, wa mā taufīqī illā billāh, 'alaihi tawakkaltu wa ilaihi unīb [88] Dia Syuaib berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik pantaskah aku menyalahi perintah-Nya? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud mendatangkan perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya pula aku kembali. وَيَـٰقَوْمِ لَا يَجْرِمَنَّكُمْ شِقَاقِىٓ أَن يُصِيبَكُم مِّثْلُ مَآ أَصَابَ قَوْمَ نُوحٍ أَوْ قَوْمَ هُودٍ أَوْ قَوْمَ صَـٰلِحٍۚ وَمَا قَوْمُ لُوطٍ مِّنكُم بِبَعِيدٍ wa yā qaumi lā yajrimannakum syiqāqī ay yuṣībakum miṡlu mā aṣāba qauma nụḥin au qauma hụdin au qauma ṣāliḥ, wa mā qaumu lụṭim mingkum biba'īd [89] Dan wahai kaumku! Janganlah pertentangan antara aku dengan kamu menyebabkan kamu berbuat dosa, sehingga kamu ditimpa siksaan seperti yang menimpa kaum Nuh, kaum Hud atau kaum Saleh, sedang kaum Lut tidak jauh dari kamu. وَٱسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوٓاْ إِلَيْهِۚ إِنَّ رَبِّى رَحِيمٌ وَدُودٌ wastagfirụ rabbakum ṡumma tụbū ilaīh, inna rabbī raḥīmuw wadụd [90] Dan mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sungguh, Tuhanku Maha Penyayang, Maha Pengasih.” قَالُواْ يَـٰشُعَيْبُ مَا نَفْقَهُ كَثِيرًا مِّمَّا تَقُولُ وَإِنَّا لَنَرَٮٰكَ فِينَا ضَعِيفًاۖ وَلَوْلَا رَهْطُكَ لَرَجَمْنَـٰكَۖ وَمَآ أَنتَ عَلَيْنَا بِعَزِيزٍ qālụ yā syu'aibu mā nafqahu kaṡīram mimmā taqụlu wa innā lanarāka fīnā ḍa'īfā, walau lā rahṭuka larajamnāka wa mā anta 'alainā bi'azīz [91] Mereka berkata, “Wahai Syuaib! Kami tidak banyak mengerti tentang apa yang engkau katakan itu, sedang kenyataannya kami memandang engkau seorang yang lemah di antara kami. Kalau tidak karena keluargamu, tentu kami telah merajam engkau, sedang engkau pun bukan seorang yang berpengaruh di lingkungan kami.” قَالَ يَـٰقَوْمِ أَرَهْطِىٓ أَعَزُّ عَلَيْكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَٱتَّخَذْتُمُوهُ وَرَآءَكُمْ ظِهْرِيًّاۖ إِنَّ رَبِّى بِمَا تَعْمَلُونَ مُحِيطٌ qāla yā qaumi a rahṭī a'azzu 'alaikum minallāh, wattakhażtumụhu warā`akum ẓihriyyā, inna rabbī bimā ta'malụna muḥīṭ [92] Dia Syuaib menjawab, “Wahai kaumku! Apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah, bahkan Dia kamu tempatkan di belakangmu diabaikan? Ketahuilah sesungguhnya pengetahuan Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan. وَيَـٰقَوْمِ ٱعْمَلُواْ عَلَىٰ مَكَانَتِكُمْ إِنِّى عَـٰمِلٌۖ سَوْفَ تَعْلَمُونَ مَن يَأْتِيهِ عَذَابٌ يُخْزِيهِ وَمَنْ هُوَ كَـٰذِبٌۖ وَٱرْتَقِبُوٓاْ إِنِّى مَعَكُمْ رَقِيبٌ wa yā qaumi'malụ 'alā makānatikum innī 'āmil, saufa ta'lamụna may ya`tīhi 'ażābuy yukhzīhi wa man huwa kāżib, wartaqibū innī ma'akum raqīb [93] Dan wahai kaumku! Berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya aku pun berbuat pula. Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakan dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah! Sesungguhnya aku bersamamu adalah orang yang menunggu.” وَلَمَّا جَآءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا شُعَيْبًا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ بِرَحْمَةٍ مِّنَّا وَأَخَذَتِ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ ٱلصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُواْ فِى دِيَـٰرِهِمْ جَـٰثِمِينَ wa lammā jā`a amrunā najjainā syu'aibaw wallażīna āmanụ ma'ahụ biraḥmatim minnā, wa akhażatillażīna ẓalamuṣ-ṣaiḥatu fa aṣbaḥụ fī diyārihim jāṡimīn [94] Maka ketika keputusan Kami datang, Kami selamatkan Syuaib dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami. Sedang orang yang zalim dibinasakan oleh suara yang mengguntur, sehingga mereka mati bergelimpangan di rumahnya, كَأَن لَّمْ يَغْنَوْاْ فِيهَآۗ أَلَا بُعْدًا لِّمَدْيَنَ كَمَا بَعِدَتْ ثَمُودُ ka`al lam yagnau fīhā, alā bu'dal limadyana kamā ba'idat ṡamụd [95] seolah-olah mereka belum pernah tinggal di tempat itu. Ingatlah, binasalah penduduk Madyan sebagaimana kaum samud juga telah binasa. وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَىٰ بِـَٔـايَـٰتِنَا وَسُلْطَـٰنٍ مُّبِينٍ wa laqad arsalnā mụsā bi`āyātinā wa sulṭānim mubīn [96] Dan sungguh, Kami telah mengutus Musa dengan tanda-tanda kekuasaan Kami dan bukti yang nyata, إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَمَلَإِيْهِۦ فَٱتَّبَعُوٓاْ أَمْرَ فِرْعَوْنَۖ وَمَآ أَمْرُ فِرْعَوْنَ بِرَشِيدٍ ilā fir'auna wa mala`ihī fattaba'ū amra fir'aụn, wa mā amru fir'auna birasyīd [97] Kepada Firaun dan para pemuka kaumnya, tetapi mereka mengikuti perintah Firaun, padahal perintah Firaun bukanlah perintah yang benar. يَقْدُمُ قَوْمَهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ فَأَوْرَدَهُمُ ٱلنَّارَۖ وَبِئْسَ ٱلْوِرْدُ ٱلْمَوْرُودُ yaqdumu qaumahụ yaumal-qiyāmati fa auradahumun-nār, wa bi`sal-wirdul-maurụd [98] Dia Firaun berjalan di depan kaumnya di hari Kiamat, lalu membawa mereka masuk ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang dimasuki. وَأُتْبِعُواْ فِى هَـٰذِهِۦ لَعْنَةً وَيَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِۚ بِئْسَ ٱلرِّفْدُ ٱلْمَرْفُودُ wa utbi'ụ fī hāżihī la'nataw wa yaumal-qiyāmah, bi`sar-rifdul-marfụd [99] Dan mereka diikuti dengan laknat di sini dunia dan begitu pula pada hari Kiamat. Laknat itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan. ذَٲلِكَ مِنْ أَنۢبَآءِ ٱلْقُرَىٰ نَقُصُّهُۥ عَلَيْكَۖ مِنْهَا قَآئِمٌ وَحَصِيدٌ żālika min ambā`il-qurā naquṣṣuhụ 'alaika min-hā qā`imuw wa ḥaṣīd [100] Itulah beberapa berita tentang negeri-negeri yang telah dibinasakan yang Kami ceritakan kepadamu Muhammad. Di antara negeri-negeri itu sebagian masih ada bekas-bekasnya dan ada pula yang telah musnah. وَمَا ظَلَمْنَـٰهُمْ وَلَـٰكِن ظَلَمُوٓاْ أَنفُسَهُمْۖ فَمَآ أَغْنَتْ عَنْهُمْ ءَالِهَتُهُمُ ٱلَّتِى يَدْعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ مِن شَىْءٍ لَّمَّا جَآءَ أَمْرُ رَبِّكَۖ وَمَا زَادُوهُمْ غَيْرَ تَتْبِيبٍ wa mā ẓalamnāhum wa lākin ẓalamū anfusahum fa mā agnat 'an-hum ālihatuhumullatī yad'ụna min dụnillāhi min syai`il lammā jā`a amru rabbik, wa mā zādụhum gaira tatbīb [101] Dan Kami tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri, karena itu tidak bermanfaat sedikit pun bagi mereka sesembahan yang mereka sembah selain Allah, ketika siksaan Tuhanmu datang. Sesembahan itu hanya menambah kebinasaan bagi mereka. وَكَذَٲلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَآ أَخَذَ ٱلْقُرَىٰ وَهِىَ ظَـٰلِمَةٌۚ إِنَّ أَخْذَهُۥٓ أَلِيمٌ شَدِيدٌ wa każālika akhżu rabbika iżā akhażal-qurā wa hiya ẓālimah, inna akhżahū alīmun syadīd [102] Dan begitulah siksa Tuhanmu apabila Dia menyiksa penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sungguh, siksa-Nya sangat pedih, sangat berat. إِنَّ فِى ذَٲلِكَ لَأَيَةً لِّمَنْ خَافَ عَذَابَ ٱلْأَخِرَةِۚ ذَٲلِكَ يَوْمٌ مَّجْمُوعٌ لَّهُ ٱلنَّاسُ وَذَٲلِكَ يَوْمٌ مَّشْهُودٌ inna fī żālika la`āyatal liman khāfa 'ażābal-ākhirah, żālika yaumum majmụ'ul lahun-nāsu wa żālika yaumum masy-hụd [103] Sesungguhnya pada yang demikian itu pasti terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat. Itulah hari ketika semua manusia dikumpulkan untuk dihisab, dan itulah hari yang disaksikan oleh semua makhluk. وَمَا نُؤَخِّرُهُۥٓ إِلَّا لِأَجَلٍ مَّعْدُودٍ wa mā nu`akhkhiruhū illā li`ajalim ma'dụd [104] Dan Kami tidak akan menunda, kecuali sampai waktu yang sudah ditentukan. يَوْمَ يَأْتِ لَا تَكَلَّمُ نَفْسٌ إِلَّا بِإِذْنِهِۦۚ فَمِنْهُمْ شَقِىٌّ وَسَعِيدٌ yauma ya`ti lā takallamu nafsun illā bi`iżnih, fa min-hum syaqiyyuw wa sa'īd [105] Ketika hari itu datang, tidak seorang pun yang berbicara, kecuali dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang sengsara dan ada yang berbahagia. فَأَمَّا ٱلَّذِينَ شَقُواْ فَفِى ٱلنَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ fa ammallażīna syaqụ fa fin-nāri lahum fīhā zafīruw wa syahīq [106] Maka adapun orang-orang yang sengsara, maka tempatnya di dalam neraka, di sana mereka mengeluarkan dan menarik nafas dengan merintih, خَـٰلِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ ٱلسَّمَـٰوَٲتُ وَٱلْأَرْضُ إِلَّا مَا شَآءَ رَبُّكَۚ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ khālidīna fīhā mā dāmatis-samāwātu wal-arḍu illā mā syā`a rabbuk, inna rabbaka fa''ālul limā yurīd [107] mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki yang lain. Sungguh, Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. ۞ وَأَمَّا ٱلَّذِينَ سُعِدُواْ فَفِى ٱلْجَنَّةِ خَـٰلِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ ٱلسَّمَـٰوَٲتُ وَٱلْأَرْضُ إِلَّا مَا شَآءَ رَبُّكَۖ عَطَآءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ wa ammallażīna su'idụ fa fil-jannati khālidīna fīhā mā dāmatis-samāwātu wal-arḍu illā mā syā`a rabbuk, 'aṭā`an gaira majżụż [108] Dan adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga; mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki yang lain; sebagai karunia yang tidak ada putus-putusnya. فَلَا تَكُ فِى مِرْيَةٍ مِّمَّا يَعْبُدُ هَـٰٓؤُلَآءِۚ مَا يَعْبُدُونَ إِلَّا كَمَا يَعْبُدُ ءَابَآؤُهُم مِّن قَبْلُۚ وَإِنَّا لَمُوَفُّوهُمْ نَصِيبَهُمْ غَيْرَ مَنقُوصٍ fa lā taku fī miryatim mimmā ya'budu hā`ulā`, mā ya'budụna illā kamā ya'budu ābā`uhum ming qabl, wa innā lamuwaffụhum naṣībahum gaira mangqụṣ [109] Maka janganlah engkau Muhammad ragu-ragu tentang apa yang mereka sembah. Mereka menyembah sebagaimana nenek moyang mereka dahulu menyembah. Kami pasti akan menyempurnakan pembalasan terhadap mereka tanpa dikurangi sedikit pun. وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا مُوسَى ٱلْكِتَـٰبَ فَٱخْتُلِفَ فِيهِۚ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِن رَّبِّكَ لَقُضِىَ بَيْنَهُمْۚ وَإِنَّهُمْ لَفِى شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيبٍ wa laqad ātainā mụsal-kitāba fakhtulifa fīh, walau lā kalimatun sabaqat mir rabbika laquḍiya bainahum, wa innahum lafī syakkim min-hu murīb [110] Dan sungguh, Kami telah memberikan Kitab Taurat kepada Musa, lalu diperselisihkannya. Dan kalau tidak ada ketetapan yang terdahulu dari Tuhanmu, niscaya telah dilaksanakan hukuman di antara mereka. Sungguh, mereka orang kafir Mekah benar-benar dalam kebimbangan dan keraguan terhadapnya Al-Qur'an. وَإِنَّ كُلاًّ لَّمَّا لَيُوَفِّيَنَّهُمْ رَبُّكَ أَعْمَـٰلَهُمْۚ إِنَّهُۥ بِمَا يَعْمَلُونَ خَبِيرٌ wa inna kullal lammā layuwaffiyannahum rabbuka a'mālahum, innahụ bimā ya'malụna khabīr [111] Dan sesungguhnya kepada masing-masing yang berselisih itu pasti Tuhanmu akan memberi balasan secara penuh atas perbuatan mereka. Sungguh, Dia Mahateliti terhadap apa yang mereka kerjakan. فَٱسْتَقِمْ كَمَآ أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْاْۚ إِنَّهُۥ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ fastaqim kamā umirta wa man tāba ma'aka wa lā taṭgau, innahụ bimā ta'malụna baṣīr [112] Maka tetaplah engkau Muhammad di jalan yang benar, sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan juga orang yang bertobat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. وَلَا تَرْكَنُوٓاْ إِلَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ فَتَمَسَّكُمُ ٱلنَّارُ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ مِنْ أَوْلِيَآءَ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ wa lā tarkanū ilallażīna ẓalamụ fa tamassakumun-nāru wa mā lakum min dụnillāhi min auliyā`a ṡumma lā tunṣarụn [113] Dan janganlah kamu cenderung kepada orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, sedangkan kamu tidak mempunyai seorang penolong pun selain Allah, sehingga kamu tidak akan diberi pertolongan. وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٲةَ طَرَفَىِ ٱلنَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ ٱلَّيْلِۚ إِنَّ ٱلْحَسَنَـٰتِ يُذْهِبْنَ ٱلسَّيِّـَٔـاتِۚ ذَٲلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّٲكِرِينَ wa aqimiṣ-ṣalāta ṭarafayin-nahāri wa zulafam minal-laīl, innal-ḥasanāti yuż-hibnas-sayyi`āt, żālika żikrā liż-żākirīn [114] Dan laksanakanlah salat pada kedua ujung siang pagi dan petang dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat Allah. وَٱصْبِرْ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ ٱلْمُحْسِنِينَ waṣbir fa innallāha lā yuḍī'u ajral-muḥsinīn [115] Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan. فَلَوْلَا كَانَ مِنَ ٱلْقُرُونِ مِن قَبْلِكُمْ أُوْلُواْ بَقِيَّةٍ يَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْفَسَادِ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا قَلِيلاً مِّمَّنْ أَنجَيْنَا مِنْهُمْۗ وَٱتَّبَعَ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ مَآ أُتْرِفُواْ فِيهِ وَكَانُواْ مُجْرِمِينَ falau lā kāna minal-qurụni ming qablikum ulụ baqiyyatiy yan-hauna 'anil-fasādi fil-arḍi illā qalīlam mim man anjainā min-hum, wattaba'allażīna ẓalamụ mā utrifụ fīhi wa kānụ mujrimīn [116] Maka mengapa tidak ada di antara umat-umat sebelum kamu orang yang mempunyai keutamaan yang melarang berbuat kerusakan di bumi, kecuali sebagian kecil di antara orang yang telah Kami selamatkan. Dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan dan kemewahan. Dan mereka adalah orang-orang yang berdosa. وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ ٱلْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ wa mā kāna rabbuka liyuhlikal-qurā biẓulmiw wa ahluhā muṣliḥụn [117] Dan Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, selama penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. وَلَوْ شَآءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ ٱلنَّاسَ أُمَّةً وَٲحِدَةًۖ وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ walau syā`a rabbuka laja'alan-nāsa ummataw wāḥidataw wa lā yazālụna mukhtalifīn [118] Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia jadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, إِلَّا مَن رَّحِمَ رَبُّكَۚ وَلِذَٲلِكَ خَلَقَهُمْۗ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ ٱلْجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ أَجْمَعِينَ illā mar raḥima rabbuk, wa liżālika khalaqahum, wa tammat kalimatu rabbika la`amla`anna jahannama minal-jinnati wan-nāsi ajma'īn [119] kecuali orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat keputusan Tuhanmu telah tetap, “Aku pasti akan memenuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia yang durhaka semuanya.” وَكُلاًّ نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنۢبَآءِ ٱلرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِۦ فُؤَادَكَۚ وَجَآءَكَ فِى هَـٰذِهِ ٱلْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ wa kullan naquṣṣu 'alaika min ambā`ir-rusuli mā nuṡabbitu bihī fu`ādaka wa jā`aka fī hāżihil-ḥaqqu wa mau'iẓatuw wa żikrā lil-mu`minīn [120] Dan semua kisah rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu Muhammad, agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu; dan di dalamnya telah diberikan kepadamu segala kebenaran, nasihat dan peringatan bagi orang yang beriman. وَقُل لِّلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ ٱعْمَلُواْ عَلَىٰ مَكَانَتِكُمْ إِنَّا عَـٰمِلُونَ wa qul lillażīna lā yu`minụna'malụ 'alā makānatikum, innā 'āmilụn [121] Dan katakanlah Muhammad kepada orang yang tidak beriman, “Berbuatlah menurut kedudukanmu; kami pun benar-benar akan berbuat, وَٱنتَظِرُوٓاْ إِنَّا مُنتَظِرُونَ wantaẓirụ, innā muntaẓirụn [122] dan tunggulah, sesungguhnya kami pun termasuk yang menunggu.” وَلِلَّهِ غَيْبُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلْأَرْضِ وَإِلَيْهِ يُرْجَعُ ٱلْأَمْرُ كُلُّهُۥ فَٱعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَـٰفِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ wa lillāhi gaibus-samāwāti wal-arḍi wa ilaihi yurja'ul-amru kulluhụ fa'bud-hu wa tawakkal 'alaīh, wa mā rabbuka bigāfilin 'ammā ta'malụn [123] Dan milik Allah meliputi rahasia langit dan bumi dan kepada-Nya segala urusan dikembalikan. Maka sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya. Dan Tuhanmu tidak akan lengah terhadap apa yang kamu kerjakan. Your browser does not support the audio tag.
ArabLatin: Fa lammā jā`a amrunā ja'alnā 'āliyahā sāfilahā wa amṭarnā 'alaihā ḥijāratam min sijjīlim manḍụd. Artinya: Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, « Hud 81 Hud 83 » GRATIS!
وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ طَرَفَىِ ٱلنَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ ٱلَّيْلِ ۚ إِنَّ ٱلْحَسَنَٰتِ يُذْهِبْنَ ٱلسَّيِّـَٔاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّٰكِرِينَ Arab-Latin Wa aqimiṣ-ṣalāta ṭarafayin-nahāri wa zulafam minal-laīl, innal-ḥasanāti yuż-hibnas-sayyi`āt, żālika żikrā liż-żākirīnArtinya Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang pagi dan petang dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. Hud 113 ✵ Hud 115 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangTafsir Menarik Tentang Surat Hud Ayat 114 Paragraf di atas merupakan Surat Hud Ayat 114 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi tafsir menarik dari ayat ini. Terdapat variasi penjabaran dari beragam mufassirun terkait kandungan surat Hud ayat 114, di antaranya sebagaimana berikut📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaDan kerjakanlah shalat wahai Nabi, dengan cara sebaik-baiknya pada dua tepi siang, yaitu pagi dan sore hari, dan pada saat-saat malam hari, Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik akan menghapuskan dosa-dosa yang terdahulu dan menghilangkan pengaruh buruknya. Dan adanya perintah untuk mendirikan shalat dan penjelasan perbuatan-perbuatan baik akan melenyapkan perbuatan-perbuatan buruk memuat satu nasihat bagi orang yang mau mengambil pelajaran dan memikirkanya📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram114. Dan dirikanlah salat -wahai Rasul- dengan sebaik-baiknya di dua ujung siang, yaitu pagi dan petang hari. Dan dirikanlah salat di saat-saat tertentu di malam hari. Sesungguhnya amal perbuatan yang baik dapat menghapuskan dosa-dosa kecil. Hal tersebut merupakan nasihat bagi orang-orang yang mau menerima nasihat dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah114. Dan selalu dirikanlah shalat, kerjakanlah pada pagi dan petang hari, yaitu shalat subuh, dhuhur, dan ashar; dan kerjakanlah pada waktu malam untuk mendekatkan diri kepada Allah, yaitu shalat maghrib, isya’, dan shalat malam. Sesungguhnya dengan shalat dan seluruh amal kebaikan lainnya Allah menghapus kesalahan-kesalahan. Demikianlah pelajaran bagi orang-orang yang senantiasa mengambil pelajaran dan mendapat manfaat dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah114. وَأَقِمِ الصَّلَوٰةَ طَرَفَىِ النَّهَارِ Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang Yaitu shalat subuh dan ashar. Namun pendapat lain mengatakan, yakni shalat subuh dan maghrib. وَزُلَفًا مِّنَ الَّيْلِ ۚ dan pada bahagian permulaan daripada malam Yakni waktu shalat di malam hari. Atau yang dimaksud adalah shalat Isya’. إِنَّ الْحَسَنٰتِ Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu Dan diantaranya serta yang menjadi tiangnya adalah shalat. يُذْهِبْنَ السَّيِّـَٔاتِ ۚ menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan yang buruk Perbuatan buruk secara umum. Pendapat lain mengatakan yakni menghapus dosa-dosa kecil saja, ia menghapusnya sampai seakan-akan tidak pernah dilakukan. ذٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذّٰكِرِينَ Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat Yakni menjadi pelajaran bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah114. Dirikanlah shalat di waktu pagi dan siang, pagi dan sore, maksudnya adalah shalat subuh, ashar, dan zhuhur. Dan di sepanjang waktu malam secara mutlak, yaitu mencakup shalat maghrib dan isya’. Sesungguhnya mengerjakan kebaikan, salah satunya yaitu shalat lima waktu itu bisa menghilangkan atau melebur dosa-dosa kecil. Adapun dosa besar maka harus dilebur dengan bertaubat. Sebagian kalian melihat bahwa umumnya keburukan itu bisa dilebur dengan kebaikan. Hukum tersebut merupakan pelajaran bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahDirikanlah shalat pada kedua ujung hari} permulaan dan akhir siang {dan pada bagian-bagian} waktu-waktu {malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik menghapus haal-hal buruk. Itu adalah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat} pelajaran bagi orang yang mau mengambil pelajaranMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H114 Allah memerintahkan untuk mendirikan shalat secara sempurna, ”pada kedua tepi siang pagi dan petang” yakni diawal dan diakhirnya, termasuk dalam hal ini shalat shubuh, zhuhur dan ashar. ”dan pada bagian permulaan dari malam” termasuk didalamnya shalat maghrib dan isya, dan itu juga mencakup shalat malam karena ia termasuk yang mendekatkan seorang hamba kepada Allah. ”sesungguhnya perbuatan perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa perbuatan perbuatan yang buruk” maksudnya, shalat lima waktu ini dan shalat shalat sunnah yang mengikutinya adalah termasuk kebaikan yang paling besar, di samping ia adalah kebaikan yang mendekatkan kepada Allah dan mengundang pahala Allah, ia juga menghapus keburukan dan menghilangkannya, yang dimaksud dengan itu adalah dosa dosa kecil sebagaimana hadits hadits shahih dari Nabi membatasinya demikian. Seperti sabda nabi, ”shalat lima waktu, shalat jum’at ke jum’at berikutnya Ramadhan ke ramadhan berikutnya adalah pelebur dosa yang terletak diantaranya, selama dosa dosa besar dijauhi” Bahkan seperti yang dikhusukan dalam surat An-Nisaa yaitu firman Allah ta'ala "jika kamu menjauhi dosa besar yang kalian dilarang darinya, kami akan hapus dosa-dosa mu dan kami masukan kamu ke tempat yang mulia" “itulah” bisa jadi isyaratnya kembali kepada semua yang disebutkan berupa istiqamah diatas jalan yang lurus, tidak melanggar dan melampaui batasnya, tidak rukun kepada orang orang zhalim, perintah menegakan shalat dan penjelasan bahwa kebaikan itu melenyapkan keburukan, semua itu adalah “peringatan bagi orang orang yang ingat” mereka memahami apa yang diperintahkan dan dilarang oleh Allah dengannya, dan menaati perintah yang baik itu yang membuahkan kebaikan yang menangkal keburukan dan kejahatan.📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid NabawiMakna kata وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ wa aqimish shalaah laksanakanlah shalat-shalat wajib. طَرَفَيِ ٱلنَّهَارِ tharafayinnahaari subuh pada awal yang pertama, kemudian zhuhur, ashar pada bagian kedua. وَزُلَفٗا مِّنَ ٱلَّيۡلِۚ wa zulafam minal lail jam-jam malam, yaitu shalat maghrib dan isya. إِنَّ ٱلۡحَسَنَٰتِ يُذۡهِبۡنَ ٱلسَّئَِّاتِۚ innal hasanaati yudzhibnas sayyiaat pahala dari shalat lima waktu dapat menghapuskan dosa-dosa kecil yang terjadi di antara waktu shalat tersebut. ذَٰلِكَ ذِكۡرَىٰ لِلذَّٰكِرِينَ dzaalika dzikraa lidz dzaakiriin yang telah disebutkan dalam firman-Nya وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ “Tegakkanlah shalat.” Pelajaran bagi orang yang mau mengambil pelajaran. Makna ayat Ayat ini masih menceritakan arahan untuk Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dan orang-orang beriman, serta petunjuk bagi mereka menuju kesempurnaan dan kebahagiaan. Allah ta’ala berfirman وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ طَرَفَيِ ٱلنَّهَارِ وَزُلَفٗا مِّنَ ٱلَّيۡلِۚ Dirikanlah shalat di waktu yang lima ini yaitu Subuh, Zhuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. Tunaikanlah shalat dengan sempurna, sehingga ia menjadi kebaikan yang Allah akan menghapus dengannya keburukan. Firman-Nya ذَٰلِكَ perkara yang diperintahkan serta konsekuensinya, ذِكۡرَىٰ pelajaran لِلذَّٰكِرِينَ bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran. Pelajaran dari ayat • Penjelasan waktu-waktu shalat. Dua penghujung siang pagi, yaitu shalat Subuh, serta petang, yaitu shalat Zhuhur dan Ashar, dan permulaan malam yaitu shalat Maghrib dan Isya. • Pernjelasan ketentuan Allah ta’ala bahwa kebaikan menghapus keburukan, dan dalam hadits, “الصَّلَاةُ إِلىَ الصَّلاَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهَا مَا لَمْ تَغْشَ الكَبَائِرَ” “ Sholat ke sholat yang lain adalah penghapus dosa di antara keduanya.”📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Hud ayat 114 Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu 'anhu, bahwa ada seorang laki-laki yang mencium seorang wanita, lalu laki-laki itu datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan menceritakan hal itu, maka turunlah kepada Beliau ayat, “Dan dirikanlah shalat pada kedua ujung siang pagi dan petang dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat Allah.” Laki-laki itu berkata, “Apakah ayat ini untukku?” Beliau bersabda, “Untuk orang yang melakukan demikian di kalangan umatku.” Dalam riwayat Muslim dan para pemilik kitab sunan dari Ibnu Mas’ud disebutkan, “Ada seorang laki-laki yang datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya mendapatkan seorang wanita di kebun, lalu aku berbuat segala sesuatu dengannya, hanyasaja aku tidak menjima’inya; aku mencium dan memeluknya. Oleh karena itu, lakukanlah terhadapku apa yang engkau kehendaki…dst.” Yakni shalat Subuh, Zhuhur dan Ashar. Yaitu Maghrib dan Isya. Termasuk ke dalamnya shalat malam, karena ia dapat mendekatkan diri kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala berdasarkan lafaz “wa zulafam minal lail.” Seperti shalat yang lima waktu dan shalat-shalat sunat. Yakni dosa-dosa kecil, hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ » . “Shalat yang lima waktu, shalat Jum’at yang satu ke shalat Jum’at berikutnya, dan Ramadhan yang satu ke Ramadhan berikutnya mengapuskan dosa-dosa antara keduanya apabila ia menjauhi dosa-dosa besar.” HR. Muslim Kata “itu” di sini bisa tertuju kepada perintah-perintah sebelumnya, yaitu tetap istiqmah di atas jalan yang lurus, tidak melampaui batas, tidak cenderung kepada orang-orang zalim, mendirikan shalat dan penjelasan bahwa kebaikan-kebaikan dapat menghapuskan kesalahan-kesalahan. Dengannya mereka dapat memahami perintah dan larangan Allah, dan mereka bisa mengerjakan perbuatan-perbuatan baik yang membuahkan kebaikan dan menghindarkan keburukan. Akan tetapi, perbuatan tersebut butuh usaha keras dari dalam diri manusia dan kesabaran, oleh karenanya pada ayat selanjutnya Allah memerintahkan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Hud Ayat 114Setelah diperintahkan untuk istikamah dalam melaksanakan ajaran agama dan memiliki pendirian teguh, maka ayat berikut ini diperintahkan melaksanakan salat serta beramal saleh, karena amaliah tersebut dapat menghapus dosa-dosa kecil, sebagaimana firman-Nya dan laksanakanlah salat dengan teratur dan benar sesuai dengan ketentuan agama, baik syarat, rukun, dan sunah-sunahnya pada kedua ujung siang, yakni pagi dan petang atau salat subuh, zuhur dan asar dan pada bagian permulaan malam yaitu salat magrib, isya, dan salat sunah seperti tahajud dan witir. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu seperti salat sebagaimana disebutkan di atas, zakat, sedekah, zikir, istigfar, dan amal ibadah lainnya dapat menghapus kesalahan-kesalahan dan dosadosa kecil yang telah dilakukan, lantaran perbuatan itu tidak mudah dihindari. Adapun dosa besar, harus disertai dengan tobat yang tulus. Itulah peringatan yang sangat bermanfaat bagi orang-orang yang siap menerimanya dan selalu mengingat Allah. Dan selain mengerjakan salat, juga bersabarlah dalam menghadapi cobaan dan kesulitan ketika melaksanakan perintah Allah, karena tanpa kesabaran, amal ibadah terasa berat, terutama dalam hal beristikamah. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan sedikit pun pahala yang diberikan kepada orang yang berbuat kebaikan. Perintah bersabar pada ayat ini mencakup bersabar dalam melaksanakan perintah Allah, dan bersabar dalam menghindari perbuatan maksiat maupun bersabar dalam menghadapi ujian atau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Itulah pelbagai penafsiran dari banyak ulama tafsir terhadap makna dan arti surat Hud ayat 114 arab-latin dan artinya, moga-moga membawa faidah untuk kita. Sokong usaha kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan Halaman Paling Banyak Dilihat Nikmati ratusan topik yang paling banyak dilihat, seperti surat/ayat Al-Baqarah 286, Al-Ma’idah 2, Al-Isra 23, Al-Hujurat 12, Asy-Syams, Al-Baqarah 83. Serta Az-Zalzalah, At-Takatsur, Al-Mujadalah 11, Ali Imran, An-Nur 2, Yunus 40-41. Al-Baqarah 286Al-Ma’idah 2Al-Isra 23Al-Hujurat 12Asy-SyamsAl-Baqarah 83Az-ZalzalahAt-TakatsurAl-Mujadalah 11Ali ImranAn-Nur 2Yunus 40-41 Pencarian al araf latin, ar rahman ayat 14, wala tansa nasibaka minaddunya, surat at tahrim ayat 6 latin, innamal khomru wal maisiru Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
. v6bqtancqy.pages.dev/518v6bqtancqy.pages.dev/446v6bqtancqy.pages.dev/361v6bqtancqy.pages.dev/464v6bqtancqy.pages.dev/895v6bqtancqy.pages.dev/697v6bqtancqy.pages.dev/737v6bqtancqy.pages.dev/580v6bqtancqy.pages.dev/968v6bqtancqy.pages.dev/203v6bqtancqy.pages.dev/549v6bqtancqy.pages.dev/724v6bqtancqy.pages.dev/828v6bqtancqy.pages.dev/521v6bqtancqy.pages.dev/277
surat al hud latin